"Hahaha, lucu sekali. Kalian tidak mau makan? Lihat tanganku harus diinfus seperti sekarang agar aku tidak drop. Kalian dari mana? Pasien ruangan sebelah ya? Kenapa lucu-lucu sekali," ucap bapak pada awang-awang. Aku dan juga Pak Slamet menatap ke arah bapak aneh, beliau seolah sedang berbicara dengan orang. Tapi di hadapan beliau tidak ada apa-apa, melainkan awang-awang kosong melompong. Tak hanya itu, bahkan bapak tertawa sendiri. Entah pembicaraan apa yang sedang mereka bicarakan, sepertinya seru sekali. Sesekali bapak menunjuk ke arah kami berdua, mungkin memperkenalkan kami kepada mereka si makhluk kasat mata. Lama-lama buluk kudukku sendiri terasa berdiri semua. Ruangan rawat bapak ini terasa lebih dingin dari sebelumnya, entah dari mana datangnya tiba-tiba ada angin berhembus kenc