Bab 14 Trauma

1185 Kata
"Kau ini!" teriak Zirah menatap tajam Princess di hadapannya. Anak itu tetap bertahan dengan tangannya masih memegang erat sweater milik Raya yang hedak di ambil Zirah. "Aku hanya meminjamnya saja! Kau ini siapa? Hanya penumpang di panti ini!" seru Zirah, tampak kesal saat dia masuk dan mau mrngambil sweater milik Raya yang ada di lemari. Namun Princess bersikeras untuk tidak memberikannya. "Ini bukan milikmu tapi kau bertingkah seolah pemiliknya!" teriak Zirah. Princess menatap tajam ke arah Zirah, dia tahu bahwa Zirah tak berniat baik datang dan masuk ke dalam rumahnya. Dia menarik dan menahan wanita itu mengambil barang milik ibunya jatuh. Dengan perasaan kesal, Zira melempar Princess dan memukulnya berulang kali, hingga anak itu tersungkur. Princess mengalami sesuatu hal yang sempat terjadi kepada dirinya, hingga dia teringat kembali hal yang empat dia alami tentang begitu banyak orang-orang yang membuat ia menderita termasuk memukulinya sepanjang perjalanan saat ia tersadar, sedih sebuah tempat kumuh dengan tubuh compang-camping dan penuh luka membuat Princess teringat kembali luka lama. Dia mengalami rasa takut dan jatuh pingsan membuat Zira terkejut mendapatinya. "Apakah aku memukulnya dengan sangat kencang? Kenapa bisa dia sampai jatuh pingsan seperti ini?" Zira merasa takut, dia tidak mencoba untuk melihat keadaan Princess dan memilih untuk pergi dari sana, tanpa mencoba untuk meraih kembali sweater yang diperebutkan dengan Princess. Dalam keadaan ketakutan, Zira pergi begitu saja keluar dari tempat tinggal Raya dan Princess dengan sembari merutuki anak kecil itu. "Anak sialan, jika dia tidak mencoba untuk menghentikanku. Mungkin semua ini tidak akan terjadi, tapi aku sangat penasaran apa yang sudah aku lakukan sampai-sampai dia pingsan seperti itu," gumam Zira. Dia bergegas pergi dari sana, Zira juga sempat memperhatikan sekitarnya, takut ada seseorang yang melihat dirinya keluar dari tempat tinggal Raya dan princess. Setelah Raya sampai di pintu gerbang Panti Asuhan. Perasaan dia mulai tidak baik sehingga dia bergegas masuk saat sampai di depan pintu rumahnya sedikit terbuka. Dia bergegas masuk ke dalam. "Princ, kau di mana? Aku sudah membawakan makanan untukmu." Raya masuk dan menyimpan bingkisan yang sempat dia beli di jalan tidak ada jawaban dari siapapun di sana terutama Princess. Raya mengerutkan dahinya, hingga dia bergegas mencari keberadaan gadis kecilnya itu. Namun dia terkejut ketika mendapati Princess tidak sadarkan diri didepan lemari pakaiannya termasuk sweater yang tergeletak tepat dihadapannya, dengan genggaman erat tangan Princess tanpa mencoba untuk bertanya. Raya bergegas berlari hingga dia menggendong Princess dengan penuh rasa takut yang dirasakan tubuh gadis kecilnya itu tampak begitu naik suhunya. Dia berlari keluar dari rumah berpapasan dengan Pak Andri sang penjaga pintu gerbang panti asuhan. "Apa yang terjadi Nona, apakah Princess sakit?" tanya Pak Andri. "Ya aku menemukannya dia jatuh di dalam kamar, sepertinya dia demam," jawab Raya dengan kegelisahannya. "Sebaiknya Anda diam di sini, saya akan mengambil motor saya untuk mengantar Anda," tegas pak Andri. Mencoba untuk menunggunya Raya mengangguk. Namun dia tidak sabar jika harus membiarkan Putri kecil yang ada di pangkuannya, masih dalam keadaan seperti saat ini tidak sadarkan diri. Ada begitu banyak orang-orang Panti Asuhan yang melihat keadaan Princess dengan Raya. Dan mereka pergi setelah Pak Andri bawahnya menggunakan motor yang sering dia pakai. Dengan perasaan takut Raya memeluk erat princess yang masih belum sadarkan diri itu hingga mereka sampai di sebuah rumah sakit, Raya pergi begitu saja ditemani oleh pak Andri. Masuk ke dalam rumah sakit bergegas ditangani oleh seorang dokter hingga diperiksa dengan baik. Raya tampak gelisah saat menunggu dokter memeriksa keadaan Princess, dia mencoba bergegas untuk masuk ke dalam ruangan dimana Princess dirawat dengan perasaan gelisah nya. "Bagaimana keadaannya Dokter? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Raya. "Sepertinya ada sesuatu hal yang menyebabkan dirinya sehingga membuat ia mengingat kembali masa-masa yang sangat menyakitkan dengan rasa trauma yang begitu besar, hingga membuat suhu tubuhnya meningkat dan keadaannya memburuk," jelas dokter. "Maksud Anda, dia teringat akan rasa trauma nya kembali?" tanya Raya dibalas anggukan oleh dokter. Raya terdiam, dia melihat ke arah Princess yang masih belum sadarkan diri. "Saya sudah memberikan obat penenang dan juga membantu yang terbaik, mungkin dalam beberapa jam ke depan dia akan tetap dalam terlelap tidur," jelas dokter dibalas anggukan oleh Raya. Gadis itu duduk terdiam di sebuah kursi menatap gadis kecilnya yang belum sadarkan diri, dia menggenggam erat tangan kecil princess dengan rasa takut yang dirasakan, melebihi rasa trauma Princess hingga membuat gadis kecil itu demam. "Sebenarnya apa yang terjadi kepadamu, sampai-sampai kau lihat kembali rasa trauma mu itu benar-benar membuatku khawatir saja. Sayang cepatlah bangun, aku akan selalu menemanimu, maaf karena aku malah bekerja sepanjang hari meninggalkanmu." Raya merasa bersalah ketika dia harus membiarkan Princess seorang diri di rumah, tanpa mencoba untuk berbaur dengan orang-orang pantiasuhan. Perasaan takut yang selama ini dia rasakan, ketika ada begitu banyak orang yang tidak akan menerima keberadaan Princess. Hingga akan membuat Rasa trauma nya terulang kembali. Namun ternyata Raya melakukan hal yang salah ketika membiarkan gadis kecil itu hanya diam seorang diri di dalam kamar tanpa perlindungan darinya. Perasaan khawatir yang dirasakan oleh Raya membuat detak jantungnya berdetak sangat kencang dan rasa sakit di dalam hatinya terulang. Dia tidak ingin melihat gadis kecil yang selalu bersama ya tertidur seperti saat ini dalam keadaan demam. "Cepatlah bangun, Sayang. Padahal aku sudah membelikan makanan kesukaanmu kue rasa coklat yang selalu kau inginkan," ucap Raya, dia mencoba untuk memperbaiki perasaannya dan memberi semangat kepada princess yang masih belum sadarkan diri. Pak Andri berjalan masuk ke dalam ruangan menghampiri Raya. "Jika Nona mau, membiarkan dia berbaur dengan yang lainnya. Bapak akan memastikan dia baik-baik saja," tegas pak Andri. "Ya, Pak. Terima kasih. Sepertinya kekhawatiran saya terlalu berlebihan hingga malah membuat dia tersakiti seperti ini," angguk Raya. Dia merasa bersalah ketika melihat Princess masih belum sadarkan diri juga saat ini. "Ini bukan kesalahan anda Nona. Tapi setidaknya kita bisa memperbaiki keadaan untuk yang terbaik untuk Nona Princess," angguk Pak Andri. Kali ini Raya mencoba untuk mempercayai apa yang dikatakan oleh pak Andri, hingga dia menyetujui sarannya untuk membuat Princess berbaur dengan anak Panti Asuhan lainnya. Meski tanpa dia, harus meninggalkan pekerjaan dengan Princess tetap saja dia mengalami hal yang sama meski hanya tinggal di dalam rumah. Hingga larut malam, Raya masih terjaga. Dia sudah membiarkan pak Andri kembali ke panti asuhan melakukan tugasnya titik Raya masih khawatir akan keadaan princess yang masih belum sadarkan diri. Hingga dia melihat gadis kecil itu membuka kedua matanya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, dia bangun dari tidurnya dan memeluk Raya dengan sangat erat. Raya tersenyum tipis, dia menyambut pelukan dari gadis kecil itu dengan sangat lembut hingga mengusap punggung tubuh Princess. "Tenanglah, Sayang. Kali ini kamu baik-baik saja kau bisa mengatakan kepadaku hal apapun yang membuatmu ketakutan seperti apa yang terjadi. Maafkan aku, aku tidak bisa membuatmu merasa jauh lebih baik dari sebelumnya aku malah membuatmu tertekan seperti ini hingga membuat suhu tubuhmu begitu tinggi." Dengan perasaan bersalahnya Princess masih dalam diam, dia di pelukan Raya tanpa mencoba untuk melepas pelukan itu. "Sayang, bagaimana kalau kau makan sesuatu terlebih dahulu sebelum kau menceritakan hal apa yang terjadi hingga membuatmu jatuh pingsan?" tanya Raya. Dia melepas pelukan princess yang membalasnya dengan anggukan. Raya tersenyum tipis sehingga dia mengecup berulang kali kening Princess dengan perasaan tenangnya, mendapati gadis kecil itu sudah sadarkan diri.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN