22. Bandung

2070 Kata

Juna                   “Mau langsung pulang ke hotel, atau mampir ke mana dulu Pak Juna?” tanya Pak Alan malam itu, begitu aku masuk mobil. Pak Alan adalah supir pribadi yang Mama sewa untuk menemaniku selama di Bandung. Mama bersikeras melarangku untuk menyetir sendiri. Kalau kata beliau, aku tidak boleh terlalu lelah apa pun alasannya. Apalagi sampai terlihat kurang fresh ketika resepsi dilangsungkan. Ngomong-ngomong resepsi, tiba-tiba saja senyumku mengembang. “Langsung hotel saja, Pak.” “Siap, Mas.”                 Aku tidak pernah menyangka kalau aku akan menikah secepat ini. Apalagi ketika aku ingat mempelai wanitaku adalah perempuan yang sangat aku harapkan, hatiku lagi-lagi membuncah bahagia. Jujur, aku tidak tahu pasti apa alasan Abil mau menerimaku secepat itu, tapi yang j

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN