"Itu! Target sudah di depan mata." Marimar memberi tahuku. Sekarang kami berada di parkiran mobil tepatnya masih di dalam mobilnya Marimar. Aku menatap Ardigo yang berada di salah satu butik. Aku merenung, apa dia mau beli dress untuk teman kencannya? Kok nyesek gini sih. Huaaa... "Woy! Ah elah, di kasih tau malah melamun." Marimar merajuk sebal. Aku hanya cengengesan tanpa rasa bersalah. Habisnya di depan mata ada cowok tampan rugi tau di anggurin. Rugi banget! "Hehe... Maaf, lagi fokus sama di depan mata." Kilahku. Marimar memutar kedua bola matanya dengan jengah. "Listen! Sekarang fokus kamu ada di aku. Kamu harus dengar baik-baik plan-nya agar akting kita sangat bagus di depan matanya. Bagaimana?" Aku mengangguk patuh, "apaan plan-nya?" Kini fokusku beralih mendengarkan aba-