Perasaan Seorang Ibu

1049 Kata
Alisha mengajak ngobrol santai putranya agar lupa akan masalah istri dan saudara kembarnya. Sebagai ibu dia juga tidak bisa terlalu ikut campur masalah anak-anaknya sekarang karena mereka sudah dewasa dan mempunyai kehidupannya sendiri. Saat ini dia hanya bisa memberi support. "Sudah cukup ngobrolnya, sekarang minum susunya lalu tidur," ucap Alisha lalu dia keluar dari kamar Yudha. Setelah keluar dari kamar Yudha, Alisha masuk kembali ke kamarnya. Di sana suaminya sudah menunggu dirinya, Fabian duduk di kasur sambil memangku laptopnya dengan kacamata bertengger di hidung mancungnya. "Kamu dari mana saja, Sayang? Kenapa lama sekali?" tanya Fabian, tapi tatapannya masih fokus dengan laptop tidak menoleh pada sang istri sedikit pun. Alisha duduk di pinggir kasur membelakangi Fabian. Dia hanya diam ketika ditanya. Tanpa Fabian sadari, ternyata Alisha menangis dalam diamnya. Air mata wanita yang sebentar lagi menjadi nenek itu terus mengalir tanpa bisa dia hentikan. "Sayang, kamu kenapa? Hei ... Sayang," panggil Fabian ketika dia menyadari tubuh sang istri bergetar karena menangis. Fabian langsung meletakan laptopnya dan memeluk sang istri tanpa bertanya lebih banyak lagi. Setelah tangis Alisha reda, barulah perlahan dia melayangkan pertanyaan yang membuatnya penasaran mengapa sang istri menangis. "Jadi apa yang membuat kamu sampai menangis seperti ini?" tanyanya lagi. Namun, Alisha masih diam sambil menatap lekat kedua mata Fabian sampai beberapa saat. "Aku tadi habis antar s**u untuk Yudha. Dia cerita sama aku masalah Dara dan Yudhi kemarin saat di rumah sakit. Dia melihat dan mendengar sendiri obrolan mereka berdua. Aku harus bagaimana, Sayang? Hal yang aku takutkan akhirnya terjadi juga." Alisha menceritakan kegundahan hatinya. "Sudah waktunya Yudha tahu semuanya, Sayang. Kamu harus menceritakan padanya atau dia akan tahu dari orang lain," saran Fabian membuat Alisha tambah bingung harus dari mana dia menceritakannya. "Aku bingung mau cerita dari mana," "Dari awal sekali, dari mereka sekolah mungkin." *** Semalaman Alisha tidak dapat tidur karena dia memikirkan cara menyampaikan pada Yudha, tapi tidak membuat putranya itu semakin drop. Jika tidak diceritakan, dia tidak mau menyesal kemudian karena masih menyimpan cerita masa lalu yang dia rahasiakan dari Yudha. Hatinya sebagai seorang ibu berkata kalau usia putranya tidak akan lama lagi karena dia belajar dari pengalamannya saat mendiang Rayyan dulu. Tapi sebagai manusia dia berusaha memberikan pengobatan terbaik untuk Yudha. Karena tidak bisa memejamkan matanya akhirnya ketika subuh datang Alisha memilih pergi ke dapur dan membuat sarapan untuk keluarganya, di sana ada juru masak yang membantunya. Setelah selesai memasak, Alisha kembali kekamarnya untuk mandi lalu dia membangunkan suaminya, setelah itu dia pergi ke kamar putranya yang lain-Marcel, kemudian baru lah Alisha pergi ke kamar anak bungsunya Zia dan Zio untuk membangunkan mereka berdua. Pagi ini semua anggota keluarga sarapan bersama, begitu juga dengan Dara dan Rere yang pagi-pagi sekali sudah tiba di Mansion keluarga Walandou. Di meja makan yang panjang itu, sudah berkumpul dari mulai Fabian Mikko Walandou sebagai kepala keluarga di sana, papa sambung dari Rere dan si kembar Yudha dan Yudhi, serta papa kandung dari Marcel bersama Zia dan Zio. Dibangku sebelahnya, ada istri tercintanya Alisha, ibu kandung dari keenam anak-anaknya. Sebelumnya Alisha pernah menikah dengan pria bernama Rayyan yang meninggal sejak Rere, Yudha dan Yudhi masih kecil barulah Alisha menikah dengan Fabian baru setelah itu lahirlah Marcel, Zia dan Zio sekarang mereka masih kuliah dan sekolah. Putri pertama keluarga ini adalah Rere yang menikah dengan seorang pria bernama Arthur mereka tinggal di Indonesia bersama anak kembar mereka. Yudha dan Dara yang akan memiliki anak sebentar lagi hanya hitungan bulan, sedangkan kembarannya Yudhi sampai saat ini masih melajang. Keluarga besar yang hidup rukun walaupun anak-anaknya beda ayah. Seperti biasanya mereka sarapan sambil ngobrol membicarakan aktifitas yang akan mereka lakukan seharian ini. Jadi apapun dan kemanapun mereka pergi Fabian dan Alisha dapat tahu, karena sudah mempunyai aktifitas sendiri-sendiri biasanya rumah akan sepi dari siang sampai sore, mereka akan berkumpul lagi malam hari saat makan malam. Sejak awal Fabian memiliki peraturan, sesibuk apapun anggota keluarganya dia meminta agar semua orang ada di saat sarapan dan makan malam kecuali jika ada acara dari kantor atau dari manapun yang mengharuskan mereka makan malam diluar, silahkan. "Jadi sekarang apa yang kamu rasakan?" tanya Fabian pada Yudha mengenai hasil Kemoterapi yang putranya itu jalani kemarin. Karena saat itu Fabian sedang ada pertemuan di luar Paris jadi dia tidak dapat menemani Yudha menjalankan proses pengobatannya. "Kemo itu membuatku bertambah lemah, Pa," jawab Yudha lirih. "Itu hanya efeknya saja tapi sel kanker di hati kamu jadi mati karena obat kemo itu, loe sendiri kan dokter tau fungsi obat itu apa," sela Rere putri tunggal keluarga itu. "Iya, Mbak bawel. Papa kan tanya perasaanku yah aku jawab sejujurnya," balas Yudha. "Sabar yah, kita semua di sini selalu ada buat kamu, papa minta kamu tetap semangat apapun rasa yang kamu terima saat ini itu hanya sementara karena efek pengobatan tapi hasilnya akan kamu rasakan nanti setelah sel kanker di dalam tubuh kamu itu hilang. Beberapa bulan lagi Dara juga akan melahirkan kalian akan memiliki buah cinta yang selama lima tahun ini kalian nantikan, papa sama mama sendiri tidak sabar mau menimang cucu dari kalian, jadi papa mohon dengan sangat kamu berjuang melawan penyakit kamu ini," ucap Fabian bijaksana memberikan motivasi untuk Yudha, semua orang memandangnya dengan serius menyimak kata demi kata yang keluar dari mulut papa mereka. "Apa Mas Yudha bisa sembuh kaya dulu lagi?" tanya Zia polos karena dia mengkhawatirkan kondisi pria itu yang selalu menemaninya membuat tugas sekolah dan mengajarinya, Yudha yang selalu di rumah membantu adik-adiknya belajar sedangkan Yudhi sibuk pacaran. "Iya sayang, Mas kesayangan kamu akan sembuh karena dia pria yang kuat," jawab Alisha, semua orang di sana tersenyum mendengar pertanyaan polos dari Zia putri terkecil di rumah itu. Selesai sarapan, semua orang menjalankan aktifitas mereka, Fabian pergi kekantornya, Zia dan Zio sekolah, Marcel Kuliah, Yudhi dan Rere pergi ke rumah sakit karena mulai hari ini mereka berdua resmi bekerja di rumah sakit tempat Yudha bekerja atas rekomendasinya dan rumah sakit sebelumnya. Alisha lebih memilih berkebun setelah semua anggota keluarganya pergi. Dara mengantar Yudha kembali kekamar karena mulai saat ini pria itu berhenti dari pekerjaannya sebagai dokter di rumah sakit, keluarga meminta dia konsentrasi untuk pengobatannya dulu. Nanti setelah sembuh barulah dia bisa kembali menjadi dokter spesialis anak di rumah sakit manapun dia mau. Saat di kamar, Yudha melepaskan tangan Dara yang biasa menuntun dirinya. Dara merasa ada perubahan sikap Yudha semenjak pulang dari Rumah Sakit.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN