Sebuah Rencana.

1170 Kata
“Jadi selama ini kamu adalah Zahwa? Atau Alexa?” tukas Darren, menatap bingung dan terkejut pada Alexa. “A-aku bisa jelaskan, ini nggak seperti yang kamu kira–” “Tolong diam!” ucap Darren dengan rahang mengeras, dia merasa dibodohi selama oleh gadis yang ada di hadapannya. “Jadi, siapa kamu sebenarnya? Selama ini aku berkencan dengan Zahwa, gadis sederhana yang baik hati dan polos, atau Alexa, Sang Ayam Kampus?” Hati Alexa sakit mendengarnya, dua identitas itu memiliki sisi yang berbeda. “Alexa! Uh, Zahwa–sial!” teriak Darren meremas rambutnya dengan frustasi, dia lalu menoleh menatap Alexa dengan mata merah berair. “Sekarang bahkan aku nggak tahu harus memanggil kamu dengan nama yang mana, bisa jadi kamu juga masih memiliki nama-nama lain selama profesimu sebagai ayam kampus!” ucapnya penuh amarah, sejurus kemudian tatapannya meredup dan sendu penuh luka. “Aku tidak tahu sudah berapa laki-laki yang menjamah mu, kamu ….“ Darren mengeratkan rahangnya menahan rasa sedih dan sakit di dalam d**a. “… kotor!” “Nggak! Aku nggak seperti itu! Aku bukan ayam kampus seperti yang kamu tuduhkan,” tepis Alexa dengan air mata berlinang, “aku tidak pernah melayani laki-laki lain kecuali kamu–” “Tetap saja kamu bertingkah sebagai p*****r dan menerima bayaran, hubungan kita tidak dibangun dengan cinta melainkan nafsu birahi saja!” sergah Darren dengan nada tajam, sepertinya dia sudah tak bisa lagi mentolerir kebohongan Alexa yang menurutnya di luar nalar. Alexa terisak lirih. “Tolong dengarkan aku dulu, aku akan menjelaskan semuanya dan kamu nggak akan mengerti jika berbicara dengan penuh emosi seperti ini!” katanya. “f**k off!” dengus Darren yang bagi Alexa bak ujung belati yang menusuk jantungnya. “Mas ….“ Alexa mengulurkan tangan mencoba menyentuh Darren. “Mulai sekarang kita tak memiliki hubungan apa-apa lagi, aku pikir kamu hanya milikku, tapi rupanya kamu milik semua orang yang membayar mu, ” ucap Darren sambil menepis tangan Alexa yang hendak menyentuhnya. Caranya menatap Alexa kini terlihat jijik dan muak. Alexa mengepalkan tangannya, menahan rasa sakit yang menyesakkan d**a. Dia hanya bisa terdiam mematung, menangis melihat laki-laki yang dicintainya pergi dengan penuh amarah, meninggalkannya tanpa menoleh lagi. *** Beberapa bulan sebelumnya, BRAKKK!!! Sekar dan Alexa tersentak ketika Raiden menggebrak meja kerjanya karena emosi. "Jangan konyol kamu, Alexa!” bentak Raiden dengan napas memburu karena emosinya memuncak. Bagaimana tidak, sang putri mengutarakan ide yang tidak masuk akal. "Tapi, Pa. Itu satu-satunya jalan memulihkan nama baik Universitas keluarga kita. Apa kata tetua Ryuzaki jika Universitas yang mereka bangun dengan susah payah harus hancur, yang aku tidak mau Universitas ini harus hancur di tangan keluarga kita, khususnya aku dan mas Revan keturunan keempat Ryuzaki." Panjang lebar Alexa menjelaskan pada sang ayah. "Alexa, kuliah kamu aja belum selesai di Jepang sana," tutur Sekar, lembut. Seorang ibu paling paham watak anak-anaknya. Alexa—putri bungsunya dengan Raiden memiliki wajah yang mirip dengannya namun menurunkan watak keras kepalanya seperti Raiden. Makadari itu dia membujuk Alexa dengan menyinggung kuliahnya yang hampir selesai di Negeri Sakura sana. "Please, Bund, Pa. Ijinkan aku. Aku janji tidak akan melakukan hal itu dengan p****************g yang membooking aku nanti, aku punya trik khusus, aku bisa bayar wanita penghibur beneran untuk memuaskan nafsu mereka. Aku tuh hanya —” "Sekali Papa bilang tidak, maka tidak!” potong Raiden, tegas dengan jari telunjuk mengacung. Alexa menghela napas kecewa dan memasang puppy eyes-nya. Dengan wajah menggemaskan dan memohon seperti yang Alexa lakukan saat ini, tidak ada yang dapat menahannya, siapapun yang melihat pasti luluh. Senjata yang selalu Alexa lakukan sejak dia kecil. "Jangan tatap Papa seperti itu, Alexa." Raiden memalingkan wajahnya, dia tahu kalau sang putri pasti akan melakukan hal itu dia akan kalah, luluh dengan permintaan Alexa yang sangat berbahaya. Alexa memiliki ide pura-pura menjadi mahasiswi kemudian dia menjadi 'ayam kampus' untuk menjebak mucikari yang menangani ayam kampus di Universitas keluarganya yang sedang merajalela, prostitusi online ayam kampus itu yang saat ini sedang hangat-hangatnya membuat nama baik Universitas Ryuzaki jadi rusak. Alexa sebagai penerus keturunan Ryuzaki tidak bisa tinggal diam mengetahui hal itu. Revan baru saja mendapatkan kebahagiaannya setelah 8 Tahun menemukan istrinya kembali, Alexa tidak mau membebaninya lagi. Makadari itu gadis berwajah Oriental itu berinisiatif dia yang terjun langsung ke lokasi menyelidiki dan menangkap mucikari itu. Membersihkan nama baik Universitas Ryuzaki. "Bunda ...." Kini Alexa beralih menatap Sekar dengan wajah dan mata yang sama. "Sayang, Bunda dan Papa kamu hanya khawatir dengan ide kamu itu," ujar Sekar. Alexa menggenggam kedua tangan Sekar, dia meyakinkan sang Bunda kalau kekhawatirannya sebenarnya tidaklah beralasan karena putri bungsu Ryuzaki sudah perhitungkan semuanya. Rencana Alexa sudah sangat matang dia pikirkan sejak di Jepang sana mendengar kabar kalau Universitasnya sedang bermasalah. "Beri aku kesempatan untuk membuktikan pada kalian, please, please ...," mohon Alexa, tetap dengan puppy eyes-nya. Sekar maupun Raiden menghela napas panjang. "Baiklah.” Raiden setuju meski dengan berat hati. "Yes!” pekik Aleza, mengulas senyum kemudian surut karena melihat tatapan tajam sang ayah. "Tapi ingat! Setelah mucikari itu ketemu, kamu harus segera kembali ke Jepang dan selesaikan kuliah kamu,” ucap Raiden. Alexa mengangguk cepat, dia beranjak dan hendak memeluk Raiden tapi terhenti karena tangan sang ajah yang terangkat. "Satu lagi!" Alexa menatap Raiden dan Sekar bergantian. "Jaga kehormatan kamu dan nama baik keluarga Ryuzaki, jangan malah terjerumus lebih dalam lagi," tambah Raiden, tegas. Alexa langsung memeluk Raiden dengan erat dan manjanya. Bagaimanapun dia tetap putri kecil Ryuzaki. "Terimakasih, Papa, Bunda," ucap Alexa. "Ingat pesan Papa kamu, Alexa," ulang Sekar saat Alexa memeluknya. "Pasti, Bunda. Pasti." Alexa meyakinkan sang ibu yang begitu mengkhawatirkan dia. Dia tahu kalau Raiden secara terang-terangan menolak berbeda dengan Sekar, wanita yang sudah tidak muda lagi itu pasti akan membujuk jika dia tidak setuju. Akan tetapi, sebelum dia membujuk ternyata Raiden sudah lebih dulu member lampu hijau untuknya. Kini saatnya Alexa buktikan pada keluarganya, khususnya keluarga Ryuzaki kalau wanita di keluarga itu juga memiliki peran penting dalam bisnis keluarga mereka bukan hanya keturunan prianya saja. *** Alexa tidak menunggu lama, dia langsung menjalankan rencananya. Pertama-tama dia harus mendaftarkan diri sebagai mahasiswi di Universitas Swasta Ryuzaki. Tidak ada yang mengenal dia di sana kecuali petinggi di Kampus tersebut itu pun hanya segelintir orang, Alexa pastikan orang-orang itu juga pasti pangling melihat dia sekarang. Pasalnya sejak kecil dia tinggal di Jepang bersama opah dan omah-nya. Semua berkas administrasi sudah dia siapkan jauh-jauh hari sebelum meminta ijin pada orangtuanya. Karena ambisinya ingin memberantas prostitusi online di Universitas itu. Semua data palsu, Alexa tidak memakai nama aslinya. Hari ini Alexa mendatangi Kampus milik keluarganya itu dengan motor listrik yang sedang tren saat ini di Indonesia. Padahal di Jepang sana motor seperti itu sudah lama. Setelah memarkir motornya, Alexa berjalan menuju sebuah gedung Fakultas yang dia yakin banyak 'Ayam Kampus'-nya di sana. Alexa menarik napas dalam kemudian menghembusnya pelan dan panjang. Satu langkahnya masuk ke dalam gedung itu, maka dimulailah semua rencananya. "Kamu bisa, Lexa! Semangat, jangan kecewakan keluarga kamu!” monolog Alexa di dalam hatinya sembari menatap gedung Fakultas yang ada di hadapannya. Petualangannya di mulai saat ini ...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN