Jiyya mendecakan lidahnya. Buru-buru gadis itu beringsut dari tempat tidur. Rasa sebal memenuhi dirinya. Satu persatu mengumpulkan pakaiannya yang berceceran secara tak layak diatas lantai. Saat perut sedang lapar, memang Jiyya cenderung sensitif. Perut lapar membuat suasana hatinya tidak begitu baik. “Saya mau pulang, Pak ,” ujar gadis itu sambil berjalan menuju kearah kamar mandi. “Kamu pulang begitu saja setelah saya memberikan kamu kepuasan tanpa membelikan timbal balik? Wah… kamu benar-benar sangat egois ya, Jiyya,” komentar Pak Joan yang ikut beringsut dari posisinya. Pria itu sedikit kecewa karena Jiyya sedikit bebal untuk dia goda pagi ini. Ya, walaupun Pak Joan mengatakannya dengan cara main-main. “Saya tidak memintamu untuk terus melakukannya. Kamu sendiri yang merayap dan mem