SCENE 22 CANTIK!

1046 Kata

Setidaknya aku seperti bermimpi. Bertemu dengan seorang bidadari cantik. Dan akhirnya menjadi milikku. Semalam aku bahkan tidak bisa tidur. Takut kalau bangun kesiangan dan melewatkan acara akad nikah ku sendiri. Masih belum percaya kalau Bulan bisa langsung menerima pernikahan ini. Awalnya kan dia sangat menolakku. Jadi aku pikir hanya sebuah mimpi. Aku bisa mengecup keningnya dan merasakan kulit tangannya menyentuh tanganku. Tapi kejadian bersin tadi akhirnya menyentakkanku. Bidadari mana yang bersin dengan hidung merah dan wajah pucat. Aku tertawa dalam hati tapi sungguh, Bulan makin cantik dengan keadaan seperti itu. Katakanlah aku jahat, berbahagia di atas penderitaan orang lain. Tapi Bulan makin kelihatan imut saat pipi memerah karena demam. Aku tidak tega sebenarnya. Rania memb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN