43. Mendung yang Singgah

1719 Kata

“Loh, Sil! Kok keluar lagi?” Wiwik tampak kaget ketika melihatku membuka gerbang dan mengeluarkan motor. Dia tampaknya baru saja membeli makan di warung sebelah. Jeda dua rumah dari kos memang ada warteg yang selalu ramai. Aku juga cukup sering beli makan di sana karena rasanya cocok di lidahku. “I-iya, ini aku ada urusan.” “Urusan apa?” “Aku mau ke rumah sakit.” Aku menjawab jujur. “Hah?” “Temanku kecelakaan, Wik.” “Kecelakaan?” Wiwik langsung membatuku menahan motor ketika aku terlihat hampir oleng. “Iya, dan aku harus susul dia sekarang juga.” “Bentar!” Wiwik menahanku ketika aku hendak naik motor. “Kamu nangis, Sil. Kamu yakin mau naik motor dalam kondisi begini? Mau aku anter?” “Enggak, enggak perlu. Kamu juga baru pulang. Aku bisa sendiri.” “Yang bener, Sil? Barusan aja kam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN