Namshil tidak menyangka akan menemukan seorang laki-laki dengan anak kecil di tempat tinggal Kanaya. Terlebih usianya terlihat jauh lebih muda. “Maaf, salon kami tutup,” kata Park sembari terus memberi tepuka pada p****t Seo Kang dalam gendongannya. “Pemiliknya ke mana?” tanya Namshil terus menelisik fisik Park. Ia berharap ada kesalahpahaman di sini. Mana mungkin Kanaya menyandarkan hidupnya pada laki-laki muda. “Sedang ada urusan, datanglah besok.” Park masih memberi senyuman ramah. Ia pikir itu pelanggan tetap, jadi agak rewel. “Kalau boleh, aku ingin menunggunya. Perjalananku agak jauh, jadi kalau tidak bertemu rasanya sia-sia.” Itu bukan dalih, tapi daripada bolak-balik lebih baik memang di sana saja. Tidak masalah kalau harus dua hingga tiga jam. Besok belum tentu ada waktu lagi