Tami bergerak gelisah dan membuka pejaman matanya, Tami merasakan ada seseorang yang memeluknya, ia memaksa diri untuk membuka mata dan membulatkan mata ketika melihat seseorang itu adalah Leonel. Tami yang terkejut langsung bangun dari pembaringannya, memancing Leonel yang akhirnya ikut terbangun karena kaget. Leonel menatap Tami, lalu meregangkan otot tangannya karena Tami menjadikan tangannya sebagai bantal. Tami melihat televisi yang masih menyala dan mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. “Kamu kenapa tidak pergi ke kamarmu?” tanya Tami. “Kamu menahanku,” jawab Leonel. “Aku? Menahanmu? Tidak mungkin,” geleng Tami. Leonel lalu menjelaskan semuanya kepada Tami, tak ada yang ia sembunyikan, semua benar adanya. Leonel menatap Tami setelah menjelaskan semuanya. Tami mengelus l