Bab 15 Dia Putriku

1137 Kata
Di rawat selama 2 hari, 2 malam. Princess merasa jauh lebih baik. Apalagi Raya, selalu menemaninya sepanjang hari dan meminta izin tidak masuk kantor dan bekerja sambil menjaga Princess selama gadis kecil itu sakit. Meski banyak yang menyangkal akan Raya yang naik jabatan. Tapi tidak ada yang bisa melebihi Raya dalam kinerja pekerjaannya. Raya melakukan tugas pekerjaannya di rumah sakit tanpa hadir ke kantor. Dengan rasa dan pengertian direktur baru, membuat semua orang tampak iri akan pengertian direktur pada Raya. Meski seperti itu, Raya sama sekali tidak merasa hal lain selama tuan Morgan mengizinkan dia untuk tetap berada di rumah sakit dan membiarkan dia membawa pekerjaannya ke rumah sakit. Pagi ini, Raya menyiapkan sarapan pagi untuk Princess pemberian dari ibu panti yang tidak sempat menjenguk Princess di rumah sakit. "Aku tadi bertemu ibu panti di depan, tapi sepertinya dia tidak sempat kesini. Dan hanya memberikan ini untuk kita!" jelas Raya menyiapkan makanan di atas meja. Meski masih dalam diam, Princess yang sudah mulai membaik. Dia masih merespon Raya dan makan di suapi oleh ibunya. Satu suapan untuk Princess dan satu suapan untuk Raya. "Aku juga lapar!" seru Raya tersenyum di balas anggukan Princess. "Hmm, dokter bilang. Kau sudah boleh pulang!" tambah Raya bersemangat, sembari menyuapi Princess yang mengangguk. Dering ponsel milik Raya berbunyi, dia menyimpan piring makanan diatas meja merogoh ponselnya di dalam tas dan meminta izin kepada Princess untuk mengangkat panggilan telepon itu. Terdengar begitu jelas ketika Nadira berbicara dengan nada cemas akan keberadaannya. "Ada apa?" tanya Raya. "Apakah kamu sudah melihat hal baru di grup perusahaan?" balas Nadira. "Hmm," ucap Raya. "Coba lihat!" seru Nadira. Raya menyimpan ponselnya di atas meja dengan volume besar. "Disana tertuliskan tentang kau yang hamil diluar nikah dan memiliki seorang anak!" seeu Nadira. Saat mendengar ucapan dari Nadira Raya terkejut dia melihat ke arah Princess sedang mengunyah makanannya. Dia hawatir jika Princess akan memahami apa yang sedang dibicarakan oleh Nadhira, hingga dia memilih untuk menghentikan aktivitas memberi makan kepada Princess dan meraih ponselnya untuk berbicara dengan Nadira. "Kamu tunggu dulu di sini ya, Sayang. Aku ingin berbicara dengan tante mu ini," ucap Raya di balas anggukan Princess. Raya merasa bersalah ketika dia berbicara tadi memberitahu Raya dengan cepat. "Apakah kau di sana ada Princess? Maaf aku tidak tahu jika kau menggunakan volume speaker untuk berbicara denganku," ucap Nadira, dia merasa bersalah akan apa yang dia lakukan tanpa mencoba untuk mencari tahu situasi Raya saat ini. "Tidak apa-apa, sepertinya dia belum memahami akan hal itu. Apakah kau yakin mereka tahu tentang aku yang hidup bersama dengan Princess?" balas Raya sembari dia bertanya kepada Nadir. "Coba kau bukalah sendiri! Aku bahkan tidak bisa membantahnya," jelas Nadira. "Baiklah, apakah kau masih ada hal yang akan dibicarakan kepadaku? Jika tidak ada, sebaiknya matikan panggilan telponnya dan aku ingin melihat kebenarannya," tegas Raya. "Begitu enggan kah kau bicara denganku? Baiklah-baiklah, kau memang benar-benar wanita dingin sebaiknya aku bergegas pulang!" seru Nadira. "Apakah kau sudah mengerjakan file yang kuberikan kepadamu?" tanya Raya. "Ya ya, malam ini akan aku selesaikan cukup membutuhkan waktu yang banyak untuk menyelesaikannya," ucap Nadira menutup panggilan teleponnya. Raya terdiam, dia tidak menyangka jika hampir semua orang mengetahui tentang dirinya, yang ternyata memiliki seorang putri perempuan. Dia menarik nafas dan melihat sekitar rumah sakit tersenyum tipis melihat dokter berjalan ke arahnya. "Putri Anda sudah bisa pulang hari ini Nona!" seru Dokter. "Benarkah? Terimakasih, Dok!" balas Raya bersemangat. "Sebaiknya perbaiki perkembangannya. Agar dia bisa tumbuh dengan baik," pesan Dokter Raya balas dengan anggukan. Raya merasa yakin apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kesalahannya membiarkan Princess berada di dalam rumah seorang diri, dan untuk berbaur dengan yang lainnya. Hingga saat ia masuk ke dalam ruangan, Princess tampak terlihat sudah baik-baik saja hingga dia tersenyum menyambut kedatangan Raya. "Kau sudah boleh pulang, mari kita bersiap-siap," ucap Raya. Princess tersenyum mengangguk. dia memilih untuk memeluk Raya dengan sangat erat. "Aku akan memastikan semua orang akan melindungimu dan ya, aku tidak tahu harus berkata apa, tapi seharusnya kau mengatakan sesuatu tentang apa yang terjadi kepadamu dan kenapa kau sampai menggenggam pakaianku padahal itu ada di dalam lemari?" Ucapan Raya sama sekali tidak ada tanggapan dari Princess, Gadis itu memilih untuk tetap fokus memeluk Raya saat mereka berdua keluar dari rumah sakit. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat dihadapan mereka, Raya mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Albert keluar dari mobil itu. "Kemarilah, aku akan mengantar kalian kembali pulang," ucap Albert. "Bukankah kau pergi keluar kota dan satu hal lagi aku tidak memerlukan tawaran mu," balas Raya. "Ra, berikanlah aku kesempatan untuk menebus segala kesalahanku! Apakah perlu aku menjelaskan kepada semua orang tentang ucapanku lagipula aku merasa kalian tidak mirip, apakah dia benar-benar putrimu atau bukan," jelas Albert. Raya mengangkat sebelah alisnya dia tampak kesal mendengar penuturan Albert di hadapannya. "Siapa bilang, dia memang benar-benar putriku!" seru Raya sembari memeluk erat Princess. Gadis kecil itu tampak terlihat bahagia ketika Raya mengatakan dengan lantang. Bahwa dirinya adalah putrinya. Albert mengerutkan dahinya dia tidak percaya jika Raya akan mengakui hal bahwa gadis kecil di sampingnya adalah anaknya "Aku tidak percaya apalagi kalian sama sekali tidak ada kemiripan satu sama lain," bantah Albert. "Aku tidak membutuhkan kamu percaya atau tidak, yang kutahu dia memang adalah putriku. Sebaiknya kau jangan sia-siakan waktumu hanya untuk membuat apalagi mencari tahu tentang diriku bukankah kau sudah cukup untuk meramaikan seisi perusahaan tegas Raya. "Aku tidak sengaja mengatakannya, bisakah kamu memaafkan ku. Lagipula bukankah kita sepasang kekasih?" tanya Albert cuma coba untuk membujuk Raya . "Hei, jangan lupa setelah apa yang kau lakukan kepadaku. Itu sudah mengakhiri hubungan antara aku dan kamu. Sebaiknya kamu jangan bermimpi untuk tetap mempertahankan diriku sebagai wanitamu," tegas Raya. "Ra, tapi aku tidak akan menerimanya!Kau akan tetap menjadi kekasihku!" seru Albert dengan bersikukuh. Raya dengan malas menanggapi pria seperti Albert dan memilih untuk pergi dari sana. Setelah sebuah taksi berhenti tepat tidak jauh dari keberadaan mereka meski Albert mencoba untuk mencegah Raya. Namun pria itu tetap saja mencoba untuk menahan mantan kekasihnya itu, tapi tetap diacuhkan oleh Raya. Mereka kini sudah duduk di kursi penumpang bersama dengan Princess tanpa mencoba untuk menghiraukan Albert. Melihat mobil taksi yang ditumpangi oleh Raya dengan Princess sudah pergi begitu saja membuat obat tersenyum menyeringai kali ini dia memiliki bukti penuh tentang Raya. Dia memang sudah bukan seorang gadis dan memiliki seorang putri dengan pengakuannya sendiri, hingga Albert membalas perlakuan Raya kepada-nya dengan mengirim segala bukti tentang seorang putri yang dimiliki oleh Raya dengan pengakuan langsung dari gadis itu. Bahwa Raya memang bukan seorang gadis, pembuktian dari pengakuan Raya yang mengaku bahwa dia masih seorang gadis ke perusahaan. Akan dapat menjadi sebuah permasalahan ketika sebuah kejujuran tidak menjadi panutan utama dari seseorang. Peraturan yang cukup memberatkan bagi mereka yang tidak berkata jujur Albert mencoba untuk mengirimnya ke perusahaan di mana Raya bekerja, hingga pesan itu diterima langsung oleh sekretaris Morgan yang saat itu sedang pergi bertemu kalian menemani direkturnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN