Masih di depan apartemen, berdiri mobil Morgan sudah tak terlihat lagi. Mencerna apa yang di katakan direkturnya. Raya berjalan perlahan. "Memikirknnya saja membuatku pusing," gumam Raya. Terpikirkan ucapan Morgan, Raya hanya tidak mengira jika pria itu benar-benar mengatakan hal yang sama sekali tidak dia duga. "Aku rasa ini hanya mimpi, tapi selama ini aku tidak pernah terpikirkan untuk memimpikan ucapannya," gumam Raya. Raya terdiam di koridor apartemen, dia mencoba untuk mengingat kembali saat pertama kali bertemu dengan pria bernama Morgan sama sekali tidak ada kesan tentang mereka berdua. Apalagi sebuah perasaan yang berujung tentang pernikahan. "Apakah dia bercanda? Pernikahan bukanlah bahan untuk bercandaan. Apakah dia serius? Aah, benar-benar membuatku sangat pusing memikirk