Dewan Dunia sudah turun temurun hadir untuk mengurus dua Earthonius yang ada, bukan sekedar menjadi penengah konflik tapi mereka adalah pusat dari pemerintahan. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan tertinggi di atas seorang raja maupun kaisar yang ada, di pilih karena mereka memiliki kelebihan dan kekuatan yang hebat, bukan sekedar manusia biasa.
Ketika dipanggil Dewan Dunia, mereka menghapus segala identitas yang ada, mereka meninggalkan semuanya dan mulai fokus pada perdamaian, maka mereka memiliki nama baru yakni sang dewan, dari nama itu mereka di kenal oleh banyak orang bahkan pemilik sebuah negara.
Setelah mereka tahu bahwa seorang reinkarnasi pahlawan telah terlahir lagi para dewan itu membuat rapat tentangnya. Destron sudah memberitahunya bahkan sebelum memberitahu Raja yang menguasai Valgava bahwa Agras lah yang menjadi reinkarnasi kesembilan dari sang pahlawan itu.
“Kata Destron reinkarnasi itu hanya anak kecil berusia sebelas tahun.”
“Tapi ia keturunan Rakan, sihirnya pasti luar biasa, bukan?”
“Bagaimana pun ia tetaplah anak kecil, butuh waktu yang lama untuk ia menguasai sihir.”
“Reinkarnasi sang dewi dan sang naga akan ikut bersamanya, ia pasti bisa mengalahkan Dursaksana.”
“Dursaksana bukan anak kecil, ia pasti sudah mengerahkan seluruh iblis-iblisnya dan para penyihir hitam untuk menghadang mereka.”
“Dunia sedang kacau, tidak bisakah kita menunggu dan melihat ia mencapai segel Dursaksana.”
Dalam rapat itu mereka membahas tentang Agras yang menjadi reinkarnasi untuk melawan iblis, meskipun kelima dewan itu memiliki kekuatan yang hebat mereka tak bisa berbuat apa-apa, karena mereka hanya para penengah sebuah konflik. Dari kelima dewan itu ada yang hidup hingga dua sampai tiga reinkarnasi, mereka berumur panjang hingga ratusan tahun.
Mereka juga dikenal sebagai si kekal dari seluruh dunia, tak ada yang tahu pasti dari mana asal mereka, banyak kisah yang sudah mereka lalui sampai-sampai tak ada yang sadar jika mereka hidup begitu lama. Mereka hidup hingga tiga generasi, lebih tua dari berdirinya sebuah kota.
“Destron dan Prata yang langsung mengajarnya, aku yakin kekuatannya cukup hebat untuk mengalahkan Dursaksana.”
“Apa ia sudah mencapai penyatuan? Jika belum itu percuma, karena reinkarnasi terjadi akibat pencarian wadah baru dan penyatuan adalah sisi paling penting.”
“Aku yakin Destron sedang berusaha mencari tahu sebelum waktu semakin dekat.”
“Ya, penyatuan adalah hal terpenting antara wadah dan jiwa, kita tunggu saja kabar Destron selanjutnya.”
Perbincangan tentang reinkarnasi pahlawan itu terus terjadi diantara para dewan, meskipun satu diantara lima anggota dewan itu mengetahui tentang masa depan tapi tetap saja mereka menunggu, ada sihir yang memungkinkan seseorang melihat masa depan dan merasakan sesuatu di luar dinding mereka tapi sihir itu menguras banyak tenaga, tak semua orang bisa, hanya mereka yang memiliki kekuatan di atas rata-rata yang bisa menguasai.
Para dewan itu memiliki kekuatan di atas tingkatan penyihir, bahkan konon katanya tingkatan mereka di atas Rakan dan Ayios, mereka juga pernah menjadi perantara penengah konflik Rakan saat menghancurkan Tron dan Loth dengan mengirim Ayios, mereka tak langsung turun tangan meskipun mereka bisa membantu menenangkan masalah yang terjadi.
Kini anggota mereka hanya lima orang, mereka akan terus disebut sebagai sang dewan sampai mereka mati dan akan digantikan dengan sang dewan yang baru.
***
Penyelesaian latihan Agras semakin dekat, banyak orang yang berharap cemas dan bahkan ketakutan dengan apa yang terjadi nanti. Para iblis dan penyihir putih sudah bersiap jika seandainya nanti Agras datang lebih cepat untuk mempererat segel sang raja iblis, sedangkan dipilih Destron, Zaheer serta yang lain berharap kekuatan Agras mampu mengalahkan raja iblis itu.
Saat semua orang sibuk dengan pikiran itu. pada suatu waktu seseorang mengetuk pintu rumah Liam dan Azus di desa pinggiran kota Tron, Liam membuka pintu itu dengan tubuh yang setengah telanjang karena ia baru saja bangun tidur dan belum sepenuh sadar dengan keadaan itu bahlan dengan siapa ia berbicara.
“Ada apa?” tanya Liam sambil sesekali menguap.
“Di mana sang reinkarnasi?” tanya orang itu balik.
Liam hanya bisa menggaruk pipinya, ia tak mengerti maksud dari sang reinkarnasi apa, kemudian Liam memperhatikan orang itu dari atas sampai bawah. Penampilannya aneh dan seperti pemain teater, tapi ia pernah melihat orang-orang itu di suatu tempat. Liam mencoba mengingat, setelah ingat ia kaget sendiri kemudian dengan cepat menutup pintu mengganjalnya dengan sesuatu yang berat.
Seseorang di luar mendobrang dengan kencang pintu kayu itu, sedangkan Liam yang berada di balik pintu terus saja menarik napas beratnya, jantungnya berbedak begitu cepat. Mendengar suara gaduh Azus keluar kamar dan mendekati Liam.
“Ada ap...” Belum sempat Azus menyelesaikan kata-katanya Liam lebih dulu menaruh jari telunjuknya di depan bibir untuk menyuruh Azus diam. Azus mendekati Liam di sana. “Siapa di luar? Tukang penagih hutang lagi?”
Liam menggeleng. Kemudian ia berbisik. “Bukan. Yang ada di luar adalah penyihir, sepertinya dia ada urusan dengan Vina, mungkin itu alasan kenapa Vina dan Luis pergi ke Kasota selama berbulan-bulan.”
“Lalu?” tanya Azus ikut berbisik.
“Siap-siap, kita pergi dari pintu belakang,” ujar Liam masih dengan berbisik. Azus mengangguk.
Keduanya kemudian berjalan perlahan sampai menuju kamar, bersiap lalu pergi melewati pintu belakang, untung saja di belakang ada hutan yang cukup rimbun dan langsung tembus desa yang lainnya. Setelah Liam pergi dari ruamh itu, si penyihir yang sejak tadi menggedor-gedor pintu tak sabar dan dengan kekuatannya ia menghancurkan setengah rumah Liam yang kini kosong, ia kesal dan berlalu pergi tanpa mau mencari lagi.
Sedangkan Liam dan Azus masih berjalan melewati pepohonan rimbun yang ada di hutan itu. sepertinya Liam mulai mengerti banyak hal kenapa kakak dan iparnya tak kembali ke desa setelah berbulan-bulan lamanya. Bahkan katanya Agras pergi ke Lumiren untuk berlatih sihir, ia memang tak tahu apa yang terjadi pada mereka, tapi sepertinya mereka terlihat konflik dengan para penyihir hitam, hal itu jelas sekali.
Mengetahui hal itu ia lebih memilih kabur karena jika melawan ia akan kalah, ia tak sehebat Luis dalam berpedang bahkan tak bisa sihir seperti Vina. Dan setelah sampai di desa sebelah Liam mencari tempat tinggal baru, ia tak bisa kembali sebelum masalah Vina dan Luis selesai, karena para penyihir kini tahu keberadaannya sebagai saudara mereka.
Setelah tinggal dan menetap di sana, Liam mengirim surat pada Luis dan Vina yang datang beberapa hari kemudian. Luis yang mengetahui bahwa surat itu dari Liam langsung memberitahukannya pada Zaheer tentang yang terjadi.
Zaheer sadar bahwa datangnya surat itu membuktikan kehidupan orang-orang di sekeliling Agras mulai terusik bahwa orang yang tak begitu menjalin hubungan lebih dekat. Ia sebagai kakeknya dan pelindung Kasota harus lebih melindungi kota, karena ia tak tahu akan berapa banyak musuh yang berdatangan nanti untuk mencegah sang pahlawan mencapai segel itu.
Apalagi saat ini menurut para dewan bahwa Agras belum mencapai penyatuan dengan jiwa sang pahlawan, Destron mendapatkan panggilan itu. menurut mereka jika dalam waktu dekat Agras belum melakukan penyatuan maka tak waktu yang dibutuhkan akan cukup, karena setelah ini akan ada perjalanan panjang menuju Earthonius kedua, yang jika dilakukan akan memakan waktu lebih lama.
Entah akan berapa banyak lagi orang maupun iblis yang mengahalang-halangin hal itu terjadi, yang pasti perjalanan Agras mulai akan terasa sulit setelah ini. meskipun Destron mengatakan bahwa cucunya begitu hebat bahkan sihirmya sudah mencapai tingkat empat, sesuatu yang lumayan untuk seorang anak kecil berusia sebelas tahun.
Bagaimana pun selain reinkarnasi pahlawan Agras juga cucunya dan juga cicit dari seorang ahli sihir terhebat sepanjang masa bahkan para dewan dunia mengakui hal itu. Zaheer mengetahui kehebatan sang ayah sejak ia sadar banyak hal, bahkan sekte yang kini ia pimpin adalah buatan ayahnya, tapi sayangnya sang ayah tak pernah mengajarinya sihir sama sekali malah lebih mengirimkannya pada Ayios di Lumiren.
Awalnya ia tak tahu bahwa ayahnya adalah dalang dari hancurnya dua buah kota yakni Loth dan Tron, Ayios yang menceritakan semuanya, ketika ia kembali ia mengatakan hal itu ayahnya mengakui dan mengatakan bahwa semua itu terjadi setelah kematian sang ibu. dendam sang ayah ikut menyulut dalam hatinya, itu juga yang membuat alasan mengapa ia menghindari Tro.
Saat Vina menikah dengan Luis bukan masalah jika laki-laki itu penjudi, tapi yang menjadi masalah adalah saat tahu bahwa Luis dari Tron, kota yang tak akan pernah ia injak, tapi ia sendiri yang melanggarnya saat ia harus pergi kesana karena ingin bertemu dengan Vina dan mengatakan sesuatu.
Kelahiran Agras lah yang membuatnya begitu bahagia, mengetahui bahwa Agras seorang laki-laki yang pasti bisa meneruskan sekte yang ia pimpin jika suatu saat ia mangkat, tapi kini sebuah kenyataan lain malah berbeda, Agras ternyata reinkarnasi pahlawan yang akan melindungi dunia dari banyak musuh bahkan raja iblis sekalipun.
Semua orang bergantung pada cucunya, ia juga harus melakukan hal yang sama. Ketika Agras berlatih di Lumiren, Raja iblis berusaha keluar dari segel, bawahannya berusaha membantu. Mereka yang dari golongan penyihir hitam beranggapan bahwa keluarnya Raja iblis akan menjadi era baru bagi para penyihir.
“Jika adikmu bisa datang kesini, biarkan ia datang,” kata Zaheer setelah membaca isi surat itu. “Kau tak mungkin mau adikmu mati sia-sia, bukan.”
Luis mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Zaheer itu. Meskipun hubungan mereka sejak dulu tak begitu baik tapi ia tak ingin Liam mati konyol, bagaimana pun ia dan Liam lahir dari rahim yang sama, seorang perempuan yang tak pernah ia ingin sebut sebagai ibu, karena tak pernah mengurusnya.
Sejak kecil mereka mencari makan masing-masing dan tubuh tanpa pernah mendapatkan kasih sayang sama sekali dari kedua orangtuanya baik ayah ibunya.
Usianya dan Liam terpaut tak jauh, entah dari ayah yang mana mereka dibuat yang pasti ada banyak laki-laki yang kemungkinan menjadi ayah biologisnya.
Ia tak pernah marah dengan keadaan seperti itu, mungkin dulu ia sering sekali mengeluh dan sedikit kecewa saat menyadari hidupnya dan Liam tak berjalan baik selayaknya manusia pada umumnya, tapi kemudian ia menyadari bahwa sang ibu tak punya pilihan lain. Ada hal yang membuat ibunya melakukan hal itu, sesuatu yang hanya dirinya tahu tanpa siapapun mengerti, maka dari itu ia tak mungkin memaksa ibunya menjadi selayaknya ibu, jika ia diminta pun pasti akan melakukan hal yang sama.
Pada akhir hayatnya sang ibu mengurung diri di kamar, tak lagi berjudi ataupun mabuk-mabukan, padahal alkohol adalah minuman pengganti air putih yang terus diteguknya tak mengenal waktu. Bau alkohol selalu menyebar dari kamarnya, Luis sering sekali melihat bahwa botol-botol dari minuman itu berserakan begitu saja, sesekali ia mengambilnya untuk menjual pada pemungut karena bisa digunakan kembali, ia bisa mendapatkan uang dari itu.
Ia tak begitu ingat berapa umurnya saat itu ketika ibunya meninggal dalam keadaan tersenyum, seolah ada beban dalam dirinya yang menghilang begitu saja dan tak bisa diterjemahkan. Sebelum tanah kuburannya mengering silih berganti laki-laki datang kesana, berkabung dengan membawa bunga, bir, kartu judi hingga membuat sekeliling kuburan itu penuh.
Mungkin salah satu dari para laki-laki itu adalah ayahnya dan ayah Liam, tapi ia tak peduli, ia tak ingin mencarinya karena selama ini ia bisa hidup tanpa harus memiliki seorang ayah dan ibu. Ia dan Liam ibarat anak yatim piatu, hanya saja ia tak memaksa meminta itu tinggal di panti asuhan, hingga beberapa waktu setelah kematian itu ia bertemu seorang lelaki paruh baya yang begitu baik padanya.
Sepasang suami-istri berniat ingin mengadopsinya, tapi Luis menolak karena ia tak menjadi milik siapapun. Pasangan itu yang sudah tertarik dengan Luis lantas memintanya untuk ikut bergabung dengan mereka menjadi seorang pedagang, tawaran itu diterima Luis sedangkan Liam tetap tinggal di sana, karena merasa bahwa hidupnya ada di desa itu bersama rumah peninggalan sang ibu.
Beberapa tahun hidup bersama mereka membuat Luis mengerti banyak tempat dan banyak hal, di sela-sela berdagang ia sempatkan berlatih pedang untuk melihat kemampuannya sampai sejauh mana. Pada usia 17 tahun pasangan suami-istri itu meninggal secara bersamaan, mungkin karena cinta mati. Hal itu membuat Luis kembali dan menetap di desa lagi bersama dengan Liam yang sudah lama tak ia lihat.
Dua tahun kemudian ia pergi ke Kasota bersama dengan temannya yang seorang berandal dan penjudi, dari situlah ia mulai mengenal judi sifat yang juga diturunkan dari sang ibu, beberapa waktu di sana ia bertemu dengan Vina, awalnya ia tak tahu bahwa Vina adalah anak dari seorang ketua sekte paling terkenal di Valgava, setelah tahu bukannya melepaskan Vina ia malah memaksa Vina untuk menikah bersamanya, Vina yang juga jatuh hati menerima hal itu mereka pun kemudian menikah di desa meskipun Zaheer berulang kali mengancam untuk membunuhnya tapi Vina selalu berhasil menghentikan hal itu.
Sepuluh tahun ia dan Vina tak menginjakkan kaki di Kasota lagi dan hidup di desa bersama Liam.