Kanaya mengambil waktunya sebentar sebelum membuka salonnya pagi itu. Ada seorang pelanggan yang membuat janji pagi ini. Katanya, ia butuh make up untuk bertunangan. Sedikit mendadak, tapi tetap diterima. Kalau bukan salon Kanaya, tidak ada yang mau mengerjakannya. Desa itu cukup kecil, biaya transportasi ke kota lumayan mahal. Mungkin terpaut dua kali lipat dari harga normal. Jasa yang ditawarkan Kanaya lebih murah karena kualitas bedak dan lain lain dikurangi. Hal itu terpaksa dilakukan agar bisa mengimbangi pendapatan. “Seo Jin, apa tidak masalah kalau hari ini buka padahal karyawan belum ada?” tegur ibunya cemas. “Cuma sebentar, setelah itu aku tutup lagi. Sejauh ini memangnya belum ada yang menghubungi?” Kanaya diam-diam khawatir kalau bisnisnya mengalami kendala. Kalau ia tidak di