45. Tamu Kehormatan

2033 Kata

“Sepertinya kamu suka mangga juga, Sil,” ucap Mas Fendi ketika sejak tadi aku tak henti-hentinya mengunyah mangga. Aku membeli dua kilo, mungkin yang setengah kilo kumakan sendiri. “Sebenarnya hampir semua buah, saya suka. Paling yang enggak, yang ekstrem aja. Terus ini mangganya beneran manis dan lembut. Padahal saya beli buat Mas Fendi, tapi malah saya makan sendiri. Nanti kalau kurang, saya baliin lagi.” Mas Fendi tersenyum. “Enggak usah. Udah cukup. Saya malah senang lihat kamu makan buah mangga.” “Saya paling suka buah alpukat, Mas. Padahal hambar, kan, ya? Tapi suka aja.” Mas Fendi memang tidak bertanya, tetapi aku hanya ingin dia tahu buah kesukaanku. “Kenapa suka kalau udah tahu hambar?” “Enggak tahu. Ya suka aja. Apalagi kalau dicampur kental manis yang coklat.” “Pantas saja

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN