Jung Man mengintip dari balik pintu bagaimana Kanaya mengendap lalu memberi isyarat padanya untuk keluar. Ibu Kanaya baru saja tidur, jadi mereka bisa pergi tanpa ketahuan. Sesampainya di luar, Kanaya langsung menyuruh Jung Man masuk mobil. Niat awalnya memang untuk mengantar, tidak lebih. “Jadi keputusanmu sudah bulat?” tanya Jung man melepas masker yang melintangi wajahnya. Walau tempat parkir mobilnya dekat, tapi penting untuk menutupi wajah. “Kalau soal pergi ke agensi lain, iya.” Kanaya mengambil sabuk pengamannya untuk dipasang. Ia harus segera kembali lagi karena takut ketahuan pergi. Jung Man terdiam kemudian mengangguk-angguk. “Melihat tempat tinggalmu, aku jadi ingat dulu aku pernah tidur juga di ranjang seperti itu. Mimpiku juga tinggi. Jadi aku tidak mau membebani, baikla