27. Sesi Curhat

2008 Kata

Aku terbangun pagi-pagi karena mendengar suara orang muntah-muntah. Sudah pasti, tidak lain tidak bukan, jelas Vina orangnya. Dia muntah terus menerus sampai aku khawatir ususnya ikut keluar. Aku tidak heran Vina begitu karena saat di Korea pun aku juga mengalami hal yang serupa. Bangun tidur, perut rasanya diaduk-aduk dan satu-satunya jalan keluar agar mereda adalah memuntahkan isinya. Hoeeek! Sampai detik ini, muntahnya belum juga berhenti. Muntahku saat itu sudah parah, tetapi sepertinya Vina lebih parah. Barangkali karena serbuk alcohol yang dimasukkan ke dalam minumannya memiliki kadar lebih tinggi daripada alcohol yang terkandung dalam minumanku saat itu. “Masih mual, Vin?” tanyaku sembari terus mengurut tengkuknya. Tadi aku menyusul ke kamarnya karena tidak tega. “Masih. Perutk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN