Sejak hari itu, Seo woo mulai mencaritahu semua tentang Jae hoon dari ahjumma. Mulai dari kesukaan hingga hal yang di benci oleh Jae hoon, meskipun Ahjumma tidak begitu banyak mengetahui soal Jae hoon yang sekarang akan tetapi semua informasi yang di kumpulannya sangat akurat dan sesuai dengan apa yang ahjumma ceritakan.
Kebiasaan Jae hoon setiap pagi yang baru di ketahui oleh Seo woo adalah, minum kopi sambil membaca buku tentang kedokteran meskipun ia sudah menjadi dokter hebat sebuah buku tentang dokter tidak pernah luput dari bacaanya. Setelah itu biasanya Jae hoon akan sarapan dan pergi ke rumah sakit tepat pada waktunya, sesuai yang di katakan oleh ahjumma kalau Jae hoon sangat tepat waktu dalam bekerja.
Kebiasaan buruk yang mungkin akan di lakukannya hampir tidak ada kecuali mabuk, Jae hoon sangat lemah terhadap alkohol meski begitu dia akan minum jika merasa sangat frustasi. Seo woo ingat kejadian malam itu dimana Jae hoon mabuk dan ciuman pertamanya di rebut oleh pria itu. Selagi Jae hoon tidak mabuk semua yang di lakukannya hampir mendekati kata sempurna.
Pagi-pagi sekali Seo woo bangun dan langsung terjun ke dapur membantu ahjumma menyiapkan sarapan pagi, Seo woo yang tidak pandai memasak saat itu hanya memperhatikan ahjumma memotong sayur, daging hingga menumisnya menjadi satu. Dan tugas Seo woo adalah memberikan bumbu yang di minta oleh ahjumma sambil menghafal nama-nama bumbu untuk meningkatkan skill masaknya.
" Jae hoon sangat suka capcay kuah, dia akan tambah dua porsi jika aku memasak masakan ini." Ucap Ahjumma sembari fokus memasak capcay kesukaan Jae hoon.
" Lalu apa lagi yang ahjusshi suka.?"
" Biasanya dia akan meminta buat bakso ikan, kimbap dan juga acar timun."
" Kesukaannya sangat berlawanan denganku. "
" Tapi tenang saja, semua masakan akan di makan Jae hoon dengan senang hati. " Lontar Ahkumma membuat Seo woo merasa bersemangat.
" Boleh aku yang membuatnya. " Pinta Seo woo untuk mengambil alih dalam pembuatan capcay yang hampir setengah jadi itu.
Ahjumma memberikan tempatnya kepada Seo woo untuk lanjut memasak, sementara itu ia mencoba untuk menyiapkan menu lain. Melihat cara Seo woo yang masih kaku dalam memasak, ahjumma tak henti-hentinya memberikan arahan yang tepat dan mudah di mengerti oleh gadis itu.
Dan setelah melanjutkan masakannya kini capcay tersebut telah jadi, tidak sulit untuk melanjutkannya namun Seo woo senang karena sedikit demi sedikit ia paham teknik memasak yang baik dan benar.
Sudah waktunya untuk Seo woo bersiap-siap mandi dan sarapan, namun sebelum itu dia mengambil alih dalam membuat kopi untuk Jae hoon. Tak menunggu waktu lama secangkir kopi buatan Seo woo telah tersedia di atas meja, dan sebelum Jae hoon keluar ia bergegas menuju kamarnya.
Beberapa saat kemudian Jae hoon keluar dan duduk di kursinya, melihat secangkir kopi sudah tersedia di atas meja membuat pria itu berterima kasih pada ahjumma karena mengira telah di buatkan untuknya.
" Nona Seo woo yang membuatnya, dia juga membantuku memasak pagi ini. " Sahut ahjumma membuat Jae hoon terkejut.
" Benarkah, tumben sekali." Ucap Jae hoon tersenyum tipis.
Saat Jae hoon menyesap kopi buatan Seo woo, ekspresi wajahnya langsung berubah. Ia menatap cangkir kopi itu dengan tatapan aneh, lalu Ahjumma yang melihatnya langsung bertanya soal ekspresi Jae hoon barusan.
" Ada apa Jae hoon, apa kopinya pahit.?"
" Lebih dari itu, kopinya sangat manis sampai membuat rasanya aneh. "
" Hahahaa…, Seo woo sangat lucu. Padahal dia sudah berulang kali membuatnya dan aku tidak menyangka dia tidak bisa membuat kopi dengan enak. "
" Tapi ini hal yang jarang terjadi, untuk pertama kalinya dia melayaniku seperti seorang istri. " Benak Jae hoon menatap kopinya dengan pandangan sayu.
♕♛
Kantin sekolah sedang ramai hari minggu ini, menu makanan hari ini memang terbilang lezat dan semua murid tidak mau ketinggalan untuk makan siang di kantin. Seo woo dan dua sahabatnya serta Minho yang sudah resmi bergabung mengambil tempat di sudut kantin yang ber sebelahan dengan jendela.
Mereka mengambil kursi secara random dimana Seo woo duduk bersebelahan dengan Minju sementara Minho bersama Byeolim, masing-masing dari mereka mulai menikmati makan siang dengan tenang dan tiba-tiba saja Minho memberikan setengah lauknya kepada Seo woo dan membuat yang lain menatap dengan datar.
" Kenapa kau memberikan lauk mu untuk ku.?"
" Karena aku tahu kalau kau sangat menyukai rendang."
" Aku sedang diet makan daging, kau bisa mengambilnya kembali."
" Kalau begitu biar aku saja yang ambil.!" Sahut Byeolim kemudian memindahkan rendang pemberian Minho ke piringnya.
" Padahal aku khusus memberikannya untuk Seo woo, dasar kau ini." Seloroh Minho mendapat gelak tawa dari Byeolim dan yang lainnya.
"Oh iya Seo woo, besok kita belajar di rumah mu yah." Seketika itu Seo woo di buat tersedak oleh Minho yang tiba-tiba mengajaknya belajar di rumah.
" Kenapa kau sampai kaget, aku kan hanya mengajakmu belajar. " lontar Minho heran.
Seo woo menatap Byeolim dan Minju secara bergantian seakan meminta saran kepada mereka untuk mengatasi Minho saat ini, dan dengan cepat Minju mengambil alih.
" Bagaimana kalau di rumah ku saja. " Tawar gadis itu kemudian.
" Tapi aku dan Seo woo akan belajar materi kelas les yang kami ikuti, kalian tidak belajar pelajaran itu kan." Jawab Minho santai.
" Siapa bilang, materi yang ada di tempat les kalian itu materi yang sebentar lagi akan di pelajari di kelas kita jadi tak ada salahnya aku dan Byeolim ikut belajar dengan kalian." Lanjut Minju lugas.
" Aku tidak keberatan, kita belajar di rumah Minju saja. " Sambung Seo woo dan akhirnya di terima oleh semua orang.
♕♛
Belajar bersama akhirnya di lakukan di rumah Minju, mereka berempat berkumpul di halaman belakang rumah gadis itu. Di meja sudah di penuhi oleh buku pelajaran matematika dan juga jus serta cemilan yang akan menemani mereka selama belajar nanti, dari mereka berempat yang paling ahli dalam matematika adalah tidak ada sama sekali.
Karena matematika mereka mendapat di bawah 50 maka dari itu tak ada yang memimpin pelajaran, jika terus seperti itu maka tidak ada kemajuan di antara mereka. Secara tak terduga seseorang muncul dan menghampiri mereka dengan ramah, dia adalah Woo jin kakak Minju yang kebetulan datang untuk mengambil sesuatu.
" Halo anak-anak kenalkan namaku Park Woo jin dan aku adalah kakak Minju yang paling tampan. " Ungkapnya dengan rasa percaya yang tinggi.
" Oh ada gadis kecil juga rupanya. " Lanjutnya melirik Seo woo dengan senyum yang di anggap Seo woo aneh.
" Oppa, kau pandai dalam matematika kan. Tolong ajari kami sebentar saja, please." Pinta Minju dengan sangat.
" Hmmm boleh saja, tapi aku tidak begitu ahli dalam matematika bagaimana dengan Jae hoon. Dia selalu mendapat nilai 100 di ujian matematika dan itu juga yang membuatnya bisa menjadi dokter hebat sampai saat ini. " Ucapnya membuat ketiga gadis itu langsung saling menatap satu sama lain.
" Siapa Jae hoon.? " Tanya Minho.
" Dia adalah, "
" Oppa.!!! " Teriak Minju membuat Woo jin menggantung ucapannya.
" Sebaiknya kau pergi saja, biarkan kami belajar sendiri. " Sambung Minju kemudian bangkit dan menggiring kakaknya pergi dari hadapan yang lain.
Minju kini telah kembali dan duduk di antara Byeolim dan Seo woo, ketiganya dapat merasa lega kembali setelah berhasil menyingkirkan Woo jin yang hampir keceplosan barusan.
" Ada apa? Kenapa kalian diam saja, kalian tidak penasaran dengan pria yang bernama Jae hoon itu? Kita kan bisa belajar bersama dia.? " Tanya Minho yang kebingungan sendiri.
" Kita tidak bisa belajar sama mereka, lebih baik kita mencari orang lain untuk mengajarkan materi ini." Balas Seo woo kemudian.
" Tapi siapa.?"
Pada akhirnya mereka memanggil Tae kyung yang kebetulan mau untuk di panggil mengajarkan mereka materi tersebut, kedatangan Tae kyung membuat suasana hati Minho jadi berubah. Meskipun hubungan Seo woo dan Tae kyung sudah tidak ada mengingat sikap Tae kyung yang mempermainkan Seo woo dulu membuatnya jengkel hingga tak fokus saat belajar bersama.
♕♛
Seo woo merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil menatap langit-langit kamarnya, malam ini dia tidak bisa bertemu dengan Jae hoon lantaran harus lembur. Jika sudah seperti itu maka seterusnya dia akan sulit untuk bertemu, mengetahui pekerjaan Jae hoon yang super sibuk mengingatkan Seo woo dengan orang tuanya dulu sewaktu kecil selalu di tinggal sibuk oleh pekerjaan. Perasaan itu pun harus di rasakannya lagi bersama Jae hoon, itu sebabnya ia sangat benci dengan pekerjaan yang menyangkut dunia medis tersebut.
" Aku bosan." keluhnya sambil memeluk boneka beruang miliknya dengan erat.
Tok.. Tok..Tok..
" Nona, bisa tolong keluar sebentar. " sahut Ahjuma di luar sana.
" Ada apa ahjumma.? " Tanya Seo woo begitu ia keluar dari kamar.
" Jae hoon lupa membawa baju gantinya, bisa tolong antarkan ke rumah sakit? Dan juga aku sudah membuatkan makanan kesukaan Jae hoon, mungkin dia belum makan malam."
" Baiklah, siapkan saja aku akan ganti baju dulu."
Hal ini membuat Seo woo sangat bersemangat, dengan begitu ia bisa bertemu dengan Jae hoon. Tanpa menunggu waktu lama ia pun telah selesai berganti baju dan juga menelpon taksi untuk mengantarkannya ke rumah sakit.
Sementara itu Ahjumma yang masih berdiri di ambang pintu menyaksikan kepergian Seo woo dengan senyum yang merekah, raut wajahnya terlihat berubah seperti sedih dan juga senang secara bersamaan.
" Dia sangat berbeda dari Soo bin. " Ucap Ahjumma dengan nada yang pelan.