BSM 38 "Kalau Mas ngga berkenan cerita juga ngga apa-apa. Aku ngga maksa." Nara kembali berujar setelah Naren lama terdiam. Perlahan hatinya menciut saat melihat ekspresi Naren yang tidak merespon pertanyaannya. Mata Naren mengerjap beberapa kali. Ia seperti sedang mengumpulkan kesadarannya setelah beberapa saat melamun. Helaan napas panjang keluar dari bibirnya yang kemerahan. Perlahan, bibir Naren mengembang sedikit-sedikit. "Sepertinya kamu harus mulai terbiasa dengan keadaan ini." Naren menjeda ucapannya. Sayangnya, jeda itu membuat Nara tak bisa diam saja. "Terbiasa? Keadaan?" tanya Nara dengan alis yang hampir bertaut. Matanya memicing menatap wajah sang suami yang sedang membingkai wajahnya dengan senyuman. "Iya. Aku juga ngga bisa diam terus dan menutupi semuanya yang akhirny