Di dalam ruang inap Delisa seialu mendekap tangan ibunya. Ia juga tak bisa jika harus kehilangan ibu yang selama ini dia sayangi. Tiba-tiba bunda Liana sadar dan melihat putrinya sedang mengenggam tangannya. ”Bunda ada di mana, Nduk?” tanya Bunda Liana. ”Bunda di rumah sakit.” ”Trus kenapa kamu menangis?” tanya ibu Liana sembari menyeka air mata putrinya. ”Siapa yang nangis? Wong Delisa hanya senang karena bunda sudah sadar.” Ponsel Yuda terdengar dan Iapun pamit kepada ayah mertuanya untuk mengangkat telfon di luar. ”Hallo? Ada apa, Yem?” tanya Yuda, ia tau jika yang menelfon adalah Payem pakai telpon rumahnya. ”Pak, saya cuma mau ngabarin kalau ibu Lusi— Ibu lusi” ”Ada apa dengan Lusi?” "Ibu Lusi--” ”Ada apa, Yem? Coba tarik napas dulu.” ”Apa? Lapor polisi sekarang juga, say