CHAPTER THIRTEEN

1655 Kata

Aku hampir kehabisan kata-kata, beruntung aku kembali mendapatkan kepercayaan diri begitu ekor mataku menangkap keberadaan sebuah kotak makan yang telah kosong di atas meja kerjanya.  “Tapi kok dia peduli banget ya sama kamu ampe sengaja nyiapin bekal makan siang buat kamu? Tadi di telepon dia juga ngungkit-ngungkit soal bekal itu soalnya,” ujarku disertai senyuman kemenangan yang tanpa kendaliku terulas begitu saja di bibirku. “Dia ampe nanya rasa makanannya aneh atau nggak, dengan suara manja. Dia bilang sengaja masak buat SAHABATNYA ini,” tambahku penuh penekanan pada kata sahabat dan sengaja kutunjuk Raefal dengan jari telunjukku.  “Dia ngasih bekal makanan itu sebagai bentuk permintaan maaf,” jawabnya masih bernada santai seperti tadi. Aku memasang gesture berpangku tangan kali ini.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN