"Hahaha ... Hahaha ... Hahaha ...," tawa gadis kecil selalu meramaikan dan menghiasi rumah besar milik keluarga Gheyzar, Youra Ae-riyanisa Gheyzar. Putri dari pasangan Darren Gheyzar dan Ae-ri.
Sayangnya Youra sudah menjadi piatu sejak lahir karena sang ibu harus mempertaruhkan nyawanya saat melahirkan dirinya. Hingga usia 4 Tahun sang ayah- Darren Gheyzar masih belum menikah lagi, dia tidak ingin mengkhianati cintanya seakan ikut terkubur bersama mendiang istrinya.
"Hahaha ... Uhuk! Uhuk! Uhuk!” Berlari sambil tertawa karena main kejar-kejaran dengan sang ayah berakhir batuk disertai nafasnya yang tersenggal. Membuat Darren dan Widi-Sang Nenek panik.
"YOURA!!!” teriak keduanya sembari berlari menghampiri dan menepuk pelan punggung dan d**a gadis kecil itu.
Batuk berkepanjangan membuat Youra sesak, asmanya kumat.
"Inhaler, bawakan inhaler-nya Youra, CEPAT!" titah Darren pada asisten rumahtangganya, sembari menggendong Youra membawanya ke sofa dan mendudukan putri kecilnya itu di sana.
"Cepat ...," desak Widi pada asistent rumahtangganya yang sedang mengambil alat tersebut.
Setelah dapat dia langsung memberikannya pada sang majikan. Darren pun langsung memberikannya pada Youra.
"Nafas, Sayang. Hirup, ya ... Seperti itu," ucap Darren memberi komando pada sang putri yang sebenarnya Youra sendiri sudah sangat paham bagaimana dia memakai alat itu karena sudah lama gadis mungil berwajah Oriental Korea itu memakainya, penyakit asma yang diturunkan oleh sang ibu membuatnya tidak bisa lepas dari alat itu.
"Kamu sih, sudah Omah bilang jangan lari-larian," ucap Widi, mengomel.
"Ma, orang lagi sakit malah diomelin," protes Darren.
"Bukan salah Youra, aku yang ajak dia bercanda tadi," tambahnya membela sang putri.
"Kamu juga, sudah tahu anaknya gak bisa capek, malah di ajak kejar-kejaran," timpal Widi, memarahi Darren.
Karena sudah biasa mendengar ocehan, omelan dari wanita paruh baya itu, Darren dan Youra malah memasang mimik seakan mengejek satu sama lain karena kena marah.
"Dasar kalian berdua ini! Anak sama Ayah sama aja," cicit Widi saat melihat reaksi putra dan cucunya.
Kepanikan beberapa menit yang lalu seakan sirna seiring nafas Youra yang kembali normal.
***
"Sudah ya, Papa berangkat kerja dulu. Kamu istirahat, jangan main yang buat kamu capek, okay anak cantik?” pamit Darren.
"Iya, Papa. Selamat bekerja, semangat ya."
Sejenak Darren melamun, kalimat yang Youra lontarkan sama seperti mendiang istrinya ucapkan dulu ketika mereka baru saja menikah.
"Iya, Suamiku sayang, Selamat bekerja, semangat!" ucap Ae-ri sambil mengepal dan mengangkat kedua tangannya ke atas.
Lamunan Darren menguap ketika putrinya menarik ujung jas yang dia pakai.
Darren langsung menggendong Youra, kemudian gadis kecil itu memberikan kecupan di pipi sang ayah. Darren memeluk erat Youra. Hal itu tidak luput dari perhatian Widi. Harinya terharu melihat hampir setiap hari seperti itu, meski sudah hampir lima tahun Ae-ri meninggal dan mereka pindah rumah karena ingin melupakan kenangan bersama wanita Korea itu tapi nyatanya bayangan Ae-ri selalu mengikuti berupa wujud Youra, membuat Darren tidak ingin menikah lagi meski Widi sudah berusaha menjodohkan dengan putri teman sosialitanya.
Widi menghela napas panjang kemudian dia kembali masuk ke dalam melanjutkan sarapannya.
"Daaa ... Hati-hati di jalan."
Suara nyaring Youra dan desiran suara mesin mobil yang melaju menutup pagi mereka.
Keluarga Gheyzar baru saja pindah rumah, jauh dari rumah mereka yang lama, jauh dari makan Ae-ri. Keputusan Darren setelah 4 Tahun kematian sang istri. Pindah kerja bersamaan dengan ajaran baru masuknya Youra di sekolah TK.
"Youra, cepat habiskan sarapan kamu, setelah itu kita coba seragam sekolah kamu ya, besok kan mulai masuk sekolah," ucap Widi.
Dibantu pengasuhnya, Youra menghabiskan sarapannya.
***
Ini adalah hari pertama Darren mengajar, menjadi Dosen memang sudah dia lakukan sebelum membuka perusahaan kecilnya. Mengajar mata kuliah Design Interior sudah Darren jalani lima tahun ini dan perusahaannya baru berjalan dua tahun kebelakangan tapi berkembang cukup pesat karena banyak kliennya yang membutuhkan jasanya untuk mendesign bagian dalam gedung kantor atau rumah mereka. Jasa konsultasi bersama Darren juga tergolong murah karena hasilnya maksimal. Pria berdarah Eropa dan Indonesia itu memiliki skill Design yang mumpuni.
"Selamat pagi, Semuanya. Perkenalkan saya adalah Dosen baru kalian. Menggantikan Dosen Risa yang resign." Awal masuk, Darren memperkenalkan dirinya.
"Nama saya Darren Gheyzar, saya single parent, putri saya satu berusia 4 Tahun," lanjut Darren memperkenalkan dirinya.
Saat Darren secara terang-terangan mengatakan kalau dia duda anak satu, beberapa mahasiswi langsung berbisik. Darren yakin mereka berbisik membahas statusnya yang duda.
"Kalau ada pertanyaan bisa langsung ke saya, jangan tanya ke kanan kiri kalian," sindir Darren, tegas.
Sontak semuanya langsung terdiam.
"Pak, boleh tanya?" Seorang mahasiswi mengangkat tangan dan bertanya.
"Iya, silahkan. Siapa nama kamu?"
"Saya Tiara, Pak. Saya mau tanya nomer WA Bapak berapa?"
"Uuuhhh ...," sorak semua mahasiswa di kelas tersebut ketika mendengar pertanyaan Tiara.
Yang di soraki mengangkat kedua pundak dan tangannya, dia heran kenapa teman-temannya menyorakinya.
"Kenapa sih? Gak boleh tanya nomer WA Dosen sendiri? Kan kalau nanti ada tugas atau sesuatu soal pelajaran bisa chat," kelit Tiara dengan pipi merona.
Darren menghela napas pendek. Kemudian dia berbalik menghadap papan tulis. Menulis dengan jelas nomer ponselnya.
"Chat saya di hari dan jam kerja," ucapnya, tegas.
"Kenapa? Kenapa harus hari dan jam kerja? Kalau kita lagi ada tugas kelompok di weekend dan butuh info Bapak bagaimana?” Salah satu mahasiswi bertanya.
"Pernah kalian mengerjakan tugas di hari weekend? Saya ragukan itu!" balas Darren.
Kembali mereka bersorak, menertawakan mahasiswi tersebut. Sangat jarang anak kuliahan mengerjakan tugas pada hari libur, mereka biasa mengerjakan tugas saat di kelas itu juga ketika ada Mata Kuliahnya hari itu. Selebihnya merek hanya bersenang-senang nongkrong di cafe atau mall.
"Baiklah, kalau tidak ada lagi pertanyaan, kita mulai pelajaran hari ini."