16. Perkara Nasi Uduk

2020 Kata

“Sil, Sisil ...” Aku terbangun ketika mendengar namaku dipanggil-panggil. Aku meringis karena leherku nyeri begitu hendak duduk tegak. “Aduh!” “Hati-hati ...” “Iya.” Saat ini aku masih berada di mobil Mas Fendi. Kepalaku terasa pening, badan nyeri di mana-mana. Rasanya sungguh menyiksa. Aku lupa kapan terakhir sakit sampai seperti ini. Kemarin-kemarin, aku hanya panas dan pusing biasa. Minum obat pereda panas dan dibawa tidur sebentar, biasanya langsung sembuh. Namun, kali ini tidak. Kemarin sebenarnya aku mulai sadar ada yang tidak beres dengan badanku, tetapi aku merasa tidak ada waktu untuk sakit. Kalau aku sakit, pekerjaanku akan semakin menumpuk. Tak tahunya, hari ini kondisiku malah semakin memburuk. “Ini saya belikan makan. Nasi dan sup daging. Barangkali kamu ingin makan yan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN