Bab 9: Terjebak

1066 Kata
Mikha menatap dirinya di cermin, gaun pesta yang Dominic berikan sudah melekat di tubuhnya, padahal Mikha membawa gaunnya sendiri, tapi kenapa Dominic memilih yang lain untuk ia pakai malam ini. Mikha memutar tubuhnya dan menunjukkan bagian belakang tubuhnya yang terbuka menampakan punggung mulusnya, bagian depan dengan bentuk V yang menampakan sedikit belahan dadanya, gaun ini menampakan keseksiian yang elegan, dengan panjang menyapu lantai namun belahan hingga setengah paha, membuat Mikha nampak seperti gadis dewasa. Ya, tentu saja di usianya sekarang dia bisa disebut dewasa, hanya saja selama ini orang tuanya selalu menjadikannya seorang putri kecil mereka, hingga Mikha tak pernah mengenakan gaun seperti sekarang. Apalagi keposesifan Mike sebagai ayah yang menjaganya selalu membuatnya nampak manis dengan gaun princess yang tertutup namun tetap mewah. Jadi saat ini Mikha sedikit risi saat punggungnya terbuka. "Kamu cantik." entah bagaimana Dominic tiba-tiba sudah berada di belakangnya dan menatapnya melalui cermin di depannya. Pria itu juga nampak tampan dengan tuxedo yang dia kenakan, rambut yang ditata kebelakang nampak membuat Dominic berkharisma juga nampak lebih muda dari usianya, jantung Mikha bahkan berdebar kencang saat ini,matanya menatap tak berkedip tepat ke arah mata Dominic yang juga menatapnya dengan lekat. Dominic memangkas jarak hingga punggung Mikha menempel di dadanya lalu dia mendaratkan kecupan di bahu Mikha "Dan, Seksii." pria itu menyeringai membuat Mikha semakin merasakan jantungnya meloncat- loncat. "Aku tidak nyaman, boleh aku pakai milikku saja?" Dominic menggeleng "Kita menghadiri pesta anniversary bukan ulang tahun anak mereka." "Tapi-" "Kamu cantik, Mikha. Percayalah," ucapnya meyakinkan, entah mengapa Mikha seolah terhipnotis apalagi senyum Dominic yang membuat pria itu berkali lipat lebih tampan. "Ayo." Dominic mengulurkan tangannya untuk segera pergi, hingga Mikha menyambut dan mereka pergi meninggalkan kamar hotel untuk pergi ke villa Tuan Steven. **** "Hallo Tuan Dom, terimakasih kau menyempatkan datang," ucap Steven menyambut kedatangan Dominic dan Mikha. "Selamat atas anniversary kalian," balas Dominic dan Mikha menyerahkan sebuah bingkisan kecil ke tangan Miranda "Selamat atas anniversary kalian Nyonya." "Terimakasih kau sudah datang, Mikha." "Saya merasa terhormat Nyonya." Mikha membungkukkan sedikit tubuhnya demi menghormati Miranda. "Maaf merepotkan mu, dari semua sekertaris yang mendampingi Tuan Dom, istriku lebih menyukaimu, jadi kami meminta Tuan Dom membawamu," ucap Steven pada Mikha. "Tidak, Tuan. Aku justru senang bisa datang." Miranda mencebik "Kamu tahu cukup menyebalkan saat melihat para wanita yang mencoba menarik perhatian suamiku." dia menggandeng tangan Steven "Dan melihatmu tak tertarik pada suamiku membuatku tenang." Mikha terkekeh "Anda pasti sangat mencintai Tuan Steven." Melihat bagaimana posesifnya dia pada Tuan Steven, membuat Mikha kagum. Ternyata, sungguh, cinta tak memandang usia. "Ya dan aku beruntung." Tuan Steven mengecup dahi istrinya. "Baiklah jika begitu, kami tak akan mengganggu kalian lagi." Dominic mendorong lembut pinggang Mikha agar mereka segera pergi. "Ya, nikmati pestanya." Setelah berpamitan pada Steven dan Miranda, Dominic menyapa beberapa rekan bisnisnya yang juga hadir dan beberapa pengusaha lainnya, sementara Mikha menikmati minuman di mejanya dengan mata yang meneliti sekitarnya lalu kembali pada Steven dan Miranda yang kini menjadi bintang di acara mereka. "Apa yang kamu lihat?" Mikha menoleh dan menemukan Dominic di sebelahnya. "Tidak ada, hanya melihat Tuan Steven dan Nyonya Miranda." "Kamu iri melihat mereka?" Mikha mengerutkan kening tak suka "Iri?" "Ya, matamu bisa sampai tak berkedip begitu." Dari mana dia tahu, sebab sejak tadi meski sibuk dia memperhatikan Mikha dari ujung matanya. "Tuan, gak bisa bedakan antara kagum dan iri ya?" Dominic terkekeh "Siapa tahu kamu kan baru putus cinta, pasti gak tahu harus bermesraan dengan siapa." Mikha mencebik, padahal Mikha tak memikirkan sama sekali tentang pengkhianatan kekasih sialannya. "Padahal tawaran dariku masih berlaku..." "Maafkan aku Tuan, aku ingin mengambil camilan." Mikha segera bangkit untuk menghindari perkataan Dominic selanjutnya, kenapa sih dengan pria itu, memangnya dia w************n yang mau- maunya jadi simpanan, lagi pula apa dia tak merasa bersalah pada istrinya saat melakukan itu. Dominic terkekeh merasa berhasil membuat Mikha kesal. Mikha pergi ke stand makanan dengan menggerutu kesal, meskipun dia begitu menyukai Dom, dia tidak mungkin membiarkan dirinya menjadi simpanan. Baru saja dia berniat mengambil segelas minuman dia melihat seseorang menghampirinya. "Kau disini?" tanyanya dengan wajah penuh senyuman lalu melihat Mikha dari atas ke bawah, gadis ini tampil sangat cantik dan seksii, tak seperti biasanya, Mikha nampak lebih dewasa malam ini "Aku tak menyangka bisa melihat mu disini." Pria itu menyedorkan minuman ke arah Mikha hingga Mikha mau tak mau menerimanya. Mikha acuh dan hanya menyesap minumannya, mood nya sudah jelek, tak bisakah lebih jelek lagi dengan kedatangan Giovan "Kau sungguh datang dengan pria itu?" "Apa urusannya denganmu?" dalam tiga kali sesapan minuman itu hampir tandas. "Tidak, aku hanya kira kemarin kamu hanya berbohong, ternyata benar, kamu sekarang menjadi selingkuhan pengusaha kaya itu." Sejak tadi dia memang memperhatikan Mikha, dan melihat bagaimana interaksinya dengan Dominic. "Tak disangka selama ini kamu hanya berpura-pura suci dan tak mau disentuh olehku, tapi sekarang kamu melakukannya dengan pria yang bahkan usianya jauh di atas kita." pertemuan mereka di hotel tentu membuat Giovan mengira Mikha memiliki hubungan khusus dengan Dominic, apalagi penampilan Dominic yang hanya mengenakan handuk kimono, membuat Giovan berpikir yang tidak- tidak. Mikha menaikan alisnya, sekuat tenaga dia berusaha agar tak menyiram minumannya ke muka Giovan, jelas dia tak bermaksud menjelaskan, dia tak peduli dengan pemikiran m***m pria itu, jadi dengan tenang dia berkata "Kamu kira apa? jelas dia tak bisa di bandingkan denganmu, meski aku tak pernah tidur denganmu, aku jelas tahu kalau Tuan Dom pasti lebih hebat darimu." Mikha menaikan gelasnya lalu menegaknya sampai habis, baru saja dia berbalik hendak pergi, Mikha merasakan tubuhnya terasa linglung, dan hendak terjatuh andai seseorang tak menopang tubuhnya. "Lepaskan aku." Mikha mendorong Giovan namun pria itu bergeming. "Bagaimana rasanya, Mikha?" Mikha mengerutkan kening tak mengerti, hingga Giovan terkekeh "Ayo aku bantu." Mikha ingin menolak namun dia merasakan tubuhnya terasa lemas dengan kepala yang berdenyut nyeri. "Apa yang kau masukan ke minumanku?" ucapnya dengan suara yang lebih menyerupai bisikan, jelas Mikha tak akan semabuk ini jika itu hanya satu gelas minuman. Giovan terkekeh "Hanya sesuatu yang akan membuatmu tak berdaya." Mikha sekuat tenaga melawan, namun tubuhnya yang lemas sekaligus merasa mati rasa di beberapa bagian, tak bisa melakukan hal lebih selain mengikuti langkah Giovan dengan kaki agak terseret terus menjauh dari aula pesta. "Aku tidak akan melepaskan kau, brengsek." "Tidak masalah, tapi setelah aku yang tidak akan melepasmu lebih dulu." Giovan berhenti di sebuah gudang, dan memasukinya "Mungkin tempat ini tidak layak, tapi aku pastikan ucapanmu yang mengatakan dia lebih hebat akan terpatahkan." Mikha menggeleng pelan saat Giovan mulai membuka kancing kemejanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN