12. Cerita Masa Lalu Sang Pahlawan

1530 Kata
Uskup Olsho memburu langkahnya berjalan menyusuri lorong gereja untuk menuju ruangan uskup besar, tak berapa lama ia sampai. Ia kemudian mengetuk pintu dan membuka daun pintu itu, di dalam sana ada uskup besar dan tiga uskup pendamping lainnya yang memiliki pangkat di atasnya. Uskup Olsho masih berdiri di ambang pintu dengan berusaha mengatur napasnya yang tadi memburu dan nyeri di d**a, keempat orang yang ada di dalam ruangan itu menatap uskup Olsho tanpa mengucapkan sepatah kata pun, mereka menunggu uskup Olsho yang mendekat dan menceritakan apa yang terjadi dan mengapa ia sampai terlihat begitu tergagap. Kemudian Uskup Olsho mendekat dan menceritakan apa yang terjadi padanya, ia mengatakan bahwa Agras menemukan sebuah ruangan rahasia di dalam perpustakaan ia telah mempelajari buku sihir di sana dan lebih membuatnya terkejut bahwa Mithila sang roh penjaga alam semesta barat menemuinya lewat sebuah dimensi dalam keadaan terkurung. Keempat uskup termasuk uskup besar kaget mendengar cerita itu, meskipun mereka tahu bahwa kemungkinan lahirnya reinkarnasi pahlawan Vastoarta dari Valgava, tapi mereka tak tahu bahwa reinkarnasi itu lahir dari anak biasa di desa kecil dan bahkan yang telah tinggal di gereja beberapa tahun. “Kau yakin anak itu tak hanya mimpi?” tanya uskup besar pada uskup Olsho. “Menurut cerita Mithila tak akan menemui siapapun dalam keadaan mimpi, ia memiliki dimensi lain untuk berhubungan dengan penerus Vastoarta,” ujar uskup lain yang menjawab pertanyaan uskup besar. Kini pikiran kelimanya mulai berkecamuk memikirkan yang baru saja terjadi, jika benar reinkarnasi pahlawan Vastoarta terlahir kembali pasti akan ada banyak orang jahat yang memburunya, baik dari kalangan iblis maupun manusia yang ingin melenyapkan reinkarnasi itu. Kini dunia tengah berada di dalam ambang kekaucauan, iblis yang telah tersegel sejak lama ingin bangkit dari rajah itu, bahkan ia sudah mengurung roh penjaga alam semesta barat. “Satu-satunya cara adalah mengirimnya untuk pergi ke Lumiren, hanya sang Wizard yang tahu harus melakukan apa,” kata uskup besar lagi. “Tapi Agras masih terlalu kecil untuk melakukan itu, bahkan ia belum belajar apapun,” ujar uskup Olsho. “Agras akan belajar melakukannya cepat atau lambat, karena takdir memintanya. Kau bilang ia mengelurkan sihir dari tangannya, itu saja sudah membuktikan bahwa dirinya bukan manusia biasa,” ucap uskup lainnya. “Petir yang menyambarnya kemungkinan besar adalah pertanda dari semesta bahwa era itu dimulai.” Beberapa uskup setuju termasuk uskup besar, mau tak mau uskup Olsho juga ikut setuju, bagaimana pun dari tanda yang ada sudah pasti Agras terpilih. Jika ia terus bersa di Tron kemungkinan sesuatu yang buruk akan terjadi. Akan banyak orang jahat, begitu juga penyihir dan iblis yang akan mengincar dirinya, kebangkitan Raja Iblis akan membuat mereka kuat, jika reinkarnasi Vastoarta kembali mereka akan melemah. “Esok sebelum pagi, kau bawa pergi Agras ke Lumiren, aku akan mengatakan semuanya pada Luis dan Vina, mereka pasti akan mengerti bahwa anaknya adalah takdir alam semesta. Hati-hati dan terus berjaga mungkin akan banyak orang jahat yang mengganggu perjalan kalian.” kata uskup besar. Uskup Olsho mengangguk mengerti. Uskup Olsho berlalu meninggalkan ruangan uskup besar, ia mulai khawatir dengan apa yang akan terjadi nantinya pada anak itu, karena Agras masih kecil. *** Ratusan hingga ribuan tahuan lalu, tak ada yang tahu tepatnya kapan. Bahkan menurut cerita dari turun-temurun kisah ini dimulai jauh sekali setelah alam semesta diciptakan Tuhan. Saat itu setelah Tuhan menciptakan tiga dunia, langit, manusia dan bawah serta membatasi antara ketiganya, masalah tak benar-benar usai. Dipisahkannya antara Iblis dan dewa tak lantas membuat iblis meredam emosinya, makhluk itu malah semakin dirasuki dendam membara, maka dari itu ketika tak lagi bisa naik kelangit para makhluk itu berusaha untuk membuat kerusakan di atas permukaan kehidupan manusia, mereka membuat manusia menjadi porak-poranda, menyerang terus menerus hingga manusia sengsara. Ketika keangkaramurkaan yang di kepalai raja iblis Dursaksana itu semakin kacau dan mencekam, muncul sesosok manusia yang memiliki kekuatan luar biasa baik sihir maupun tubuhnya, konon katanya kekuatannya itu melebihi para dewa, ia diciptakan dari intisari paling murni dari alam semesta, dialah Vastoarta yang kemudian dikenal sebagai sang pahlawan. Sejak kecil Vastoarta tak memilik orangtua, karena setelah lahir orangtuanya meninggal akibat keganasan para iblis. Pada usianya yang masih lima bulan, Roh penjaga alam semesta timur yang di kenal sang naga abadi mengurusnya dan mengajarinya banyak hal, termasuk sihir dan ilmu kekebalan terhadap serangan sihir itu sendiri, tapi kemudian roh penjaga alam semesta tahu bahwa ia adalah yang ditakdirkan. Hingga kemudian Vastoarta berusia 20 tahun, ia pun tahu bahwa ia harus mengalahkan sang raja iblis dan memukul mundur para bawahannya untuk kembali kedunia bawah. Ia berlatih hingga benar-benar kuat, pada suatu waktu ketika ia sanggup ia menantang langsung Raja iblis Dursaksana. Pertempuran keduanya mengguncang ketiga dunia, menggetarkan dunia langit, meruntuhkan istana raja iblis dan membelah Earthonius menjadi dua, Eldris dan Bertehim. Dengan kekuatan hebatnya Vastoarta berhasil menyegel sang raja iblis di kota tua bernama Amerthia, negeri Andar, Benua Bertehim, serta membuat para iblis kembali kedunia bawah. Sejak saat itu dunia kembali tenang, tapi tanpa mereka sadari bahwa para bawahan raja iblis tetap menyimpan dendam dan ingin kembali menghancurkan dunia manusia serta mengeluarkan sang raja dari segel itu, berbagai cara mereka lakukan, setiap ada kesempatan. Tak lama setelah tersegelnya raja iblis, Vastoarta pun mati, tapi jiwanya akan tetap bereinkarnasi setiap ada kehajatan yang tak bisa di selesaikan oleh tangan manusia. Ia pun menyebarkan ilmu sihir kedunia manusia dan membuat banyak manusia mempelajari ilmu sihir untuk melindungi diri mereka. Setiap reinkarnasi dari Vastoarta para roh penjaga alam semesta juga akan bergabung pada tubuhnya dan membuat sebuah kekuatan yang luar biasa. Kini Reinkarnasi itu sudah memasuki kelahiran kesembilan dan Agras menjadi salah satunya, takdirnya telah ditentukan dan ia pun harus menanggung semua itu tanpa bisa menolak lagi, karena dirinya yang sudah terpilih. Menjauh dari apa yang dikatakan si dewa saat berada di dunia putih, kehidupan Agras ternyata jauh lebih mengejutkan lagi, meskipun kini Agras tak tahu apa yang sebenarnya terjadi padanya. Uskup Olsho mengatakan padanya bahwa ia hanya bermimpi, ia pun mengiyakan semua itu karena sejak bisa membaca ia sudah membuka banyak sekali buku, baik yang dongeng maupun menurut mereka sejarah, maka tak heran jika ia sampai bermimpi terus menerus hal yang aneh dan bahkan tak masuk akal baginya. Setelah melakukan perundingan tadi pagi dengan para uskup, uskup Olsho pun pergi menemui dua rekannya yang juga sama-sama uskup muda di sana. seperti arahan uskup besar ia pun mengatakan pada keduanya dan mengatakan apa yang terjdi pada Agras tentang kelahiran pahlawan itu. “Jadi kau meminta kami menemanimu untuk membawa anak itu ke Lumiren?” tanya salah satu uskup muda pertama. “Kenapa harus kami? Apa kau tak bisa memilih uskup yang lainnya?” tanya uskup muda kedua. “Hanya kalian yang aku percaya untuk menemaniku,” ujar uskup Olsho. “Kekuatan kalian juga sudah begitu hebat.” “Tapi musuh kita pastinya bukan hanya manusia kan, bisa jadi mereka iblis atau sejenisnya yang menghalangi kelahiran sang pahlawan,” kata uskup muda pertama. Uskup Olsho terus meyakinkan mereka untuk menemani mereka pergi  ke Lumiren, meskipun itu perintah langsung dari uskup besar tapi mereka tetap saja takut akan ada hal buruk yang mungkin saja terjadi nantinya, karena mereka tahu musuh mereka saat ini mungkin bukan hanya manusia biasa tapi juga dari kalangan iblis dan penyihir hitam yang mencegah sang pahlawan lahir mencegah kelahiran itu. Saat Agras merasa bahwa itu hanya sebuah mimpi, ketika para Uskup sibuk mempersiapkan kepergiannya esok hari. Di desa Luis dan Vina bersiap, mereka pun bergegas meninggalkan desa menuju kota Kasota, kota di ujung selatan Valgava tenpat kelahiran dari Vina. Di sana Vina tumbuh besar dan menjadi seorang perempuan yang cantik. Pertemuan dengan seseorang bertudung hitam tadi malam membuat Vina dan Luis begitu khawatir, maka salah satu cara agar hati dan pikiran keduanya tenang hanyalah kembali ke kota Kasota. Mereka ingin menemui ayah dari Vina, karena kemungkinan hanya itu satu-satunya jalan yang bisa menenangkan pikiran. Kusir kereta kuda yang membawa Agras pergi ke Tron, kini membawa mereka juga pergi ke Kasota hanya kusir itu yang tahu rute tercepat untuk sampai ke kota itu. Wajah Vina cemas dan sedikit ketakutan. Sudah lebih dari 12 tahun ia tak pernah kembali ke Kasota akibat permasalahan yang terjadi antara dirinya dan sang ayah dulu, apalagi saat ayahnya tahu ia menikahi lelaki brandal tak beradab seperti Luis. “Kalian benar-benar mau pergi ke Kasota?” tanya kusir kereta pada Luis dan Vina. “Hanya itu pilihan satu-satunya untuk tahu apa yang terjadi pada Agras,” ujar Luis yang menjawab pertanyaan kusir kuda itu. Vina tak bisa menjawab ia masih sedih dan bersandar di d**a Luis. Semakin memikirkan apa yang terjadi pada Agras keduanya semakin digelayuti rasa khalut yang berlebihan, tak ada yang tahu apa yang terjadi selanjutnya sampai mereka benar-benar mengetahui bagaimana harus menenangkan pikiran itu. Kereta kuda itu terus saja berjalan menyusuri jalanan, saat matarahari terus meninggi, jika mereka tak berhenti maka menjelang sore kemungkinan akan sampai di sana. Kota Kasota begitu indah banyak yang mengundar para pedagang yang berdagangan dari berbagai tempat dan juga kota paling aman yang pernah ada. Bukan sebab banyak prajurit ataupun walikotanya yang hebat, tapi kota itu di kenal sebagai kota yang mencintai perdamaian, maka di sana diharamkannya perang dan kekerasan dalam bentuk apapun, rakyatnya pun mengakui hal itu dan mereka menyadari bahwa permusuhan bukan suatu jalan keluar yang harus mereka miliki.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN