"Makasih." Ucap Alesya setelah dia turun dari motor Adriell.
"Hmm." Guman lelaki itu pelan, tanpa mau menatap wajah Alesya sedikit pun.
"Lain kali enggak usah."
Adriell melempar pandangan pada Alesya."Selagi lo masih hidup, lo tanggung jawab gue."
"Ishh, jadi lo do'ain gue cepet mati gitu?" Dia memang pandai membuat mood Alesya hancur.
"Gue nggak bilang." Balasnya cepat.
"Saaa, siapa?" Terdengar suara Fanya memanggil Alesya dari dalam rumah. "Bisa gawat nih kalo tahu Adriell disini. Bisa-bisa Adriell diajak masuk, kan mama belum tahu kalo kita udah putus." Dumel Aleysa dalam hati. Dia berpikir keras untuk mengusir Adriell dari sana.
"Eh lo buruan pulang sana, ntar Mama kamu nyariin." Adriell hanya mengeryit menatap Alesya.
"Nak Adriell." mampus gak lo Sa! Alesya menepuk dahinya pelan. Alesya menoleh melihat Fanya yang tersenyum sumringah kearah Adriell.
Adriell melepas helmnya dan turun dari motor. Berjalan pelan mendekati Fanya yang tengah berdiri diteras.
"Assalamualaikum Tante." Salam Adriell seraya mencium tangan Fanya. Alesya mendengus sebal, menghentakkan kakinya ke tanah. "Tuh kan dia masih aja cari perhatian sama mama."
"Assalamualaikum ma" Alesya mendekati Fanya dan mencium punggung tangannya.
"Waalaikumsalam"
"Ayo masuk." Ajakan Fanya lebih tepat kepada Adriell. Alesya melotot tajam kearah Adriell memberi isyarat agar lelaki itu memilih pulang saja. Sedangkan Adriell membalas tatapan Alesya dengan raut wajah datar.
"Baik Tante" Alesya menghembuskan napas kasar. "Padahal dia pinter kalo urusan pelajaran tapi masalah kode-kodean dia NOL." Umpat Alesya dalam hati.
"Kamu kenapa Sa?"
"Eh, eng..gak ma" jawab Alesya gugup.
"Masuk yuk"
***
"Lama banget nggak kesini nak?" Tanya Fanya.
"Eh iya tante, banyak tugas soalnya" Adriell meringis seraya duduk di sofa bersama Fanya.
"Banyak tugas tapi biasanya kamu kerjainnya sama Sasa" Fanya menatap Adriell curiga. Lelaki itu memutar otak mencari jawaban yang tepat agar tidak ketahuan jika hubungan mereka sudah berakhir satu minggu lalu.
Alesya tertawa dalam hati melihat Adriell "Mampus gak lo, siapa suruh mampir kesini. Bingung kan mau jawab apa"
"Kita beda kelompok tante" tapi bukan Adriell namanya jika tidak bisa mencari jawaban yang bermutu dan bohong tentunya.
"Oh pantesan" mendengar Adriell mendapat alasan yang tepat, Alesya yang sejak tadi tengah makan hanya bisa mengaduk-aduk makanan tanda kesal.
"Mau gabung dengan Sasa, dia lagi makan tuh" Fanya menunjuk keberadaan Alesya di meja makan. Adriell hanya menoleh sekilas dan tersenyum kaku. Melihat raut wajah Alesya yang ditekuk sudah membuatnya mual, hilang selera makannya.
"Enggak usah tante"
"Loh kenapa?"
"Saya sebaiknya pulang saja"
"Loh kok buru-buru"
"Iya tante, nanti di cariin bunda"
"Ya udah titip salam sama bunda Lydia ya"
"Baik Tante, nanti saya salamin"
"Assalamualaikum gitu kan tante?"
Fanya tertawa kecil mendengar celotehan Adriell. "Ih kamu masih suka bercanda aja ya" Adriell menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Adriell memang seperti itu jika dengan orang yang lebih tua dengannya, selalu bisa membuat mereka ketawa dan berlaku sangat sopan. Tapi jika dengan orang seumurannya jangan di tanya lagi.
"Ya sudah kalo gitu tante, Adriell pamit dulu"
"Enggak pamit Sasa juga?"
"Enggak usah tante, nanti ngeganggu dia"
Fanya tersenyum tipis "Kamu paling pengertian"
Adriell berdiri dan mencium tangan Fanya "Assalamualaikum tante"
"Waalaikumsalam, hati-hati ya"
"Baik tante"
Adriell langsung keluar dari rumah Alesya, naik keatas motor dan memakai helm full face miliknya.
"Helmnya bagus, punya sendiri?" Tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki dari arah belakang. Mengurungkan niatnya untuk menyalakan motor lalu memutar tubuhnya mencari sosok yang baru saja mengeluarkan suara.
"Aishhh" umpat Adriell setelah mendapati seorang lelaki yang biasa menganggu warga di perumahan Permai.
Namanya Marwoto, lelaki paruh baya yang umurnya memasuki kepala empat. Karena ditinggal istrinya menikah lagi lelaki itu mengalami depresi berat dan kesehariannya hanya menganggu warga disekitar sini. Itulah info yang Adriell dapatkan dari tante Fanya beberapa bulan lalu.
"Ya iyalah punya sendiri, punya tetangga ngapain juga dipakek!" balas Adriell ketus, bukannya marah dia malah tertawa mengejek mendengar jawabannya.
"Sialan!" Maki Adriell lagi karena kesal atas respon Marwoto.
"Eh motor lo bagus, punya siapa?" Tanya Marwoto seraya mendekati motor Adriell bahkan tangannya berani menyentuh motor nya.
"Nggak usah-usah pegang-pegang, sialan!" Bentak Adriell agar memberikan efek jera pada lelaki gila itu. Tetapi dia malah tertawa lagi seraya mengejek.
"Motor lo bagus, tapi hasil minta ke bapak lo kan" Adriell mendengus kesal.
"Iya lo bener, gue abis malak bapak gue puas!" Bentak Adriell kesal.
_____
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR :)
KALO INGIN CERITA INI BERLANJUT !!!
JANGAN PELIT BAGI YANG SUKA SIDERS !!!
BANYAK TYPO BELUM REVISI OKAYYY!!