Gadis itu menangis tersedu-sedu memikirkan perlakuan ayahnya yang berhasil melukai hatinya, wajahnya terlihat memerah akibat tamparan yang di berikan ayahnya namun yang paling sakit bukanlah bekas tamparan tersebut melainkan perasaanya yang bagai di tusuk ribuan pisau.
Dunia seakan sudah tak berpihak kepadanya, keluarga yang di percayanya selama ini kini telah melukainya, ayah, ibu hingga kakaknya pun tidak ada yang mengerti akan perasaanya. Siapa pun akan sangat terpukul di paksa menikah di usia 16 tahun di mana pada usia itu seorang siswi seharusnya di tuntut untuk belajar dan menikmati masa mudanya dengan bebas.
Tapi pernikahan bodoh itu membuat semuanya akan kacau nanti, dan Seo woo tak menginginkan hal itu sampai terjadi. Bagaimana pun caranya dia akan tetap menentang pernikahan itu meski orang tuanya sampai mengusirnya dari rumah. Dan Jae hoon, selama ini dia menganggap Jae hoon adalah pria baik-baik tapi ternyata dia tertipu oleh kebaikan pria itu.
" Tidak ada yang bisa di percaya. " Ucap Seo woo terisak pelan.
Seseorang muncul dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sebelah Seo woo, gadis itu menggeser posisinya sedikit menjauh. Jae hoon menatapnya dengan tatapan lembut kemudian menghela nafas panjang sebelum akhirnya meminta maaf pada Seo woo.
" Aku minta maaf kalau selama ini tidak memberitahu mu soal diriku. Sejujurnya aku ingin memberitahu mu di awal kita bertemu tapi melihat mu yang menganggap ku sebagai supir membuatku berpikir bahwa itu lebih baik di rahasiakan untuk bisa lebih mengenal mu dari pada mengaku di awal. " Jelas Jae hoon memandangi Seo woo yang masih terisak.
" Pergi dari sini, aku membencimu.! " Ucap Seo woo tanpa menatap mata Jae hoon sama sekali.
" Aku tidak akan pergi sebelum kau memaafkan aku." Tolak Jae hoon.
Seo woo terdiam, ia tak bisa mengatakan apapun selain menangis. Kebohongan Jae hoon, pertemuan ini, serta pernikahan bodoh itu benar-benar membuatnya kesal hingga ingin berteriak sekeras-kerasnya.
" Berapa usia mu.? " Tanya Seo woo tiba-tiba.
" Tahun ini akan menginjak usia 35."
" Yang benar saja, mana mungkin aku menikahi pria berusia 35 tahun. " Benak Seo woo di buat kaget dengan usia Jae hoon yang tidak sesuai dengan wajahnya hang terlihat jauh lebih muda.
" Ahjusshi, ku mohon padamu untuk menentang pernikahan itu. Aku masih ingin sekolah, menikmati waktu muda ku bersama teman-teman dan usia kita beda 19 tahun, ku rasa itu tidak masuk akal jika kita menikah. " Pinta Seo woo kini berani menatap wajah Jae hoon.
" Maafkan aku Seo woo, aku tidak bisa menentang pernikahan ini. "
" Kenapa.???? "
" Itu karena aku ingin membahagiakan kedua orang tua ku, sebelumnya aku sudah merusak kepercayaan mereka dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk membalas semua itu. "
" Apa maksud mu.? " Tanya Seo woo tak paham.
Jae hoon pun mulai menceritakan alasan ia tak bisa menolak perjodohan antara mereka, Semua berawal dari persahabatan yang terjalin antara Cho Ki woo dan Jung Hoseok, keduanya merupakan sahabat sejak SMA hingga akhirnya kuliah di kampus yang sama dengan mengambil jurusan kedokteran. Karena sudah menjalani persahabatan yang cukup lama mereka pun berjanji untuk menikah kan anak mereka nanti, hingga akhir nya Hoseok menikah lebih dulu lalu setelah satu tahun berlalu barulah Ki woo menyusul.
Hoseok memiliki seorang putra dari hasil pernikahannya dengan Hyesun yaitu putra semata wayang mereka Jae hoon, tapi pada saat itu Ki woo belum memperoleh anak dan harus bersabar dan terus berdoa anak mereka nanti adalah perempuan. Lima belas tahun kemudian barulah Ki woo memiliki anak, tapi sayangnya bayi yang lahir adalah bayi laki-laki sehingga mereka masih harus menunggu hingga anak perempuan lahir.
Tapi seiring berjalannya waktu Jae hoon terus bertambah usia, dan keluarga Cho belum juga memiliki anak perempuan untuk di jodohkan dengan Jae hoon. Ketika usia Jae hoon menginjak 19 tahun barulah keluarga Cho mendapat keturunan anak perempuan, perbedaan usia yang sangat jauh telah mereka pikirkan baik-baik. Di usia Seo woo yang sudah matang akan segera di nikah kan dengan Jae hoon yang mungkin akan berusia 35 saat itu.
Tapi secara mendadak Jae hoon mengumumkan kekasihnya pada kedua orang tuanya dan akan menikahinya, mendengar akan hal itu pihak keluarga tentu menentangnya akan tetapi Jae hoon yang masih berusia 23 tahun saat itu tetap ingin menikahi wanita pilihannya. Dan pernikahan tetap terlaksana meski tanpa restu kedua orang tuanya, dua tahun berlalu dan pernikahan Jae hoon masih dalam keadaan baik-baik saja meski istrinya kurang di sukai oleh keluarga Jung.
Tepat menginjak usia pernikahan kedua tahun, istri Jae hoon yaitu Lee Soo bin meninggal dunia karena kecelakaan. Jae hoon terpuruk dalam duka menerima kenyataan yang pahit, dia dan istrinya sudah menjalin hubungan sejak SMA dan memutuskan menikah setelah berpikir cukup lama. Tapi maut memisahkan mereka, Jae hoon memang tidak di takdir kan untuk Soo bin.
Sepuluh tahun kemudian, Jae hoon kembali di tawarkan oleh kedua orang tuanya untuk menikah lagi. Meski pun saat itu Jae hoon masih belum bisa melupakan Soo bin, akan tetapi ia tak ingin mengecewakan kedua orang tuanya lagi sehingga menerima perjodohan itu. Hari di mana Seo woo mengira Jae hoon sebagai supir suruhan ayahnya merupakan hari di mana Jae hoon menyetujui permintaan dari mereka.
Mengetahui dirinya akan menikah dengan siswi SMA sempat membuat Jae hoon syok, ia tak menyangka bisa bersama gadis berusia 16 tahun untuk menemani hidupnya. Begitu banyak pertanyaan terlintas di pikiran Jae hoon, dan sebelum itu ia sudah bisa menebak bahwa Seo woo pasti akan menolak perjodohan ini terlebih lagi jika ia sudah tahu jika dirinya adalah seorang duda.
Meskipun sudah berusia 35 tahun, Jae hoon masih terlihat muda dan tampan. Tak akan ada yang mengira dirinya sudah berusia 35 dan bahkan hal itu sampai menipu Seo woo yang menganggap Jae hoon masih berusia 25 tahun.
Setelah mendengar cerita panjang Jae hoon, gadis itu hanya dapat menundukkan kepalanya. Tangisnya sudah berhenti sejak Jae hoon memulai ceritanya, bagaimana pun juga bagi Seo woo menikah di usia saat ini bukanlah keputusan yang baik. Dia bahkan belum mencapai impiannya untuk menjadi artis, bagaimana mungkin dia melepas semua itu dan berakhir membina rumah tangga dengan pria yang bahkan tidak di cintai nya.
" Kita bisa menerima pernikahan itu dan menjalankan kehidupan kita seperti biasanya, aku hanya ingin membuat kedua orang tua kita merasa senang karena janji mereka telah terpenuhi. " Ujar Jae hoon kemudian.
" Aku tidak mau, sampai kapan pun tidak akan pernah menyetujuinya. " Tolak Seo woo tanpa pikir panjang.
" Kalau begitu, bagaimana jika kau menerima perjodohan ini maka aku akan membantu mu menjadi seorang artis. Aku tahu kedua orang tua mu tidak setuju kau melakukan hal itu, dan jika perjodohan ini terlaksana maka kau akan bebas ingin menjadi seperti apa." Lontar Jae hoon seketika membuat Seo woo menatapnya dengan penuh harap.