20. MINTA TOLONG

1374 Kata
Setelah sekian hari tidak bertemu hingga membuat keduanya sedih, akhirnya Romy dan Julia bertemu lagi, namun hanya sebentar, karena Julia mendapat beberapa kendala. *** Romy masih terkejut melihat Julia dijaga 2 bodyguard berbadan gagah dan elegan, Romy sempat ragu dan pesimis. "Aku mulai tau sekarang, tapi aku gak peduli. Aku udah terlanjur jatuh cinta dengan Julia, apa pun keadaan hidupnya, aku harus berjuang dan berani mendapatkan hati Julia. Aku juga tau bahwa Julia bahagia saat bersamaku," batin Romy dengan serius. Ternyata dia tetap melanjutkan niatnya untuk mencintai Julia, itu sangat menarik, semoga Romy berhasil memiliki Julia. Namun pasti tidak akan mudah, apapun yang terjadi, Romy tetap akan maju. Saat melihat Julia dan 2 penjaga itu masih istirahat, Romy teringat bahwa dia seharusnya minta nomor ponsel milik Julia, tapi tidak sempat kerena Julia terburu-buru. Romy berpikir bagaimana cara agar mendapatkan nomor ponsel, kemudian ada ide menarik, dia melihat ada anak kecil laki-laki di dekatnya, umurnya sekitar 10 tahun. Romy bermaksud minta tolong, lalu menghampiri anak kecil tersebut. "Dek, bisa minta tolong?" tanya Romy. "Ada apa Kak? Minta tolong apa? Bisa, asalkan gak sulit," jawab anak kecil. "Tenang saja, ini sangat mudah. Nanti aku kasih hadiah!" "Serius Kak? Baik, aku mau." Anak laki-laki itu merasa bahagia. Kemudian Romy segera melakukan sesuatu, dia mengambil pena dan sebuah kertas kecil. Ternyata Romy menulis nomor ponsel miliknya ditambah namanya, tentu saja nanti diserahkan pada anak kecil itu untuk Julia. "Oke! Tolong kasih kertas kecil ini ke gadis cantik bergaun jingga itu ya!" pinta Romy sambil menunjuk ke arah Julia. "Gadis itu ya! Siap Kak. Tunggu, apa Kakak suka dengan gadis itu?" tanya anak kecil dengan tersenyum. Romy terkejut, tapi segera mengelak. "Ini rahasia, kamu gak boleh tau!" "Bilang jujur aja kenapa sih Kak!" "Jangan banyak bertanya, nanti saja. Buruan sebelum gadis itu pergi!" saran Romy. "Baiklah kalau begitu!" Saat anak laki-laki ingin melangkah, Romy memberi pesan lain. "Sebentar! Pastikan 2 orang berpakaian hitam itu tidak tau! Cukup gadis cantik itu saja yang tau, oke?" "Oke Kak!" jawab anak laki-laki sambil mengacungkan jempol kanan. Romy senang mendapat itu, dia segera sembunyi agar Julia tidak melihatnya, untung saja dari tadi Julia dan 2 penjaganya asik makan cemilan sambil mengobrol. Romy juga agak jauh dari mereka, jadi cukup sulit dilihat. Cerdas juga Romy melakukan itu demi mendapatkan Julia, apalagi bisa tersembunyi dari 2 bodyguard itu. Romy fokus melihat aksi anak laki-laki tersebut, sementara anak laki-laki itu berjalan santai sambil tersenyum. Kertas kecil dari Romy disembunyikan dalam saku. Sampai juga dia, sementara Julia dan 2 penjaga itu terheran ada anak laki-laki yang menghampiri mereka. "Kak, boleh minta tolong sebentar!" tanya anak laki-laki. "Boleh," jawab John dan Roger. "Maaf, aku ingin minta tolong pada Kakak cantik ini, hehe!" Anak kecil itu menjelaskan maksudnya, karena tadi yang merespon malah 2 penjaga. Mendengar itu, 2 penjaga terdiam. "A-aku?" tanya Julia agak heran. "Iya, Kakak." "Oh, baiklah!" Julia segera mendekat pada anak laki-laki itu. Kemudian anak laki-laki berbisik pada Julia hingga membuat John dan Roger penasaran, tapi mereka hanya bisa melihat. Anak laki-laki itu menarik tangan Julia, mengajak ke suatu tempat yang tidak jauh dari situ, dia juga tidak mengijinkan 2 bodyguard Julia mengikuti mereka. "Kami cuma sebentar, tenang saja!" "Iya, kalian tunggu saja di mobil!" tambah Julia. John dan Roger mengerti dan tidak curiga sama sekali, karena itu hanyalah anak kecil. Anak kecil itu mengajak Julia di samping bangunan sekitar tempat itu, yang pasti jangan sampai 2 penjaga mengetahui keberadaan mereka. "Apa yang anak kecil itu inginkan?" tanya Roger. "Entahlah, kita tanya nanti pada Nona Julia," jawab John. Di posisi Julia dan anak kecil, mereka berhenti dan mengobrol sebentar. "Kak, ini ada titipan dari seorang pria baik hati!" ucap anak kecil sambil mengulurkan kertas dari Romy yang berisi nomor ponsel dan nama Romy. "Titipan?" jawab Julia segera mengambil kertas itu, dia terkejut saat melihat isinya. "Ini ...," kaget Julia, kemudian tersenyum. "Romy, makasih. Ini sangat penting, sebelumnya aku lupa tentang ini. Maaf ya!" batin Julia. Anak kecil itu juga tersenyum. "Oke, aku akan simpan ini baik-baik. Makasih ya! Terus di mana pria yang minta tolong ini?" tanya Julia. "Di seberang sana! Agak jauh Kak!" "Oh, jadi begitu." "Ya udah Kak. Tujuan aku udah selesai. Sebaiknya kita kembali, agar 2 temanmu itu gak curiga," saran anak kecil mengira 2 bodyguard adalah teman Julia. "Kamu benar. Ayo!" Julia dan anak kecil kembali, mereka hanya mengobrol 2 menit, seharusnya tidak membuat curiga. Sebelum anak kecil itu pergi, Julia memberi 2 bungkus makanan ringan yang masih utuh. Anak kecil itu menerima dengan senang hati. "Makasih banyak! Kakak baik banget!" Julia hanya tersenyum, begitu juga dengan John dan Roger. Anak kecil itu pergi, tentu saja menuju ke arah Romy. Untuk mengalihkan perhatian dari John dan Roger, Julia mengajak mereka segera pulang. Mereka setuju, apalagi mobil sudah diperbaiki dan waktu sudah habis, tapi mereka tidak akan mendapat hukuman meskii terlambat pulang, hal itu karena mereka mendapat kendala di perjalanan. Di dalam mobil, Roger bertanya, "Nona Julia, apa yang diinginkan anak kecil itu?" "Ini rahasia perempuan, jadi kalian gak perlu tau," jawab Julia berusaha menyembunyikan aslinya. "Rahasia perempuan? Tapi itu tadi anak laki-laki kan?" "Ah, iya memang. Tapi bukan untuk anak laki-laki itu, melainkan untuk Ibunya. Apa kalian mengerti maksudku?" "Oh, untuk ibunya. Ya, kami mengerti." "Ya, begitulah. Ayo, kita pulang!" ajak Julia mengetahui bahwa mobil belum dijalankan. Mendengar itu, Roger segera melajukan mobil, saat ini bagian Roger yang menyetir mobil, biasanya bergantian dengan John. Saat mobil melaju, Julia fokus melihat ke arah anak kecil itu. Dari jarak jauh, dia melihat Romy bersama anak kecil tadi. Julia tersenyum melihat mereka, dia berpikir bahwa Romy membuatnya bahagia. "Romy, Romy. Pintar juga caramu memanfaatkan anak kecil. Jangan lupa kasih dia hadiah ya!" Sesat kemudian, Julia baru sadar bahwa Romy mengikutinya, hal itu menandakan bahwa Romy melihat keberadaan John dan Roger. "Astaga, jadi Romy tau sekarang!" batin Julia merasa terkejut, tapi dia harus bersikap biasa agar 2 bodyguard-nya tidak curiga. "Sepertinya ini gak baik! Gimana reaksi Romy, apakah dia takut dan gak mau lagi bertemu dengan aku? Duh, semoga Romy tetap ingin bertemu denganku." Julia agak gelisah, dia ingin segera menelepon atau mengirim pesan chat, tapi bahaya jika memasukkan nomor ponsel Romy tadi, karena ada John dan Roger yang selalu mengawasi, terlebih John yang tidak menyetir mobil. Julia ingin segera sampai rumah dan bertanya pada Romy lewat ponsel, tapi Julia harus berada di kamar tidur agar lebih aman dan bebas. Di tempat Romy, dia masih bersama anak kecil itu. "Gimana hasilnya?" "Lancar Kak! Aku juga dikasih ini," jawab anak laki-laki sambil memberi tahu dapat makanan dari Julia. "Bagus! Beruntung sekali kamu. Makasih ya! Kamu akan dapat tambahan hadiah!" "Asik. Apa hadiahnya?" Romy tersenyum, sebelum itu, dia ingin tahu nama anak laki-laki itu, mereka kemudian berkenalan. Romy berniat suatu saat mungkin minta bantuan dia lagi. Anak laki-laki itu bernama Reno, rumahnya dekat dengan kota ini, katanya sering berkeliling kota untuk membeli sesuatu atau sekedar jalan-jalan. Romy semakin senang, jadi ada banyak kemungkinan bertemu Reno dan minta tolong nantinya. Setelah itu, Romy mengajak ke sebuah toko kue di dekat situ. Romy memberi tahu bahwa dia akan membelikan kue dengan rasa yang paling disukai Reno. Mendengar itu, Reno sangat bahagia, kemudian mereka bergegas ke toko kue. Setelah memilih-milih, sebenarnya ada banyak macam kue yang disukai Reno, jadi agak bingung, tapi akhirnya dia milih kue brownies. Akhirnya Romy membeli 3 kotak kue brownies, 2 untuk si Reno, dan 1 untuk dirinya sendiri karena Romy ingin membawa oleh-oleh itu untuk neneknya. Reno sempat bertanya, kenapa cuma 1, tapi Romy mengatakan bahwa 1 sudah cukup, karena dia hanya berdua di rumah dengan neneknya. "Oke, jadi begitu!" Romy juga memberi tahu bahwa rumahnya cukup jauh dari kota ini, padahal jika dekat Reno ingin berkunjung ke rumah Romy. Sayang sekali jauh. Meski begitu, Romy akan mengajak Reno ke rumahnya jika dia mau dan ada kesempatan. Reno sangat senang mendengar itu, lain kali ingin sekali berkunjung di rumah Romy. Mereka semakin akrab, bagaikan Kakak dan Adik. Romy senang dekat dengan anak kecil, apalagi dia tidak punya adik. Jika nanti Reno berkunjung ke rumahnya, dia akan mengajak jalan-jalan ke hutan untuk melihat indahnya isi hutan. Reno semakin bahagia mendengar itu, mungkin di hari weekend nanti, dia ingin ke rumah Romy sekalian jalan-jalan ke hutan. Romy tersenyum mendengar itu, dia tidak keberatan dengan itu, bahkan merasa bahagia.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN