Sepanjang perjalanan, Tia sibuk memikirkan cara agar dirinya bisa keluar dari dalam mobil, tanpa diketahui oleh Saka maupun ibu Santi. “Nasibku, termasuk apa yang akan terjadi, ... semuanya sungguh hanya tergantung kepadaku! Aku enggak boleh langsung ketahuan! Bahaya kalau aku langsung ketahuan!” batin Tia masih meringkuk di kolong tempat duduk sebelah bagasi. Sekitar satu jam kemudian, mobil sudah berhenti, tapi Tia tetap belum menemukan cara agar dirinya bisa keluar dari mobil, tanpa ketahuan. Fatalnya, Saka sudah langsung mengunci mobilnya. “Ini rumah siapa? Andai ini rumah istri baru mas Saka, ... aku pastikan, ... baik rumah ini maupun rumah mas Saka, akan aku bakar!” batin Tia. Ia sudah duduk dan mencoba berdiri sambil mengawasi suasana di luar sana. Ia dapati, sosok yang membukak