Part 21- Never Ending

1269 Kata

  "Bundaaaa...." panggil anakku, Disya, yang sekarang umurnya tiga tahun. Dia anak perempuanku yang cantik, tapi sifatnya centil seperti, ehem... bundanya. Aku yang sedang mengaduk kopi untuk Ardigo, langsung menghentikan kegiatanku dan beralih menatap anakku yang sedang memeluk kakiku dengan erat. Dia terisak pelan sambil membawa boneka Frozen, Elsa. "Kenapa sayang?" Tanyaku seraya mengangkat tubuh anakku. Disya memeluk leherku, kebiasaan dia kalau sedang bersedih, dia selalu butuh pelukan hangat untuk meredakan tangisnya. "Abang Olan, jaat, Bun. Maca Bang Olan bilang Dica bocah ingusan, Bun. Kan, Disya gak ingusan lagi kalena Disya gak pilek." Ucapnya membuatku terkekeh. Olan, kerap disapa Orlando, anak Ferlyn tetanggaku. Entah kenapa, anakku yang masih kecil saja bisa jatuh cinta

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN