Like a Wife ?

1648 Kata
Pagi keesokan harinya, ketika Seo woo terbangun dari tidurnya ia langsung menggapai ponsel ketika mendengar suara notifikasi pesan masuk. Matanya yang masih kedip-kedip berusaha membuka pesan dan seketika terbelelak ketika melihat pesan masuk itu berasal dari Jae hoon. ( selamat pagi Seo woo-ya apa kau sudah bangun, apa aku boleh minta tolong padamu. Bisa siapkan baju ganti untukku? Kau bisa menitipnya lewat kurir nanti aku akan membayarnya di rumah sakit, maaf kalau sudah menyuruh mu melakukannya aku sedang sibuk dan tidak bisa pulang ke rumah untuk mengambilnya, sekali lagi aku minta maaf.) From : Ahjussi bodoh Senyuman kecil terukir di bibir manis Seo woo ketika membaca pesan dari Jae hoon yang di anggapnya menggemaskan, karena hari ini libur sekolah maka ia bermaksud untuk langsung datang membawakannya saja. Dan tak menunggu waktu lama ia pun bergegas menuju kamar Jae hoon untuk memilihkan pakaiannya. " Oppa? " Panggil Seo woo mencari sosok kakaknya. " Apa dia sudah pulang.? " Gumam Seo woo sembari celingak celinguk mencari sosok kakaknya. Seo woo mendapat secarik kertas yang tergeletak di atas meja makan yang berbunyi. ( Aku pergi dulu karena harus pulang ke rumah untuk siap-siap ke rumah sakit, aku sudah memasakkan makanan untuk mu jangan lupa makan. Semangat untuk mengejar Cinta Ahjussi mu itu hehehe) " Dasar bodoh. " Ucap Seo woo tersenyum kecil. Untuk kedua kalinya, Seo woo memasuki kamar Jae hoon. Seperti sebelumnya kamar itu tercium aroma lembut dari parfum Jae hoon, dan suasana nyaman ketika memasuki kamar itu membuatnya betah berada di sana lama-lama. Kali ini Seo woo menelusuri kamar Jae hoon lebih teliti lagi, dari setiap sudut kamar ia amati dengan baik dan tatapannya tiba-tiba tertuju pada sebuah bingkai foto yang terpajang di atas nakas. Foto pernikahan mereka ada di sana dan hal itu membuat Seo woo tersenyum senang, sebelumnya Seo woo tak menyadari akan foto itu ada di sana. Tapi di sebelah foto itu terdapat foto mendiang istri Jae hoon yang sangat cantik, dengan kesal ia menidurkan bingkai foto mendiang istri Jae hoon dan kembali melaksanakan tugasnya untuk menyiapkan pakaian ganti untuk Jae hoon. ♕♛ Seo woo tiba di rumah sakit lebih cepat dan setelah membayar ongkos taksinya ia pun bergegas menuju ruangan Jae hoon, baru saja memasuki rumah sakit tiba-tiba Jae hoon menelpon dan Seo woo langsung menjawabnya tanpa menunggu waktu lama lagi. " Seo woo, apa kau sudah mengirim baju ganti ku, karena kau tidak membalas pesan ku jadi aku menelpon untuk memastikannya. " Sahut Jae hoon di seberang sana. " Aku sudah di rumah sakit, ahjussi ada dimana.? " " Kau yang mengantarkannya? " " Iya. " " Tapi kenapa? Aku kan sudah menyuruhmu untuk mengirimnya saja, " " Santai saja, lagi pula aku ingin bertemu ayah dan ibuku jadi sekalian saja aku membawakannya untuk mu. " Elak Seo woo. " Baiklah kalau begitu kau bisa ke ruangan ku sekarang, aku menunggu mu di sini." Setelah mengakhiri panggilannya, Seo woo pun memasuki lift yang sama dengan perawat yang sudah tak asing lagi di lihatnya. Tatapan Seo woo tertuju padanya dengan tajam sementara perawat itu hanya menatap layar ponselnya tanpa memperdulikan Seo woo. Ketika pintu lift terbuka keduanya keluar secara bersamaan tapi Seo woo mempercepat langkahnya mendahului Gyuri, wanita itu terheran melihat Seo woo yang berjalan menuju ruangan Jae hoon. Karena tidak sembarang orang boleh masuk ke area itu Gyuri pun langsung menahan langkah Seo woo. " Maaf nona, sepertinya ini bukan lantai untuk adik manis sepertimu. " Ucapnya dengan ramah namun terkesan tegas. " Kenapa aku tidak boleh kemari.? " Tanya Seo woo sinis. " Kau tahu kalau lantai tiga ini adalah tempat para dokter, gadis kecil sepertimu tidak boleh sembarangan berada di sini. " " Cih, apa-apaan wanita ini. Sekarang dia berani untuk melarangku, asal kau tahu saja yah aku adalah menantu pemilik rumah sakit ini kau harus bersikap sopan padaku.!!" Benak Seo woo meronta-ronta. " Kau boleh pergi sekarang, pintu lift ada di sebelah sana." Ucap Gyuri menunjuk ke arah pintu lift. " Tidak mau, aku datang kemari karena di suruh dokter Jung Jae hoon mengantarkan pakaiannya. " Jawabnya dengan tegas. " Dokter Jung? Kenapa dia menyuruhmu? " Tanya Gyuri penasaran. " Itu karena~" " Oh Seo woo, kau sudah datang rupanya. Dimana baju ganti ku.? " Jae hoon yang baru saja muncul mengundang perhatian mereka dan membuat Seo woo tidak bisa melanjutkan ucapannya. Seo woo pun memberikan tote bag berisi baju ganti Jae hoon dan mendapatkan ucapan terima kasih darinya, Gyuri yang masih berada di sana pun langsung bertanya soal Seo woo pada Jae hoon di depan gadis itu langsung. Saat itu Seo woo melirik Seo woo dengan tatapan tajam yang membuat Jae hoon paham akan situasi ini. " Seo woo adalah putirnya dokter Cho, sekaligus sepupu jauh ku. " Jawab Jae hoon seketika terkejut sekaligus kecewa mendengarnya. " Karena kau sudah mengantarkan bajuku, kau bisa bertemu dengan orang tua mu sekarang. " Ujar Jae hoon sebelum akhirnya pergi bersama Gyuri menuju departemen mereka. Seo woo yang menatapnya dengan tatapan kosong merasa dirinya terlihat bodoh saat ini, ia berbalik dan berjalan menuju lift dengan langkah lambat dan wajah yang tertekuk ke bawah. " Kenapa aku merasa kecewa mendengar jawabannya. " Benak Seo woo dalam hati. ♕♛ Di sebuah kafe yang tak jauh dari rumah sakit, seorang gadis cantik terlihat sedang melamun memikirkan sesuatu yang mengganggunya akhir-akhir ini. Sudah dua jam lamanya ia di sana menikmati sepiring cheese cake dan caramel macchiato yang sisa setengah cup itu. Suasana kafe yang sepi tanpa pengunjung membuat dirinya larut dalam pikirannya hingga seseorang muncul dan meletakkan segelas kopi ice Americano miliknya sambil menyapa Seo woo. " Hai Seo woo, apa kabar. " Ucap Tae kyung seketika membuat Seo woo terkejut. " Oppa, " lontar Seo woo menatapnya canggung. " Sudah lama aku ingin bertemu denganmu, sejak saat itu kau meninggalkan osis sehingga kita jarang untuk bertemu. " " Ada apa ingin menemuiku.? " " Aku mau minta maaf soal waktu itu, maaf sudah berbohong dan menjadikanmu sebagai pelampiasan. " Ucap Tae kyung merasa bersalah. " Aku sudah memaafkanmu, sebagai gantinya tolong jangan meninggalkan Jihyun lagi. " Lanjutnya pelan. " Bagaimana kabarmu, ku dengar kau keluar dari agensi, apa sekarang kau menyerah menjadi seorang artis.? " " Aku hanya keluar dari tempat yang tidak bisa menjamin impian ku akan terwujud, mungkin suatu saat aku akan menemukan tempat yang bisa melatih kemampuanku ini. " " Semangat yah, aku yakin kamu pasti bisa meraihnya." " Terima kasih atas semangatnya Oppa. " " Sepertinya aku sudah melupakan Tae kyung oppa,dulu setiap dia mengatakan sesuatu kepadaku rasanya sangat menyenangkan tapi sekarang semua itu hanyalah kalimat biasa yang keluar dan tak berarti apa-apa lagi. " Benak Seo woo tersenyum kecil. ♕♛ Seo woo sedang berjalan di koridor sekolah saat teriakan Byeolim dan Minju terdengar sangat nyaring memanggil namanya, hampir saja Seo woo menjatuhkan ponselnya karena kaget mendengar suara itu. Ia pun menoleh dan mendapati dua sahabatnya yang saat ini merangkulnya dengan penuh ceria. " Kalian kenapa? Minju kau sudah baikan? Dan Byeolim kenapa kamu terlihat senang sekal.? " Tanya Seo woo yang kebingungan. " Aku sudah baikan, kemarin aku fokus menyembuhkan diriku dengan bantuan kakakku tentunya. " Jawab Minju mantap. " Kalau aku hanya senang saja bisa bertemu dengan kalian lagi. " Lanjut Byeolim. Ketiganya berjalan menelusuri koridor seakan jalan itu khusus untuk mereka, meskipun mereka baru kelas satu nampaknya aura mereka sangat mencolok dan membuat siapa saja yang melihat akan merasa terpaku. Kecantikan Seo woo, keimutan Minju dan elegannya Byeolim membuat mereka cocok di juluki tiga diva Hanyoung High School. Kemunculan seseorang dari lantai dua membuat mereka bertiga kompak berhenti, tatapan pria yang baru saja turun itu tertuju pada Minju pun sebaliknya. Ada perasaan canggung yang terasa sangat kental saat itu, Seo woo dan Byeolim agak mundur agar mereka dapat bicara berdua. " Apa kau sudah baikan.? " Tanya pak Kim dengan nada yang terdengar kaku. " Baik pak, terima kasih karena sudah membawaku ke rumah sakit waktu itu." Jawab Minju agak malu-malu. " Syukurlah kalau begitu, jaga kesehatan mu jangan sampai terulang lagi. " Ucap pak kim sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka. Minju di buat terpaku di tempat, ia tak bisa melihat kepergian Soo jin karena terlalu fokus dengan kalimat terakhir yang di katakan oleh pria itu. Seo woo dan Byeolim langsung meledeknya karena bersikap terlalu kaku seperti itu bahkan tak biasanya seorang Minju bersikap seperti itu sehingga membuat mereka tertawa. Dari mereka bertiga masing-masing telah memiliki seseorang yang melengkapi hari-hari mereka kecuali Byeolim, saat itu ia merasa telah tertinggal dari dua sahabatnya. Sejak mereka SMP mereka tidak pernah jalan masing-masing seperti saat ini, akan tetapi ia tetap mendukung setiap pilihan sahabatnya jika itu yang terbaik. Berpikir soal pria yang di taksir, Byeolim memang belum menemukan pria yang bisa mencuri perhatiannya selama ini. Di antara mereka bertiga memang hanya Byeolim yang sulit membuka hati dan itu sebabnya sampai saat ini ia belum mempunyai seseorang yang di anggapnya spesial. " Kalian duluan saja ke kelas, aku mau ke toilet sebentar. " Ucap Byeolim dan di balas anggukan mantap dari mereka berdua. Setelah itu Byeolim pun berjalan seorang diri menuju toilet wanita yang berada di lantai satu, ia pun terpaksa harus turun kembali. Saat menuruni anak tangga tanpa sengaja ia terpleset dan langsung terjatuh ke bawah lebih tepatnya jatuh ke dalam pelukan seseorang yang membuat kedua mata Byeolim membuat dengan sempurna. Keduanya saling menatap satu sama lain dengan jarak pandang yang cukup dekat, Byeolim sadar seperdetik kemudian dan menjauhkan tubuhnya dari pria yang tak lain adalah Minho. " Kau baik-baik saja.? " Tanya Minho lirih. " Baik setelah kau menadahku, untungnya ada kamu jadi aku tidak terluka sama sekali. " Jawab Byeolim terkesan jutek. " Baiklah, lain kali hati-hati yah. " Lontar Minho kemudian menaiki anak tangga dengan cepat. Byeolim meliriknya dengan tatapan yang sulit di artikan, beberapa saat yang lalu ketika ia dan Minho saling menatap satu sama lain rasanya ada yang aneh namun ia tak tahu perasaan apa itu. ♕♛
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN