GENI 33 – GEJALA

1620 Kata

Malam semakin larut, tersisa suara beberapa serangga kecil yang mengisi kekosongan. Terasa dingin dan begitu pengap. Mataku susah sekali terpejam setelah terbangun dari mimpi, tak seperti biasanya malam ini terasa panjang ketimbang hari biasa. Entah hanya pikiranku saja atau bagaimana, aku merasakan hawa yang berbeda dari rumah Pak Slamet malam ini. Ada yang berbeda. Aku bangkit dari tidur, melirik Sekar, bapak dan mamak yang sudah tidur pulas seperti tidak merasakan hawa yang aku rasakan. Di sebelah kananku ada Pak Slamet, beliau juga tak terusik tidurnya. Hanya aku di sini yang bermasalah dengan hawa ruangan ini. Aku menggosokkan telapak tanganku agar terasa lebih hangat dan menghalau rasa dingin yang terus menerus meneror lapisan epidermisku. Tapi tetap saja tidak bisa menutupi semua de

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN