Jung Man menghabiskan malamnya dengan lamunan. Ia sedikit mabuk, tapi masih bisa berpikir jernih. Percuma meminta bantuan Hyuk karena sejak awal, Kanaya dianggap managernya sebuah ancaman. Lebih aman mencari bantuan detektif swasta.
Aku hanya akan memastikannya saja. Kalau itu tidak benar, aku tidak perlu memikirkannya lagi, batin Jung Man mengambil sebotol soju terakhir dari plastik. Alkohol adalah obat dari keresahan hidup. Hanya perlu beberapa tenggak agar pikiran yang penuh enyah.
Saat jam menunjukkan pukul tiga dini hari, Jung Man akhirnya bisa terlelap sendiri. Ia tidak pergi ke kamar, tapi hanya merebahkan tubuhnya ke sofa ruang depan.
Andai ini masih ada di masa lalu, ia akan memanggil Kanaya untuk datang. Apartementnya sedikit berdebu dan beberapa makanan belum tertata di lemar
