Bunyi alarm mobil seolah berdentum-dentum di telinga Sasha ibarat nyanyian pengantar tidur, membuatnya ingin roboh sesaat mengatur napas. Namun, tidak ada waktu untuk bermanja-manja. Mereka bertiga segera meninggalkan tempat itu menuju tujuan semula, yaitu mini market di arah Selatan. Sasha meraih Ian ke dalam pelukannya, meringis ketika mengepalkan tangan. Telapak tangannya sangat perih menusuk. Bahunya seperti dipelintir dari dalam. Beberapa meter lagi mini market ada dalam jangkauannya, Sasha akan mengobati lukanya di sana. Mereka berlari tergopoh-gopoh melewati kawanan zombie yang terjebak pada pagar lorong empat sebelumnya. Salah satu di antara mereka adalah pengemudi bentor langganan Sasha sewaktu masih kuliah dulu. Perempuan itu memalingkan wajah, tidak tega melihat pemandangan di