B.4 Idea

1616 Kata
B.4 Idea Rasha kembali ke rumah dengan perasaan penuh amarah, dia tak menyangka jika ayahnya begitu picik mengorbankan Sandr yang sudah membuatnya dikenal banyak pengusaha justru diberikan begitu saja kepada Adrian yang serakah. “Gimana pertemuanmu sama tuan Zhen?” tanya Diga.  Rasha yang kesal membanting tubuhnya di kursi dan melonggarkan dasinya. “Papa sudah gila mau memberikan Sandr kepada Adrian jika aku tak bisa memiliki pewaris dalam waktu satu tahun,” cerita Rasha. Diga terkejut dengan ucapan Rasha, bukan masalah anak atau pernikahan yang dimaksud Zhen, tapi memberikan Sandr kepada Adrian itu seperti malapetaka. "Apa sebenarnya yang dipikirkan Tuan Zhen soal ini, aku rasa ada tujuan lain yang dia lakukan,” ucap Diga. Rasha diam berpikir soal ucapan Diga, tapi dia yakin jika ayahnya memang ingin dia memiliki keturunan segera dan tak berniat memberikan Sandr kepada sepupunya itu. “Lupakan soal pemikiran ayahku, tapi cara cara yang bisa dilakukan agar aku punya anak tanpa menikah,” balas Rasha. Diga berdehem dan menjawab dengan santai. “Anda bisa melakukan pernikahan kontrak selama satu tahun atau sampai anak itu lahir,” jawab Diga. Rasha menatap asistennya itu kesal, tapi Diga memilih melanjutkan ucapannya, “Anda bisa menghamili wanita manapun yang Anda inginkan dan menunggu anak itu lahir,” lanjut Diga. Rasha tetap memberikan tatapan menghunus kepada Diga dan tatapan itu membuat asistennya memalingkan wajahnya. “Apa itu bisa dilakukan tanpa berhubungan dengan wanita itu?” ketus Rasha membuat Diga langsung menggeleng.   Rasha berdecak keras, “Dan aku mau punya anak tanpa melakukan hubungan dengan para wanita itu,” sentak Rasha. Diga menatap bingung bosnya, “Bagaimana bisa Bos, kondisi seperti itu, dalam dunia medis saya hanya pernah mendengar proses pembuahan bisa dilakukan di luar tapi tidak berhubungan itu tidak mungkin,” timpal Diga. Rasha mengerutkan dahinya mendengar ucapan Diga. Lelaki itu berdiri dan mendekati asistennya itu. “Bisa melakukan pembuahan di luar katamu, itu artinya aku bisa menyumbang benihku kan?” selidik Rasha membuat Diga berpikir sejenak. Diga mengangguk pelan, tapi dia masih tak mengerti maksud tuannya mengatakan hal itu. Rasha paham jika asistennya tak mengerti ucapannya. “Jika pembuahan bisa dilakukan di luar itu artinya aku tidak perlu berhubungan dengan wanita itu, tidak perlu menyentuhnya dan harus pura-pura menikmati tubuhnya, sedangkan kamu tahu aku tak pernah sudi melakukan hal itu,” tegas Rasha. Rasha memang dikenal sebagai pria dingin umurnya yang sudah matang seperti sekarang tapi dia tak pernah melakukan hubungan yang terlalu dalam dengan wanita. Dia tak membantah jika dia masih bisa melampiaskan kebutuhan biologisnya tapi dia tak pernah melakukan itu atas dasar suka sama suka dan bersifat dominan. “Minta Sergy cari tahu dimana ada donor benih dan wanita yang bersedia menerima itu,” perintah Diga dan dia mulai paham apa maksud tuannya. Rasha meninggalkan ruang tengah dan berjalan ke ruang kerjanya yang ada di tempat tinggalnya saat ini. Sebuah mansion dengan fasilitas lengkap mulai dari hiburan, olahraga, kolam renang sampai helipad yang ada di halaman belakang. Rasha duduk di kursi kerjanya dan duduk menghadap jendela yang ada di lantai dua rumahnya. Hamparan hijau taman belakang mansion mendominasi pandangannya. Ucapan ayahnya masih terngiang jelas di kepalanya termasuk ancaman soal Sandr. Rasya bukan tanpa alasan lebih memikirkan Sandr daripada soal anak, karena kakeknya sendiri sebelum menutup mata untuk selamanya juga sudah memberikan pesan kepadanya untuk tetap menjaga Sandr beriringan dengan Kogens. Selama ini ayahnya tak pernah tahu jika kesuksesan Sandr terselip bantuan dari tim Kogens untuk memuluskannya sekaligus ada satu proyek besar yang akan Sandr lakukan, lebih tepatnya dirinya lakukan untuk mengeruk lebih banyak keuntungan. Rasha mendengar ketukan pintu di ruang kerjanya, tapi dia masih diam tak bereaksi apapun. Langkah berat terdengar membuatnya paham siapa yang datang. “Berapa lama waktu yang saya miliki untuk mencari tahu semua ini Bos?” tanya Sergy sambil menunduk hormat. Rasha memandang pengawalnya itu datar. “Satu tahun sampai anak itu lahir,” jawab Rasha. Sergy mengangguk paham, dia sudah berbalik dan hendak keluar ruangan. “Tapi aku tak mau berhubungan dengan wanita-wanita itu bahkan untuk sekedar menyemprotkan benihku,” sentak Rasha. Sergy menghentikan langkahnya dan kembali menoleh kepada Rasha, dia menatap bosnya bingung. “Bukankah selama ini Bos tidak ada masalah jika berhubungan dengan wanita itu karena selama ini kita selalu sterilkan dia sebelum Bos pakai,” celetuk Sergy. Rasha langsung berdecak, “Hanya karena aku butuh pelampiasan,” kesalnya. Sergy mengangkat alisnya bingung, “Lalu bedanya yang sekarang?” komentar Sergy. “Aku dengar hanya bisa menyumbang benih tanpa berhubungan, cari yang seperti itu. Apa Diga tak menjelaskan kepadamu,” ungkap Rasha dengan nada kesal. Sergy menggerakkan kepalanya pelan. Rasha mengangkat tangannya pertanda Sergy diminta untuk pergi dari sana. Sergy menemui Diga dan bertanya maksud tuannya, asistennya itu menjelaskan apa yang diinginkan bosnya. Diga tak mencari tahu lebih banyak karena memang tugas ini akan dikerjakan oleh Sergy, sedangkan dirinya sendiri akan mengerjakan proyek besar yang akan Rasha kerjakan di bawah naungan Sandr.  *** Rasaha mengadakan pertemuan dengan beberapa orang yang terlibat dalam bisnis besarnya, yaitu Bruskya. Bisnis ini adalah penambangan dan eksplorasi alam yang besar untuk Sandr. Sebelumnya tanpa sepengetahuan ayahnya, Rasha sempat tersesat di daerah ini dan menemukan banyak hal yang menarik di sana. Kejadian itu hendak dia ceritakan kepada ayahnya tapi sebelum bertemu ayahnya, Rasha bertemu dengan kakeknya lebih dulu yang membuatnya bercerita kepada kakeknya soal penemuannya ini. Tanpa Rasha duga, kakeknya menghabiskan seluruh harta bendanya untuk membeli area itu dan memberikannya kepada Rasha. Salah satu penyebab Rasha bergelimang harta adalah aset Burskya itulah yang membuatnya diperhitungkan dalam kalangan bisnis. Rasha sudah memperhitungkan dengan matang apa yang bisa dia eksplor di lahan itu dan tak ada satupun yang tahu soal ini. Pernah ada seorang pengusaha membocorkan soal kepemilikan lahan Burskya tapi tak lama dia ditemukan meninggal dalam kondisi mengenaskan. “Apa sekarang kita perlu menghentikan proyek Burskya terlebih dulu dan fokus pada kepemilikan Sandr?” usul Digga membuat Rasha menatapnya sengit. “Ide bodoh siapa itu?” sahut Rasha pelan tapi membuat Digga menelan ludahnya pahit. “Kamu kira selama ini aku tidak ingin mencari wanita karena aku benci mereka yang serakah, selain itu karena aku ingin Burskya bisa berjalan dengan optimal tanpa rengekan wanita yang membuatku pusing hanya karena aku lupa tidak makan malam di rumah,” omel Rasha. Digga tak bisa mengomentari lebih lanjut dan memilih diam mengangguk. “Mana Sergy?” tanya Rasha berdiri dari ruang meeting itu dan kembali ke ruangannnya. Tak sampai lima menit Sergy dan Diga muncul di ruangannya dan memberi hormat. Rasha tak merespon meskipun dia tahu mereka memberi hormat kepadanya, tapi dia lebih sibuk berdiri di tepi jendela kantornya. “Dari banyak kemungkinan yang sudah kami cek, ada satu tindakan yang mungkin bisa dilakukan oleh Bos untuk bisa mendapatkan keturunan sesuai dengan waktu yang diinginkan,” lapor Sergy. Rasha berbalik dan menatap pengawal pribadinya itu antusias. “Intrauterine Insemination,” ucap Digga. Rasha menaikkan alisnya bingung dan berjalan mendekati dua orang kepercayaannya. Dia melihat reaksi dua orang tersebut dan meyakini jika mereka tak bercanda soal ini. “Why?” tanya Rasha singkat. Sergy berdehem sejenak, “Ini semacam proses inseminasi buatan tapi bisa dilakukan untuk manusia, karena selama ini inseminasi umumnya dilakukan pada hewan,” ucap Sergy hati-hati. Rasha makin tak suka mendengarnya, “Aku harus bertingkah laku seperti hewan maksudmu?” keluh Rasha tapi keduanya menggeleng. “Begini Bos,” sela Digga membuat Rasha memalingkan wajah dan berjalan untuk duduk di sofa. Keduanya mengikuti pergerakan itu dan berdiri di dekat Rasha. “Ini proses inseminasi yang umumnya dilakukan pada hewan untuk mempercepat proses perkembangbiakan. Jadi benih lelaki ditanamkan pada rahim wanita yang sudah dipastikan subur, sehingga pembuahan bisa terjadi dan menghasilkan keturunan,” jelas Sergy. Rasha berpikir soal hal itu dan dia menatap dua orang yang berdiri di dekatnya. “berapa persentase keberhasilannya?” tanya Rasha. “Selama sesuai dengan masa subur si wanita dan tidak ada kelainan bawaan, keberhasilan di atas 80 persen,” ucap Digga yakin. Rasha menarik dua sudut bibirnya. “Inseminasi, pembuahan yang sengaja dilakukan,” gumam Rasha dan keduanya mengangguk. “Injeksi?” tanya Rasha dan keduanya mengangguk cepat. “Jadi tak perlu berhubungan dengan wanita tak penting itu?” tanya Rasha sekali lagi dan kembali keduanya mengangguk. “Good,” sahut Rasha sambil berdiri tiba-tiba dengan senyum mengembang dan membuat keduanya kaget. “Kapan kita bisa melakukannya?” tanya Rasha semangat sambil berdiri di hadapan keduanya. Digga dan Seergy saling bertatapan bingung. “Siapa wanita yang mau melakukan itu Bos?” tanya Sergy hati-hati. Rasha mengerutkan alisnya, “Siapa saja bisa kan, yang penting jadi anakku, cari saja wanita dan kasih mereka uang, beres kan? Kenapa kalian mendadak bodoh begini,” ucap Rasha tanpa sungkan. Digga berdehem, “Tentu kami bisa mencarinya Bos, tapi meskipun kamu tidak berhubungan dengan wanita ini tapi anak Anda nantinya akan mewarisi gen ibunya, maksudku anak itu tidak ada terdiri dari gen ayah tapi juga gen ibunya,” jelas Digga. Rasha mulai paham maksud Digga soal ini. Lelaki itu kembali duduk dan berpikir wanita seperti apa yang bisa membantunya kali ini. “Menurut saya ini kesempatan Bos menentukan wanita yang Anda inginkan,” ucap Sergy yang mendapat tatapan bingung dari Digga dan Rasha. “Maksudmu?” tanya Rasha cepat. “Selama ini wanita yang menjadi pendamping Bos dipilih oleh Tuan dan Nyonya Aleksandr, tapi saya tahu sebenarnya Bos memiliki keinginan sendiri wanita seperti apa yang akan mendampingi Bos nantinya,” ucap Sergyu tanpa sungkan. Pengawalnya itu tak menyadari jika muncul amarah dalam diri Rasha mendengar usulan Sergy itu. Dia sudah mengepalkan tangannya erat, tapi Sergy justru melanjutkan ucapannya begitu saja. “Jadi, tentukan kriteria Bos, saya akan temukan wanita itu sehingga Bos bisa memberikan benih Anda dan menghasilkan anak yang sesuai dengan idaman Bos selama ini,” lanjut Sergy. Prraaannnggg... *****  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN