Bab 19 Penglihatan Claire

1114 Kata
Claire masih heran kenapa dirinya bisa bermimpi dengan pria itu. Padahal ia tidak merindukannya apalagi mencintainya. "Kita dinner ya," "Ok, baby," Terlihat sepasang kekasih sedang makan diatas meja makan. Keduanya makan diatas meja bundar dengan taplak berwarna putih. Ditemani lilin temaram yang terletak pada table tersebut. Disana juga ada pot kecil berisi satu tangkai bunga. Selanjutnya cewek itu memakai dress putih dan juga pria disampingnya memberikan sebuah kotak cincin kepadanya. Pria itu menggenggam jemari tangannya. "Maukah kamu menikah denganku?"tanyanya Wanita yang berada dikekasihnya pun mengangguk. Kemudian lelaki itu memasangkan cincin dijemari tangannya. Keduanya tampak bahagia dan senang melewati malam itu bersama. Claire pun terbangun dan melihat sekelilingnya. Cahaya dari luar kamar terlihat masih terang benderang. Itu berarti tadi yang dialaminya hanya mimpi semata. "Aku bermimpi lagi. Kenapa yang muncul malah Jony padahal aku tak memikirkannya," Claire bergumam kepada dirinya sendiri. Sejujurnya Jony adalah seseorang yang pernah dekat dengan Claire dan ada dilembaran masa lalunya juga. "Kita nikah ya,"ajaknya "Tapi bagaimana dengan Vina?" "Sudah tak usah kau hiraukan dia. Aku tak mencintainya. Yang terpenting adalah jaga yang kita cinta," Namun Claire tak yakin dengan Jony karena dia sifatnya pemarah juga suka memaksa. Bagi Claire perlu waktu seribu kali lagi berpikir dan merenungkan apakah ia akan menikahi tipe suami yang suka memaksa dan memarah. Claire membayangkannya. Tentu saja nanti rumah tangganya akan runyam serta jauh dari kata bahagia. Maka Claire mengurungkan niatnya. Claire memutuskan untuk menjauhinya dan tak berkomunikasi lagi dengannya. Lebih baik gagal menikah daripada menikahi orang yang suka marah dan juga memaksa. Namun sebelum Claire pergi menghilang ia mengirim pesan kepada Jony. Ini adalah pesan terakhirnya. "Jony, nanti kamu akan ketemu pasanganmu. Dia dan kamu dinner bersama. Tapi cewek itu bukan aku dan Vina," "Tapi aku belum siap punya pasangan," "Yang penting aku sudah memberitahu kamu ya," Sesudah Claire memberitahukan mengenai apa yang dilihat pada mimpinya. Claire konsisten dengan perkataannya. Dia mulai menjauh serta menghilang dari hidup Jony Perlahan tapi santai. Memang awalnya terasa berat karena Claire baru saja merasakan gagal dalam pernikahannya. Biasanya Claire selalu bersama setiap pagi, siang dan malam juga intens dalam berkomunikasi. Kini ia harus menelan perasaannya sendiri dan harus bisa jalani hidupnya sedari awal lagi. Claire menguatkan dirinya dan menyibukkan dirinya serta membangun diri. Dia juga berusaha untuk memperbaiki diri dan juga menambah relasi baru dan juga pekerjaannya agar semakin banyak. Claire melakukannya agar ia benar lupa dengan Jony. Claire ingin bebas dari segala masa lalu yang menghampirinya. Sudah satu bulan Claire menghilang dari hidupnya Jony dan juga Vina. Sampai suatu hari Claire mendapatkan pesan dari Evelyn. Pesan yang berisi menginformasikan sesuatu. Claire tidak membukanya. Dia hanya melihat sebentar lalu end chat. Clairr sudah punya prinsip yang lalu biarlah berlalu. Yang lama cukup dan sudah berakhir. Claire sedang menata masa depannya tanpa orang yang mengganggunya bahkan menghancurkan apa yang sedang dibangunnya. Claire pun curhat kepada sahabatnya yang sudah mengenal luar dan dalam. "Vina ada kirim gua pesan," "Ke gua juga," "Tapi gua gak baca pesannya udah males. Mau ngapain lagi dia? Gua gak mau terjebak dalam friendzone lagi ya. Dia garang gitu kalau mau mendapatkan sesuatu. Gua udah senang hidup tanpa mereka. Masa depan gua lebih baik sekarang daripada kemarin waktu ada mereka," Temannya mengirimkan isi pesannya kepadanya yang berisi obrolan antara keduanya. Didalam pesan itu Vina cerita kalau dirinya diajak pergi sama Jony dan makan malam bersama. "Ngapain coba dia ceritain hal itu sama gua. Yang anehnya ngapain coba Jony nanyain ke Vina masih kontek gua sama elu. Drama squad banget deh merek," "Dia mau mamer menurut gua sih karena berhasil balikan lagi sama Jony. Gua mah udah diemin aja. Masa depan gua lebih penting,"tegas Claire Claire merenung dan berpikir apa yang dilihat dalam mimpinya itu benar adanya. Claire merasa hidupnya tenang dan damai. Namun ada yang membuatnya gelisah yaitu soal gaji. Gaji yang biasanya turun menjadi terlambat. Claire harus bersabar untuk mendapatkan gajinya sebagai seorang penulis n****+. "Kok belum gajian ya biasanya tanggal segini itu cepet,"keluhnya "Kemarin kan libur jadinya ya mundur," "Oya, aku lupa," Claire sudah tak ada rencana mau beli ini dan itu. Maka dia harus lebih bersabar lagi agar gajinya turun diwaktu yang telah ditentukan. Sudah hampir tiga puluh hari lamanya. Claire menanti rekeningnya untuk penuh. Claire merasa tenang saja dan tak kepikiran soal gaji. Hingga dia pun beristirahat diatas ranjangnya. "Jumlahnya tiga ratus tujuh puluh delapan ribu,"tuturnya membaca angka yang ada disebuah layar mesin atm. Claire mengklik cancell dan segera keluar kartunya. Kemudian dia segera berbalik dan keluar dari dalam pos atm tersebut. Dia pun pulang ke rumahnya. Keesokan harinya Claire pun terbangun dan entah mengapa dia ingin melihat rekeningnya. "Kamu mau kemana Claire?" "Aku mau ke atm, mau cek gaji siapatahu sudah masuk," "Ya sudah, hati-hati,"tandas mamanya "Aku berangkat dulu ya ma,"pesan Claire berpamitan kepada mamanya Kemudian Claire pun memberhentikan angkot dan menaikinya. Dia turun dipusat perbelanjaan dan ia menuju ke sebuah cabang atm yang ada. Claire memasukan digit kode rahasianya. Kemudian ia menekan tombok cek saldo. Claire kaget apa yang dilihatnya itu sama percis dengan didalam mimpinya. Tak berubah sedikitpun. Setelahnya Claire mengambil uang tersebut untuk dicairkan secara tunai. Claire menarik uang itu dan merapikannya lalu memasukkannya ke dalam dompet miliknya. "Akhirnya gajian juga,"tandasnya Kemudian Claire berniat untuk pergi ke supermarket dan membeli yogurt untuk keluarganya. Karena memang masalah pencernaan sangatlah penting apalagi diera wabah yang tiada henti. Claire pulang ke rumahnya dengan membawa satu plastik berisi yogurt dan menyimpannya didalam kulkas. Setelahnya Claire menaruh yogurt itu. Dia mengecek tanaman yang belum lama dibelinya. Claire memelihara tanaman yang bernama bambu hoki. Tanaman itu berbentuk sangat rapi dan tersusun warnanya hijau. Ada tiga deret dan tumpukan yang berbeda. Konon itu membuat hidup seseorang menjadi hoki. Entah benar apa tidak. Yang pasti Claire ingin mencobanya. Claire mendapatkan infonya dari pakar terapis yang paling jago dikehidupannya. Bambu hoki itu masih kecil dan padat. Claire menaruhnya diatas hidrogel yang sudah diberi air. Sehingga gel itu membesar seperti kelereng. Karena bambu membutuhkan banyak air untuk kelangsungan hidupnya. Malam harinya Claire bermimpi. Claire melihat bambu yang dimilikinya itu bertumbuh lebat. Kemudian Claire terbangun. "Ah, cuma bambu aja,"katanya sepele Claire tidak terlalu memperdulikannya maka ia tak memikirkannya. Claire adalah orang yang cuek. Sampai suatu hari perasaan Claire bilang dirinya harus melihat tanaman bambu. Claire mengeceknya secara teliti. Ia melihat satu persatu bambu itu dan benar saja. Didalam tanaman bambu muncul tunas baru. Itu tandanya bambunya bertumbuh. Claire segera mencari tempat baru untuk menanam. Mark juga membantu untuk menyediakan tanah dan memindahkan sebagian tanaman bambu disana. Sesudahnya Claire menyiram tanaman bambu tersebut dan mengatur lokasi setiap pot mungil agar tidak bentrok bila mereka tumbuh menjalar ke atas. "Kok akhir-akhir ini apa yang gue mimpiin jadi benar ya,"herannya
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN