BAB 16

1960 Kata

Devan tak pernah kenal lelah untuk mendekati Syifa. Meski badai menghadang, ia tatap berusaha terlihat baik agar Syifa terpicut. Bukannya suka, Syifa malah takut dengan Devan. Sejak SD dia terbiasa sekolah khusus perempuan, satu sekolah dengan para laki-laki dan langsung mendapatkan teman seperti Devan adalah mimpi buruk untuknya. "Ukhty Syifa makan apa?" tanya Devan seraya menarik Reza untuk duduk di hadapan Rain dan Syifa. Reza yang sedang memegang satu mangkuk bakso kuah dan segelas es teh spontan berbalik, untung saja bakso dan es-nya tidak tumpah. Kalau sampai tumpah, ia pastikan Devan akan menderita sejak detik itu sampai pulang sekolah nanti. "Kelihatannya aku makan apa, Devan," jawab Syifa dengan nada kesal, nada kesalnya Syifa justru terdengar imut di telinga Devan. "Wah, kita

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN