Hampir semua orang di dunia menganggap keluarga merupakan hal yang terpenting. Ada dua macam keluarga, setidaknya itu yang secara umum diketahui semua orang. Keluarga tanpa ikatan darah, seperti orang yang sangat dekat dengan kita, namun tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Lalu yang kedua tentu saja keluarga dengan ikatan darah. Biasanya ikatan darah membuat seseorang lebih posesif. Jiwa melindungi keluarga yang lebih muda, dan rasa saling menyayangi diantara anggota keluarga begitu besar dibandingakan dengan keluarga tanpa ikatan darah. Dalam kasus Yanxie, adik semata wayangnya, Zhou Yanmei merupakan satu-satunya alasan dia bisa bertahan di dunia yang menurutnya kacau ini. Yanxie bisa dikatakan sebagai ibu dan ayah Yanmei. Dia merawat gadis itu dari kecil hingga menjadi dewasa seperti sekarang ini.
Dua puluh lima tahun yang lalu. Saat itu Yanmei baru berusia tiga tahun ketika tragedi menimpa keluarga Zhou. Lembah Shui Jiao diserang oleh para pembunuh dengan kultivasi tinggi. p*********n itu membuat lembah Shui Jiao hancur, dan orang tua Yanxie meninggal dunia. Yanxie yang saat itu berusia tiga belas tahun membawa Yanmei bersamanya dan bersembunyi di dalam gua. Beruntung sahabat ayah Yanxie yaitu Zhu Xin Qian membantu mengusir pembunuh dari lembah Shui Jiao dan menyelamatkan Yanxie serta Yanmei. Sejak itu, Yanxie terus mengurung dirinya bersama dengan sisa-sisa murid lembah Shui Jiao. Dia berlatih kultivasi setiap hari, berulang-ulang, kultivasi yang dia latih semakin lama semakin berat dan semakin tinggi hingga melebihi batas kemampuan dirinya. Yanxie merawat Yanmei, meyakinkan para murid dan membangun kembali lembah Shui Jiao. Setelah lembah Shui Jiao hidup kembali, Yanxie akhirnya menutup lembah tersebut dari dunia luar. Dengan kultivasinya, dia memasang pagar pembatas agar tak ada yang bisa masuk dan keluar dari lembah. Lembah Shui Jiao yang terkenal ramah, kini mendapat julukan lentera yang tertidur. Dunia luar mengetahui kehebatan ketua lembah tersebut, tapi tak sekalipun Yanxie mau menampakkan diri. Semua itu dia lakukan demi adik semata wayangnya. Alasan dia harus bertahan dari tekanan demi tekanan yang dia hadapi, alasan dia harus mengasingkan diri dari dunia luar yang buruk. Zhou Yanmei.
***
Yanxie mengarahkan pandangannya ke pintu gua. Dia melamun dan tak berkedip. Walau wajah dinginnya itu sulit menunjukkan ekspresi. Tapi, gerakan jarinya yang terus mengetuk tangan kursi yang dia duduki, jelas memperlihatkan bahwa dia sedang menunggu seseorang.
Zhou Yanmei. Gadis itu tak pernah mengunjungi Yanxie sejak Yanxie melarangnya untuk keluar lembah. Festival seribu lentera yang disebutkan Yanmei akan berlangsung satu bulan lagi. Sepertinya Yanmei masih kesal karena hal tersebut. Mungkin dia merasa bahwa Yanxie terlalu mengekangnya selama ini. Kenyataan Yanxie yang mengekangnya tentu saja benar. Namun, pengekangan itu hanya bertujuan untuk keselamatan Yanmei.
"Setiap tahun selalu ditolak, kenapa tahun ini dia bertanya lagi? dia pasti sudah menduga aku tidak akan mengizinkan dia keluar lembah. Dan dia marah karena dugaannya benar," Yanxie menghela nafas tipis, lalu bersandar memangku tangan di kepala sambil menutup matanya, "Apa aku terlalu memanjakan dia? atau aku terlalu mengekangnya?"
Beberapa menit kemudian, Xiao Yu laki-laki yang kini memiliki kebosanan luar biasa itu mengendap sambil berjinjit di depan pintu gua. Dari jauh saja dia sudah bisa melihat Yanxie. Rambut putih Yanxie gang bersinar, membuatnya mudah terlihat diantara pencahayaan gua yang minim.
"Dia sedang apa di dalam sana?" Xiao Yu melangkah pelan. Dia sangat berhati-hati agar tak membuat keributan yang bisa memicu kemarahan Yanxie.
"Dia sedang tidur? ya ampun kenapa manusia tidur seperti itu? sangat tidak nyaman,"
Xiao Yu menatap Yanxie lekat. Karena Yanxie tak bergerak sama sekali, jarak tiga meter membuat Xiao Yu bisa melihat lebih jelas penampilan Yanxie. Rambut putih Yanxie yang menurut Xiao Yu sangat keren. Maksudnya yang keren hanya warnanya saja, karena dia belum sempat mewarnai rambutnya dengan warna seperti itu. Wajah Yanxie yang putih dan cerah, jika benar umurnya tiga puluh delapan tahun, sudah pasti Yanxie sangat awet muda. Xiao Yu bertanya-tanya perawatan apa yang digunakan ketua lembah tersebut untuk mendapatkan kulit seperti itu. Lalu, postur tubuh Yanxie dengan pakaian kolosalnya. Itu sangat menarik mengingat Yanxie sangat sempurna di dalam balutan pakaian berwarna hitam yang berlapis-lapis dan menyesakkan tersebut.
"Penampilannya persis seperti tokoh pria di dalam drama. Bagaimana mereka bisa mendapat pakaian ini? mereka menjahit sendiri atau ... di dunia inipun ada fashion designer?" Xiao Yu berpikir sejenak, namun tak berapa lama dia menggelengkan kepalanya, "Aku harus melihat lebih dekat untuk mengetahui kelemahannya. Dia tak mungkin sesempurna ini, kan?" Xiao Yu menarik nafas panjang, lalu kembali mengangkat kakinya untuk melangkah.
"Tetap di tempatmu. Mendekat lagi, maka aku akan melemparmu ke kawah api," Yanxie tiba-tiba bicara, walau matanya masih tertutup.
Xiao Yu nembatu seketika. Lalu menatap Yanxie dengan heran, "Kau bicara padaku?" Xiao Yu menggaruk kepalanya, "Bagaimana bisa begitu? padahal dia sedang tidur,"
"Aku bahkan bisa mendengar suara nafasmu."
Mendengar ucapan Yanxie, Xiao Yu langsung menahan nafasnya.
"Aku masih bisa mendengar detakan jantungmu, bisa kau hentikan itu juga?"
"Hei, mana bisa aku menghentikan detakan jantung. Kau ingin aku mati?"
Yanxie membuka mata. Begitu dia menoleh kearah Xiao Yu, Xiao Yu tercekat. Tak berani bergerak sama sekali, "Aku sangat ingin menbunuhmu. Tapi kau aman untuk saat ini. Jika aku membunuhmu, Yanmei akan semakin marah."
Xiao Yu tersenyum, lalu tiba-tiba menghambur kearah Yanxie, "Kau berselisih dengan Yanmei. Menghadapi wanita sangat sulit, bukan?"
Yanxie tetap tenang walau Xiao Yu mendeka seperti orang bodoh. Dengan sekali gerakan, tiba-tiba Qionglin sudah terhunus di d**a Xiao Yu, membuat laki-laki itu kaget, lalu segera mundur beberapa langkah.
"Hei, berhenti mengancamku dengan benda itu! sîal. Padahal bukan benda tajam tapi aku tetap saja ketakutan," Xiao Yu menggosok-gosok dadanya.
"Untuk apa kau kemari? mau menyerahkan nyawamu?" tanya Yanxie dengan tatapannya yang tajam. Entah bagaimana tatapan mata dan ekspresinya selalu saja datar.
"Xie er, wajahmu tidak sakit. Santaikan otot wajahmu sedikit. Kenapa kau selalu saja cemberut?" Xiao Yu menghela nafas, "Walau dia selalu cemberut, tapi tetap awet muda. Aku sangat iri."
"Sangat tidak sopan. Makhluk aneh, sebenarnya apa maumu?"
"Ah, aku hanya menjengukmu."
"Menjenguk?"
"Aku penasaran tentang kau yang selalu berada di gua ini. Terlebih, kau masih bermasalah dengan Yanmei. Yanmei tak pernah kesini lagi, kan? apa kau tidak kesepian?"
"Kesepian? aku bahkan tak tahu bagaimana rasa kesepian itu."
"Tentu saja tidak tahu, karena kau sudah terbiasa. Tapi kau tetap merasa ada yang kosong di hatimu, kan? tenang saja, aku punya solusinya."
"Apa maksudmu?"
"Hmm, solusi agar kau tidak kesepian, dan Yanmei tidak marah lagi padamu."
"Aku tak memerlukan solusi apapun darimu. Sebaiknya kau keluar saat suasana hatiku sedang bagus."
"Ei, kau yakin? aku baru saja bertemu Yanmei, dan dia sangat marah. Dia melarangku bertanya tentangmu."
"Dia akan membaik dalam beberapa hari."
"Dia sudah bukan anak kecil lagi. Kau tahu, di tempatku berasal, wanita yang sudah dewasa semakin dikekang semakin mengamuk. Jika ada masalah, jika kau tidak meluruskannya, maka dia akan semakin menjauh darimu. Bisa-bisa dia takkan pernah datang ke gua untuk melihatmu lagi."
"Yanmei berbeda dengan wanita yang ada di tempatmu."
"Hei, di belahan dunia manapun, wanita tetap sama. Kau yakin tak mau aku memberitahukan caranya padamu? lihatlah, dia sudah begitu lama tidak kesini. Kau tak bisa bersikap kasar atau memaksanya, kau harus menggunakan cara halus yang bisa meluluhkan hatinya."
"Kenapa aku harus meluluhkan hati adikku? dia pasti tahu bahwa aku menyayanginya."
"Tapi cara menyayangimu membuatnya tak mengerti. Dia masih tetap memberontak, kan?"
Yanxie berpikir sejenak, lalu menatap Xiao Yu lekat, "Jadi ... bagaimana caranya agar dia tidak marah lagi padaku?"
"Mudah. Kau harus berteman denganku "
TBC