Udara pagi mulai melambai-lambai ke lapisan epidermis kulit, matahari saja masih malu-malu untuk keluar dari tempat persembunyiannya. Berbalut jaket kesayangan, aku meneguhkan hati menerobos dinginnya pagi untuk menyelesaikan semua masalah yang sudah bergelayutan beberapa hari ini di dalam kepala. Hati ini tak rela bila meninggalkan mamak, bapak dan Sekar terlalu lama. Kondisi mereka semua masih rentan. Terlebih aku terlalu banyak merepotkan Pak Slamet, beliau yang selalu membantu aku dan sekeluarga dalam kondisi apa pun. Seperti halnya sekarang, beliau juga bersedia untuk menjaga keluargaku sementara selama aku pergi. Aku tak meminta, tapi beliau malah menawarkan diri. Beliau terlalu baik. Tak hanya beliau tapi juga istrinya ikut menemani keluarga ku di rumah. Bapak sudah ngamuk dari kema