Bab 27

1379 Kata

Rupanya, pria bernama Anggoro itu benar-benar menepati perkataannya. Kami bertemu kembali saat makan siang di restoran hotel, ketika aku dan anak-anak tengah menyantap makan siang kami, Anggoro menghampiri meja kami dan menyapa kami dengan ramah. “Bang Anggoro sendiri?” tanyaku padanya. Setelah kami berbasa-basi singkat. “Iya, kebetulan rekan saya sudah pulang lebih dulu,” jawab Anggoro tersenyum. “Apa boleh saya bergabung, Non Lintang?” tanyanya kemudian. “Gimana anak-anak, apa Om Anggoro boleh gabung makan di sini?” tanyaku, menatap Satria dan Elok bergantian. Satria tidak menjawab. Anak lelakiku ini justru terlihat tidak menyukai dengan kedatangan Anggoro. Sedangkan Elok sejak tadi memandang penasaran sekaligus bingung dengan kedatangan pria yang usianya kutebak di atas Pram ini. “

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN