“Sayang, hari ini bagaimana pekerjaan kamu?” tanya Evano duduk disamping istrinya. “Semuanya lancar,” jawab Tami. “Aku sedikit kecewa,” kata Evano merangkul bahu istrinya. “Kecewa? Padaku?” “Bukan padamu,” jawab Evano. “Tapi pada Daddy.” “Ayahmu? Kenapa dengan ayahmu? Apa yang membuatmu kecewa?” tanya Tami lagi. Evano menyesap kopi didepannya. Lalu dengan helaan napas halus menoleh menatap istrinya. “Karena Daddy malah menunjukmu menjadi staf direktur. Bukan stafku.” “Aku malah senang.” “Senang? Kamu senang jauh dariku?” tanya Evano memandang istrinya lekat. Mereka berada di dekat taman belakang. “Bukan. Aku senang karena tidak menjadi stafmu, agar rahasia kita aman. Ayah dan ibumu kan ingin kita merahasiakan hubungan kita di kantor, jadi aku senang, karena dengan aku tidak bekerj