21. Sebelum Dipingit

2333 Kata

Abil                   Aku berjalan sambil sesekali bersenandung. Ini sudah hari ke sepuluh aku masuk kerja sejak diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Pekerjaanku akhir-akhir ini cukup menguras tenaga karena banyak sekali yang kutinggalkan. Belum lagi kepala departemen masih kosong, jadi untuk semetara setiap anggota departemenku bertanggungjawab sendiri-sendiri dulu. “Abil!” Aku menoleh begitu mendengar namaku dipanggil. Ternyata Nadia, anak itu langsung berlari menghampiriku.   “Apa?” “Gue ada kabar buruk.” “Kabar buruk tapi lo cengengesan begini. Meragukan!”                 Nadia terkekeh pelan. “Yang jelas kabar buruk bagi gue. Nggak tau kalau bagi yang lain. Tapi kayaknya sama aja.” Nadia mengapit lenganku dan kami berjalan beriringan menuju kantor. “Tau nggak Bil—“ “Engg

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN