18. Kejelasan Semu

1916 Kata

Aku menahan diri untuk tidak norak. Aku bersikap sekalem mungkin meski sebenarnya aku ingin kalap melihat hidangan yang disajikan dalam kondangan kali ini. Terlebih, aku datang dalam kondisi lapar. Terakhir aku kondangan dengan nuansa semewah ini sudah satu tahun lalu, yakni saat Vina memintaku menemaninya kondangan di pernikahan salah satu kerabatnya. Saat itu aku santai saja kalap makan ini dan itu, tetapi kali ini tidak. Aku harus bisa menjaga image diriku sendiri dan Mas Fendi yang membawaku ke sini. “Sil, saya lihat-lihat, sejak tadi kayaknya kamu suka sekali dengan suasana ruangan ini.” “Iya. Saya suka perpaduan putih dan hijau muda. Kaya seger aja, gitu. Putih dan biru juga saya suka. Nuansa alam pokoknya.” “Besok kalau kamu menikah, apa kamu ingin pelaminan yang seperti ini?”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN