4. Ulah Sang Andik

658 Kata
"Dari mana kamu, Pril?" Tanya Ibu yang melihat putrinya baru masuk rumah. "Lari pagi, bu, " Jawab April. "Oh. Ayo, sarapan. Ibu sudah buatkan kamu nasi goreng. " "Nanti saja, bu. Aku mau mandi dulu. Bau acem. " Cengir April. "Hendri mana, bu? " "Sepertinya semalam nggak pulang. Paling tidur di rumah Jodi." "Kebiasaan. Punya rumah tapi jarang pulang. " April melangkahkan kaki menuju kamarnya. Setelah mandi dan berganti baju dia kembali ke meja makan karena perutnya sudah meraung-raung minta di isi. Sebelum itu dia mengambil ponsel yang sehabis subuh tadi ia charger. "Pagi... Mbak ku yang cantik. " Sapa Hendri yang sudah duduk di meja makan. Bocah 17 tahun itu sudah memasang senyum terbaiknya. April memutar bola mata. Dia sudah hafal jika Hendri memangilnya seperti itu pasti adiknya itu akan meminta sesuatu seperti uang, pinjam mobil atau melakukan sesuatu yang akan membuat April marah. Hendri Afriansyah sebenarnya adalah sepupu April. Ketika bocah itu berusia enam tahun orang tuanya mengalami kecelakaan dan meninggal. Sebelum meninggal Ibu Hendri, Hana, menitipkan Hendri pada Mahmud kakaknya, Ayah April. Karena Mahmud adalah satu-satunya saudara yang ia miliki. Sedangkan ayah Hendri, Teguh, tidak mempunyai saudara. Mahmud menyanggupinya begitupun dengan Mia, istrinya. Tangan April menarik salah satu kursi di meja makan dan duduk disana. Ibu menyodorkan sepiring nasi goreng dengan suwiran ayam. "Makasih, Ibu, " Ucap April. "Sama-sama, sayang, " Jawab Ibu yang juga sarapan di meja makan. Diam-diam Hendri sering melihat kearah kakaknya yang duduk di depanya. Sepertinya kakaknya belum membuka ponselnya. Selesai sarapan April duduk santai di sofa ruang tamu. Tangannya menekan tombol power pada ponselnya. Beberapa detik kemudian begitu banyak muncul notifikasi pesan masuk. Tidak seperti biasanya ia mendapatkan berondongan pesan sebanyak itu. Mulai dari Nurma, sepupu-sepupunya, para pegawainya, sampai tetangganya. Nurma : Siapa itu Pril? Kok nggak pernah bilang ke aku kalau lagi dekat sama cowok Wiwik (Sepupu) : Cakep mbak... Calonnya ya? Di tunggu undanganya Ria (Pegawai toko) : Itu bukanya Kakaknya Fahmi, ya, mbak? Ih, mbak April diem-diem pacaran sm mas Ozy. Surprise banget. Hehehe... Ita (Tetangga) : Akhirnya Mbak April punya gebetan. Kayaknya mukanya nggak asing??? Dan masih banyak pesan yang lainya. April bingung ini maksudnya apa? Kenapa banyak pesan yang tidak jelas dan kenapa menyebutnya berpacaran dengan Ozy. "Ini maksudnya apa??? " Gumam April tidak mengerti. Gadis itu tidak membalas pertanyaan-pertanyaan yang masuk ke ponselnya. Pikirannya masih binggung mencari-cari jawaban kenapa menyebutnya menjalin hubungan dengan Ozy. Bertemu dengan Ozy saja baru dua kali, nomer ponselnya pun April tidak tahu. Tapi kenapa orang-orang berpikiran seperti itu. Apalagi Nurma juga ikut berkomentar padahal April tidak pernah menceritakan tentang Ozy pada sahabatnya itu. Tangan April menekan kolom Status di w*****p dan akhirnya ia menemukan jawabanya. Adiknya, si Hendri Afriansyah mengupload sebuah foto. Foto April dan Ozy tadi pagi. Berjalan bersama dan terlihat saling tertawa. Dan yang membuat April membelalakan matanya saat membaca caption di status adiknya 'Calon kakak ipar ' "Hendriiiii.... " Teriak April marah. Hendri yang berada di garasi rumah hanya tertawa cekikikan dan langsung pergi dari rumah menggunakan sepeda anginya. SATU JAM SEBELUMNYA... Hendri baru saja keluar dari rumah Jodi, tetangga sekaligus teman sekolahnya. Tadi malam bocah itu tidur di rumah Jodi karena begadang main PS. Hendri keluar dengan wajah khas orang bangun tidur, muka bantal, rambut acak-acakan, dan menguap beberapa kali. Kaki bocah itu baru beberapa langkah melewati pagar rumah Jodi saat pandangannya tertuju pada dua orang yang tidak jauh darinya. Matanya menyipit memastikan pandangannya tidak salah. Itu April, kakaknya. Tapi bersama siapa? Wajahnya seperti tidak asing. Otaknya berpikir mencari jawaban dan ia menemukan jawabanya. Itu kakaknya Fahmi, Ozy. Tiba-tiba di otaknya muncul sebuah ide. Bocah itu buru-buru kembali ke halaman rumah Jodi dan sembunyi di balik pohon Mangga yang lumayan besar. Ketika April dan Ozy melewati rumah Jodi diam-diam Hendri memotret dua makhluk itu. Mereka terlihat akrab dan sesekali tertawa. Pemandangan yang jarang sekali Hendri lihat dari kakaknya. Dan akhirnya bocah itu meng-upload foto itu ke akun medsosnya. Tak lupa menulis caption 'Calon kakak ipar'.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN