19. AKHIRNYA TAHU

1411 Kata
Romy sedih karena beberapa hari tidak bertemu Julia, dia mencari objek foto di hutan untuk menghilangkan rasa sedihnya. *** Malam hari, terlihat Romy sedang menulis di buku kecilnya. Raut wajahnya sulit diartikan, antara sedih dan bahagia, namun terkadang tersenyum ketika menulis. Malam semakin larut, saatnya Romy tidur agar besok tidak bangun kesiangan. Dia sudah selesai menulis, lalu segera membereskan barang-barang di meja agar terlihat rapi, tidak lupa menyembunyikan buku kecilnya tersebut. Kemudian Romy merebahkan badannya di kasur, kedua tangannya ditaruh di bawah kepala sambil melihat langit-langit kamar. "Julia, semoga besok kita bisa bertemu. Apa kamu tau? Aku sangat rindu padamu. Wajahmu yang manis, senyum yang indah, mata yang bening. Kamu adalah sosok gadis idamanku," batin Romy sambil tersenyum dan membayangkan sosok Julia. Sesaat kemudian, dia berselimut, lalu memejamkan kedua mata. Romy berharap agar mimpi bertemu dengan Julia, mungkin bisa menghilangkan rasa rindu dan sedihnya. Di kamar Julia, dia sudah tertidur lelap dengan memeluk boneka lumba-lumba pemberian Romy. Sungguh manisnya Julia tidur seperti itu, sepertinya sedang mimpi indah, karena wajahnya tampak tersenyum. *** Hari sudah pagi menjelang siang, Romy mengendarai motor dengan santai, tampaknya hari ini terasa bahagia. Romy punya firasat bahwa hari ini bisa bertemu dengan Julia, apalagi hari kerja. Romy tidak mengantar neneknya ke pasar, karena keperluan rumah masih cukup. Cuaca pagi ini juga terlihat cerah, meski ada awan putih di langit, namun langit biru tampak indah dan luas, matahari juga bersinar terang. Sekian menit berlalu, Romy sampai di kota Banda. Dia segera memarkirkan motor di tempat yang aman, setelah itu berjalan menelusuri kota dengan semangat membara. Jika ada objek foto yang menarik, dia pasti akan memotretnya. Tapi tujuan utama Romy adalah kursi yang ada di bawah pohon rambutan, sebenarnya di sana adalah tempat untuk bertemu dengan Julia, mereka sudah sepakat akan bertemu di sana sewaktu-waktu. Sesampainya di kursi panjang, Romy menyadari bahwa Julia belum datang juga. Meski begitu, dia akan tetap menunggu hingga waktunya habis. Romy sudah diberi tahu jam ketika Julia bisa ke situ. Romy duduk di kursi. "Julia, apa kamu gak akan datang lagi? Sudah beberapa hari kita gak ketemu, apa kamu gak kangen sama aku? Menurutku, kamu pasti kengen sama aku, iya kan?" ucap Romy berbicara sendiri. Sambil menunggu Julia, dia melihat-lihat foto yang ada di kamera, dia mencari foto Julia. "Julia, segera datang ya! Aku sudah menunggumu di sini," gumam Romy, dia tersenyum memandang foto Julia. Setalah beberapa menit menunggu, Romy merasa ngantuk, kemudian berbaring di kursi panjang tersebut. "Julia, aku tidur dulu ya! Bangunkan aku jika kamu udah datang!" batin Romy penuh harap. Akhirnya Romy pun memejamkan mata, sepertinya mulai tidur. Apalagi ditemani angin semilir dan suasana teduh di bawah pohon, pasti enak untuk tidur. Meski itu di pinggir jalan, tapi agak jauh dari batas jalan. Kendaraan yang lewat juga tidak banyak, jadi membuat suasana terasa nyaman. Romy tidak peduli jika ada orang yang melihatnya tidur di situ, karena itu hal biasa. Sekian menit berlalu, terlihat gadis bergaun jingga berjalan sendirian tidak jauh dari kursi panjang tempat Romy tidur. Gadis itu adalah Julia, tampaknya dia berhasil kabur lagi dari 2 penjaganya, hebat sekali. Saat dekat kursi, Julia terkejut melihat Romy sedang tidur di situ. "Ya ampun, apakah itu beneran Romy? Bisa-bisanya tidur di sini," gumamnya. "Maaf Romy, mungkin kamu lelah menunggu aku. Hari ini aku terlambat datang, padahal hari-hari kemarin aku gak datang. Pasti aku sangat mengecewakan, sekali lagi aku minta maaf," lanjut Julia merasa bersalah. Julia memberanikan diri, dia duduk di sebelah Romy. Mengambil tempat kursi yang tersisa dekat pinggang Romy, dia tersenyum dan ingin membuka kacamata hitam yang dipakai Romy, sekalian topinya. Julia sempat terheran, masa tidur pakai kacamata dan topi bisa senyaman itu, sungguh terlalu. Dengan perlahan, Julia mencopot kacamata tersebut hingga akhirnya berhasil. "Manis sekali kamu, tidurmu sangat lucu," batin Julia sambil memandang wajah Romy. Saat itu, Julia memperhatikan bibir manis dan merah Romy, tampaknya ingin sekali menciumnya. "Astaga, apa yang aku pikirkan? Gak, aku gak boleh berpikiran kotor! Maafkan aku Romy, mungkin karena kamu terlalu manis," batin Julia sambil menggeleng-gelengkan kepala. Selanjutnya, Julia berusaha mencopot topinya. Cukup susah, karena tertindih kepala Romy. Saat itu juga, karena kepala Romy bergerak akibat Julia yang ingin mengambil topi, Romy merasakan dan akhirnya terbangun, alias membuka mata. "Ju-Julia? Apa yang kamu lakukan?" ucap Romy sangat kaget, dia menjauhkan badannya sedikit, lalu segera bangun. Sebenarnya Romy merasa malu, karena dia malah tidur di situ. "Romy? Aduh, maaf! Aku gak ngapa-ngapain kok," balas Julia juga kaget, dia pun segera berdiri dari kursi. "Sejak kapan kamu di sini?" "Baru sebentar, aku hanya ingin membangunkan kamu!" "Serius? Kamu gak bercanda kan?" "Enggaklah, emang apa yang kamu pikirkan?" Romy sempat berpikir, mungkin saja Julia ingin mengerjai dirinya, dia pun melihat Julia sedang memegang kacamata miliknya. "Kamu bohong ya?" tanya Romy dengan tersenyum. "Serius, untuk apa aku bohong!" "Terus, itu apa yang kamu pegang?" Julia terkejut, dia baru sadar bahwa dia membawa kacamata milik Romy. "Ini ... Hehe, maaf. Aku cuma ingin membangunkan kamu tanpa kacamata," jawab Julia dengan tersipu malu. "Aku tau, kamu pasti ingin melihat wajah manisku ini, iya kan?" "Apaan sih, percaya diri sekali." Romy malah terkekeh, kemudian menyuruh Julia untuk duduk di kursi bersama. Julia segera duduk, meski dengan malu-malu. "Aku selalu menunggumu di sini. Aku senang, sekarang bisa bertemu kamu lagi, Julia. Aku kira kamu gak akan datang lagi." "Romy, maafkan aku. Sekian hari aku gak bisa datang, dan hari ini aku terlambat datang." "Kamu gak perlu minta maaf. Aku yakin kamu punya acara penting. Aku tetap sabar menunggu kamu," balas Romy membuat hati Julia bahagia. "Makasih Romy!" Julia memberi tahu sedikit mengenai kehidupannya, salah satunya adalah tidak bisa pergi di hari weekend, dia juga tidak boleh berlama-lama saat jalan-jalan. Romy mendengarkan dengan seksama, dia sempat penasaran dan bertanya mengapa, tapi Julia merahasiakan itu, dia hanya menjawab ada hal penting yang harus dia lakukan. Romy mengerti akan hal itu, apapun yang terjadi, dia akan selalu bersabar. Julia sangat senang mengetahui Romy memahami keadaan dirinya, sekali lagi dia berterima kasih. Mereka mengobrol selama beberapa menit, terlihat saling mengerti dan tersenyum. Saat Romy ingin mengajak keliling kota, Julia berkata, "Maaf Romy, hari ini aku gak bisa. Sepertinya aku harus segera pulang." "Pulang? Kenapa buru-buru?" tanya Romy agak terkejut, karena belum ada 30 menit mereka bertemu, namun dia ingat bahwa Julia tidak bisa lama-lama bertemu dengannya, apalagi hari ini datang terlambat. Sebenarnya Julia agak kesulitan saat ingin kabur dari John dan Roger, itu salah satu penyebab terlambat datang, selain itu ada kemacetan lalu lintas. Saat Julia ingin menjawab, Romy lebih dulu berkata, "Oh, gak apa-apa. Aku mengerti. Mungkin besok atau lain kali kita bisa lanjut mengobrol," ucap Romy. "Iya, aku janji besok akan ke sini lagi," balas Julia. "Oke!" Julia segera beranjak dari duduk, sebelum pergi, dia minta maaf pada Romy lagi. Setelah itu, pergi perlahan dengan hati yang agak sedih. Julia sedih karena hari ini hanya bisa sebentar bertemu dengan Romy, apalagi hari-hari yang lalu lama tidak bertemu. Romy memperhatikan kepergian Julia, dia merasakan bahwa Julia terlihat sedih. Saat Julia cukup jauh, Romy penasaran dengan kehidupan Julia, kemudian mengikuti Julia dari jarak jauh. "Maafkan aku Julia, aku harus mengetahui sesuatu," gumam Romy. Dengan perlahan Romy mengikuti Julia, sementara Julia tidak mengetahui itu. Ternyata John dan Roger sedang memperbaiki mobil, entah kenapa tiba-tiba macet, mungkin itu keberuntungan bagi Julia. Julia mampir ke sebuah toko kecil, dia hanya ingin membeli minuman botol dan makanan ringan untuk alasan kabur dari John dan Roger. Akhirnya Julia sampai di tempat mobil, dengan tersenyum dia menghampiri mereka. "Nona Julia, kenapa lama sekali?" tanya Roger. "Masa sih lama? Perasaan sebentar." Roger menghela napas mendengar jawaban itu, sementara John malah tersenyum, karena dia yang berusaha memperbaiki mobil, Roger hanya membantu. "Iya, iya maaf. Tadi bingung mau beli makanan apa, ditambah antri," ucap Julia. "Jadi begitu. Baiklah, kami percaya!" ucap Roger. Tampaknya mobil belum selesai, saat Julia bertanya, ternyata baru saja selesai. Mengetahui itu, Julia senang dan menyuruh mereka untuk minum, istirahat, dan makan cemilan dulu. Semua setuju, mereka tidak takut terlambat pulang, karena sudah laporan bahwa mobil mereka sempat macet, tentu dengan mengirim foto, jadi aman. Romy terkejut melihat Julia bersama dengan 2 orang berjas hitam dan kacamata, dia berpikir bahwa Julia pasti orang kaya. "Julia, jadi kamu ...," ucap Romy. Apa yang ada di pikiran Romy, mungkinkah dia akan menjauhi Julia karena tahu bahwa Julia berasal dari keluarga orang kaya? Sebagai orang yang hidup sederhana, tentu saja merasa minder dan tidak pantas dengan orang kaya, terutama mengenai cinta. Biasanya mengalami banyak cobaan jika menjalin cinta beda martabat dan kondisi ekonomi yang berbeda jauh.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN