10

1117 Kata
Setelah beberapa jam mengudara, akhirnya pesawat yang dinaiki oleh Rora dan Ceres mendarat sempurna di Bandung. Gelapnya pagi buta menyambut Rora dan Ceres di Bandung. Rora meminta untuk langsung pergi ke makam Mamanya. Namun Ceres menolak karena keadaan Rora, Ceres pun mengajak Rora untuk ke apartemen milik Ceres yang ada di Bandung untuk beristirahat terlebih dahulu. Baru nanti, mereka akan ke makam Mama Rora. "Tapi Ceres janji yaa" ujar Rora. "Janji" jawab Ceres penuh keyakinan. Saat ini Aurora sudah tertidur nyenyak di salah satu kamar yang ada di apartemen Ceres. Sementara Ceres sedang memesan makanan untuk mereka berdua. Di Jogja, Angga yang baru kembali dari rumah sakit pun mencari-cari Rora. Tadi, di rumah sakit emosinya keluar dengan membentak Papa Rora yang merupakan omnya. Angga tidak habis pikir karena Papa Rora lebih memilih Mentari yang notabene adalah anak tirinya daripada Rora yang merupakan anak kandungnya. Angga pun ke rumah Aurora, namun disana hanya ada Bi Sri dan Mang Udin. "Bi, Aurora kemana?" tanya Angga. "Lohh bukannya non Rora teh sama mas Angga ya?" tanya Bi Sri. "Engga bi. Emangnya dari tadi malam Rora belum pulang?" tanya Angga lagi. "Iya mas. Non Rora sama sekali belum pulang" ujar Bi Sri dengan khawatir. "Yaudah bi, bibi tenang aja biar saya yang cari Rora. Kalau nanti misalnya Rora pulang tolong kabarin saya ya Bi" ujar Angga yang diangguki oleh Bi Sri. Angga pun langsung pergi menuju ke SMA PERTIWI, padahal Angga sendiri tidak memakai seragam SMA nya. Rencananya Angga akan membolos hari ini jika Aurora tidak di sekolah. Sesampainya di SMA PERTIWI, Angga langsung berlari menuju ke kelas Aurora. Dengan ngos-ngosan dia bertanya ke teman-teman Aurora. "Hoshh.. Aurora udah dateng ke sekolah atau belum?" tanya Angga. "Belum Ngga, kenapa?" tanya Rasi. "Iya ga biasanya Rora belum berangkat nih. Telat bangun mungkin" ujar Gita. "Rora ilang" jawab Angga. Galaksi yang mendengarnya pun langsung sangat khawatir. Ra, kamu dimana. Batin Galaksi sembari melihat bangku kosong didekatnya. "Ngga terus gimana" tanya Gita. "Gua bakal nyari Rora" ujar Angga. "Gua ikut" jawab Galaksi. "Kalo lo ikut cuman mau nyindir Rora lagi mending lo disini aja" ujar Angga kepada Galaksi dengan sinis. "Gua ga bakalan lagi kayak gitu" ujar Galaksi membuat Angga mengangguk dan mereka berdua pun keluar dari kelas. Saat mereka berjalan, mereka bertemu dengan Matahari. "Gua denger Rora ilang. Itu bener?" tanya Matahari dengan nada bergetar. Namun dari Angga dan Galaksi tidak ada yang menjawabnya. "Jawab gua b*****t" ujar Matahari membuat Angga mendekati Matahari. "Ya. Rora ilang. Dan itu semua gara-gara keluarga lo" bisik Angga dengan sinis. "Rora... " lirih Matahari dengan bergetar. Mereka bertiga pun mencari Aurora. * Sementara itu, di Bandung Rora dan Ceres sedang sarapan. Tadinya Rora tidak mau makan. Namun setelah dibujuk dengan diiming-imingi 3 hari di Bandung, akhirnya Rora mau makan. Setelah makan, mereka berdua pun melanjutkan pergi ke makam mama Rora. Di makam mama Rora, Rora sama sekali tidak menangis. Rora selalu memancarkan senyuman. Dan Ceres tau setelah ini Ceres akan melihat topeng dari Aurora. "Mama gimana kabarnya. Rora kesini lagi loh sama Ceres" ujar Rora. "Siang Mah, Ceres bawa Aurora tersayang kesini nih" ujar Ceres. "Ihh Ceres" ujar Rora. "Mah, Rora nggak bahagia. Tapi Rora selalu berusaha untuk ga menangis Mah" ujar Rora. "Mendung, Ra, kita pulang dulu yuk. Besok kesini lagi" ajak Ceres yang diangguki oleh Aurora. "Mah Rora sama Ceres pulang dulu yaa. Besok kesini lagi kok" ujar Rora. "Mah, Ceres juga pulang yaa" ujar Ceres. Mereka tidak langsung pulang, melainkan, mereka berkeliling-keliling dahulu di Bandung. Sampai sorenya mereka memutuskan untuk membeli baju di mall, karena mereka baru ingat bahwa Rora tidak membawa baju sama sekali. Aurora pun membeli baju, setelahnya mereka pergi ke Timezone atas keinginan Aurora. Timezone disini sangat ramai, bahkan ada kumpulan remaja yang sedang asyik bermain. Sepertinya mereka satu geng. Aurora melihat itu, ada beberapa cowok yang memakai mesin pencapit boneka dan langsung berhasil mendapatkannya, disisi lain beberapa cewek yang ada di geng mereka mendapatkan boneka yang didapat itu. "Ceres, mau boneka" ujar Rora kepada Ceres. "Ra kamu kan tau sendiri aku noob bagian kayak gitu, masukin bola basket aja yaa" ujar Ceres. "Mau boneka" ujar Aurora. "Yaudah deh aku coba yaa" jawab Ceres membuat senyum Aurora kian merekah. Ceres pun mencoba untuk mengambil boneka tapi tetap saja usahanya sia-sia. "Ra, nanti aku beliin aja ya. Terserah deh kamu mau boneka yang mana" ujar Ceres. "Rora ga mau beli, maunya yang didalem" jawab Rora yang didengar oleh orang-orang yang tadi mengambil boneka dengan mudahnya. Salah satu dari orang itu mendekati Aurora dan Ceres. "Mau bonekanya? Ini buat lo" ujar orang itu. "Seriusan? Ini buat Rora?" tanya Rora bahagia melihat boneka Panda yang saat ini sudah di dekapannya. "Iya" ujar cowok pemberi boneka itu. "Ah god, thanks ya bro udah bantuin gua. Oh ya gua Ceres dan dia Rora" ujar Ceres. "Santai aja lah bro. Gua Andra" jawab cowok itu. "Kalian ga dari sini ya?" tanya Andra. "Kita dari Jogja, but dulu pernah tinggal disini. Pernah SMP juga disini" ujar Ceres. "Oh ya? SMP mana?" tanya Andra. "SMP PAHLAWAN" jawab Aurora. "Temen gua juga ada yang dari sana. Bentar gua panggilin dulu. Cinta, Rama, nih ada anak SMP PAHLAWAN" ujar Andra. "Ceres, Aurora" teriak Cinta. "Cinta?" ujar Rora. Rama dan Cinta pun sangat kenal dengan Ceres dan Aurora, karena dari dulu mereka memang dekat. "Eh pada mau kemana nih?" tanya Rama. "Paling makan sih" ujar Ceres. "Gabung kita aja" ujar Lola. "Boleh?" Tanya Rora. "Boleh dongg" jawab Andra. Mereka pun makan bersama di CafeAntariksa. "Oh jadi kalian di Jogja sekarang" ujar Rama setelah mendengar cerita Ceres. "Iya" ujar Ceres. "Wah ini mah kumpulan anak Jakarta, Bandung, Jogja sama Bogor" ujar Lola. "Bogor?" tanya Aurora. "Iya jadi Lola, Angkasa, Andra, Galan, dan beberapa dari mereka itu dari Bogor" ujar Lola. "Ohh iya" jawab Rora. "Btw kalian jadian akhirnya?" tanya Rama. "Sempet but udah putus, but Ceres ini my everything for me" ujar Rora membuat Ceres tersenyum kecut. "Berapa lama disini?" tanya Andra mengalihkan pembicaraan. "Maybe sampe minggu" ujar Ceres. "Wah bisa main bareng nih kita" ujar Andra. "Iya gass aja" jawab Ceres. Kemudian karena waktu sudah malam mereka pun berpisah untuk pulang ke tempat tinggal masing-masing. Rora dan Ceres pun sampai di apartemen. "Ga nyangka ya Ra kita ketemu Rama sama Cinta" ujar Ceres. "Iya Res" jawab Rora. "Yaudah sekarang Rora tidur yaa. Besok kan mau main" ujar Ceres. "Tapi ke makam mama dulu kan?" tanya Rora. "Iya Rora" jawab Ceres. Rora pun tidur. * Sedangkan di Jogja, kekalutan menyelimuti hati Matahari, Angga, dan Galaksi. Mereka masih belum bisa menemukan Rora, yang semakin membuat mereka khawatir adalah handphone Rora ayang tidak aktif. Ra kamu dimana. Maaf. Batin Galaksi. Rora, cone back again please. Batin Matahari. Rora, jangan bikin aku khawatir gini. Batin Angga.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN