Malam ini Yuda lembur dan berencana akan ke apartemen setelah pekerjaannya selesai.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.00 tapi yuda tak juga mendapatkan telfon atau sms dari kekasihnya yang seperti biasa selalu mengiriminya sms jam segini.
Tiba-tiba tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Tio datang dengan wajah paniknya, hal itu membuat Yuda keheranan.
"Ada apa sob? Kenapa wajah lo panik gitu?" tanya yuda.
"Gila sob...Aset perusahaan kita terjual ke pesaing, apa lo ga nyadar?"
"Apa? Aset perusahaan? Ahh...jangan becanda sob.. "
"Siapa yang becanda sih....gua udah menyuruh jonathan kemari dan sekarang sudah dalam perjalanan, biar jonathan yang menjelaskan semuanya ke lo" kata Tio.
Beberapa menit kemudian Jonathan sudah berada dikantor saat ini.
"Apa benar yang dikatakan Tio?" tanya yuda.
"Iya benar sob...gua udah memeriksa semuanya dan ternyata benar, semua aset perusahaan lo terjual ke pesaing, dan tak ada yang tersisa sama sekali .."
"Kok bisa aset perusahaan kita terjual? Sebenarnya ada apa yang menjual semuanya? Bukankah hanya kuita berdua yang berhak atas itu?" tanya Tio mulai kesal.
"Gua simpan dokumen aset perusahaan kita di Apartemen, Lo tau itu dari dulu..."
"Gua yakin Pasti Lusi yang menjual semuanya...kalau bukan dia diapaa lagi? Bukannya hanya dia yang tinggal di apartemen lo? Ayo kita kesana...Panggil Polisi juga..."
"Lusi tidak mungkin melakukan itu, jika dia ingin Melakukannya pasti sudah sejak dulu ia melakukannya..." kata Yuda masih membela kekasihnya...
"Lo emang udah buta karena Wanita itu..."
"Gua ga pernah buta, gua tau mana yang benar dan tidak...".
"Kalian berdua apaan sih? Bukannya nyari solusi malah seperti ini...kita harus bersatu jika Masalahnya sudah seperti ini..." kata Jonathan mencoba Menghentikan kedua Sahabatnya itu agar berhenti berdebat...
"Lagian...Yuda terlalu bodoh ..gua yakin 100% jika Lusi yang menjual semua aset kita.. " kata tio lagi...
"Lebih baik kita buktikan..." kata Jonatan.
******
Sampai di Apartemen Yuda langsung membuka Pintu apartemennya menggunakan Password tapi Beberapa kali mencobanya pintu apartemen pintu tak juga terbuka.
Yuda keheranan dan Memencet bel beberapa kali tapi tak seorangpun yang membuka Pintu apartemennya.
Yuda,Tio serta Jonatan langsung Menuju ke bagian kantor Real Estate, Sampai disana Yuda disambut hangat oleh seliruh staf.
"Pak Yuda? Silahkan duduk pak, kebetulan ada yang ingin saya bicarakan..." kata salah satu staf.
"Ada apa pak?" tanya yuda...
"Istri anda menjual unit anda pagi ini dan sudah terjual juga pak, saya sempat heran dan curiga Kenapa tiba-tiba unit anda dijual, tapi karena saya mengenal Nyonya Lusiana jadi saya memberikan semua dokumen menyangkut unit anda, saya juga sudah menelfon anda pagi ini tapi anda tak bisa di hubungi..."
"Wanita licik..." umpat Tio kesal.
"Jadi unit saya terjual? mungkin pada saat anda menelfon saya sedang meeting"
"Iya pak, anda sendiri yang menandatanganinya ."
"Dia bukan istri yuda pak, dia hanya wanita licik yang sedang mengincar harta yuda" kata Tio.
Jonathan hanya bisa memberikan kode kepada Tio agar diam dan tak membuat masalah selagi yuda berbicara dengan salah satu staf.
Yuda langsung lemas mendengar hal itu, ia tak menyangka wanita yang ia manjakan selama jbu tega menipunya habis-habissan sedangkan mereka sudah menjalin hubungan selama setahun.
******
Sampaikan dikantor yuda,jonathan dan juga Tio hanya bisa diam saja.
Jonathan juga Sudah menjelaskan kerugian apa saja yang di alami perusahaan yuda.
"Trus sekarang gimana sob?" tanya yuda.
"Jika sudah seperti itu kita tidak bisa apa-apa, kita hanya bisa menunggu pagi, setelah itu kita bisa melakukan apa yang harus kita lakukan.." jawab jonathan.
"Gua kan udah pernah bilang dan udah sering ngomong, jika lusi bukan wanita baik, gua punya firasat buruk ketika pertama kali bertemu dengan wanita itu, seharusnya lo dengerin gua dan nyokap lo, sekarang lo liat dan denger sendiri jika omongan gua dan juga keluarga lo benar...sekarang lo ngerugiin kita semua kan?" kata Tio menyalahkan yuda atas semua yang terjadi.
"Sudahlah sob.....saat ini bukan waktunya untuk saling menyalahkan, Kita harus memikirkan bagaimana jalan keluarnya"
"Dia terlalu mencintai wanita busuk itu dan mengabaikan istri sahnya jo...kalau gua ga apa-apa gua bisa kerja di perusahaan bokap, tapi para karyawan kita bagaimana? Kalau mereka kekantor besok pagi dan melihat Kantor ini di segel tanpa pemberitahuan sebelumnya kemereka, bagaimana?"
"Karena itu kita tenang dulu..." kata Jonatan mencoba menenangkan Tio yang sejak tadi khawatir.
"Lo udah lapor polisi jo?" tanya Yuda.
"Udah...mereka sedang dalam pencarian sekarang ini"
"Gua yakin wanita busuk itu sudah meninggalkan jakarta atau meninggalkan negara ini, secara kan dia banyak duit..." kata Tio...
Sejak tadi yuda hanya bisa diam saja mendengar u*****n serta kekesalan Tio karena ia mengerti, Dan juga ia merasa bersalah atas semua yang terjadi.
******
Jam sudah menunjukkan Pukul 1 malam tapi Delisa belum juga tertidur karena merasa seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
Walaupun sudah biasa suaminya tak pulang tidur dirumah tapi dia masih saja selalu merasa gelisah.
Delisa lalu keluar kamar dan meminum Segelas air putih.
"Non kenapa belum tidur?" tanya Minten.
"Perasaan saya ga enak..." jawab Delisa.
"Kenapa tidak istirahat saja non?"
"Iya mba..." kata Delisa.
"Baiklah non...Saya tidur duluan..." kata Minten.
Delisa mengangguk.
Delisa lalu duduk di depan meja makan dan menggenggam gelasnya.
Ia ingin sekali mendengar kabar suaminya dan mengetahui apa yang sedang di lakukan yuda di luar sana, walaupun ia tau jika Yuda bersama siapa.
"Daripada perasaanku ga tenang mending aku menelfonnya walaupun Aku tau jika dia tak akan pernah mengangkat telfonku tapi mencobanya tak salah juga..." kata Delisa...
Delisa lalu ke kamar dan mengambil ponselnya di atas nakas...
******
Yuda dan kedua temannya masih berada di kantor saat ini tepatnya di Ruangan Yuda...Mereka sedang memikirkan bagaimana caranya bisa keluar dari masalah ini...dan bagaimana Kehidupan karyawan jika keluar dari kantor ini ...
Ponsel Yuda berdering dan telfon itu Dari Delisa.
"Siapa?" tanya Tio berharap itu kabar dari polisi.
"Delisa"
"Angkat saja, Dia pasti sedang khawatir.." kata Tio.
"Ga perlu.." Kata Yuda sembari menaruh ponselnya dengan nada silent di atas meja.
"Kita harus bagaimana sekarang? Apa kita akan di kantor ini seterusnya tanpa melakukan apa-apa?" tanya Tio.
"Tak ada yang bisa dinselanatkan Yud, tio...Perusahaan kalian Bangkrut dan Bangkrutnya itu memakan biaya yang begitu besar, apalagi sekarang kalian sedang menangani proyek besar dan kerugian itu sungguh mengerikan jadi dengan mengganti kerugian itu saja sudah membuat kalian susah apalagi ditambah dengan gaji serta pasangan karyawan.." Kata Jonathan.
"Itu kan!! Gua udah bilang kita pasti bangkrut...Karena perusahaan ini ada di bawa kita berdua... Jadi gua bakal mengurus Pesangon serta gaji karyawan dan Lo harus mengurus sisanya .." kata Tio kepada Yuda.
"Nilai Jual rumah gua berapa sob?" tanya Yuda.
"Apa sertifikatnya masih ada?"
"Masih...sertifikatnya gua simpan dirumah dan semua sertifikat Villa...Hanya Dokumen aset perusahaan dan Dokumen unit gua yang gua simpan di Apartemen karena belum sempat mengambilnya..."
"Itu belum cukup untuk membayar kerugian proyek kalian..." kata Jonatan.
"Tambah Vila di Bandung dan di Jogja serta beberapa mobil milik gua..Apa cukup?"
"Itu sudah lebih dari cukup sob...Sisanya bisa lo pakai untuk membeli rumah Yang lebih sederhana..." kata Jonatan.
"Tapi lo musti ingat...Nyokap lo belum tau tentang masalah ini.." kata Jonatan lagi.
"Gua bakal pulang pagi ini dan menceritakan semuanya kepada Nyokap, Gua ga tau apa yang akan terjadi tapi gua harus bertanggung jawab..." kata yuda.
"Kita akan berusaha bantuin lo, Tapi gua lupa satu hal, jangan hanya mikirin pengembalian kerugian saja, tapi pikirkan nasib kita berdua jika ada tuntutan menyusul..." kata Tio mencoba Mengingatkan sahabatnya
"Kalian berdua ga usah mikirin hal itu, Ada gua...Dan gua pengacara kalian, gua akan menanganinya..." kata Jonatan.