Saat makan siang dikantin kampus bersama Suzan, ponsel Alona berbunyi satu buah notifikasi pesan masuk, dia melihat ternyata pesan dari Bintang.
My Bee
Selamat siang sayangku
Alona
Selamat siang juga Bintangku
My Bee
Sudah makan siang?
Alona
Ini lagi makan siang, kamu?
My Bee
Belum, mungkin sebentar lagi setelah ini.
Alona
Jangan telat makan siang nanti kamu sakit.
My Bee
Iya sayangku, nanti sore jadi ikut pemotretan?
Alona
Kalau boleh aku ikut.
My Bee
Tentu boleh dong sayang, nanti aku jemput dikampus jam berapa?
Alona
Aku ada kelas satu kali lagi jam 2 selesai.
My Bee
Okay aku jemput jam segitu yah, ditempat tadi
Alona
Sip!
My Bee
Aku mau makan dulu yah kalau gak nanti calon istri aku marah, dia kwatir aku sakit
Alona
Hahaha selamat makan
My Bee
Jangan nakal kamu disana!
Alona
Posesive bawel!
My Bee
I love you, ummach
Alona
I love you too
Alona senyam senyum dengan ponselnya membaca dan membalas pesan dari Bintang, Suzan yang sedari tadi memperhatikan Alona bingung dengan temannya itu.
"Seru banget sama ponsel, siapa yang kirim pesan?" tanya Suzan kepo.
"Seseorang," jawab Alona singkat,
Suzan melihat jari manis Alona ada melingkar cincin bermahkotakan berlian, langsung menarik tangan Alona, untung saja ponselnya tidak jatuh.
"Wowww ... cantik banget, hmmm ... ada sesuatu yang kamu belum ceritakan ke aku," ucap Suzan sambil menyipitkan matanya melihat Alona.
"Hehehe, kemarin malam dia melamarku," jawab Alona.
"HAH! siapa?" Sontak Suzan kaget pasalnya Alona tidak pernah terlihat jalan dengan pria manapun tau-tau dia dilamar oleh seorang pria.
"Teman lama ku semasa SMP dulu kami bertemu lagi saat acara fashion show waktu itu, lalu besok malamnya dia melamar aku," jawab Alona jujur.
"Ooohhh so sweet ... jodoh gak kemana yah, dari Indonesia malah melamar di Paris." Suzan terkekeh.
***
Jam dua teng Bintang benar-benar menepati janjinya, dia menjemput Wlona ditempat tadi pagi dia menurunkannya.
Alona masuk kedalam mobil Bintang,
"Hai sayang, gimana kuliahnya?" Tanya Bintang sambil mencium pipi Wlona dan memasangkan sabuk pengaman untuk wanita itu.
"Selalu menyenangkan," jawab Alona dengan senyuman.
Bintang menjalankan mobilnya menuju tempat pemotretan untuk produk barunya underware khusus dewasa. Sesekali bintang meremas lembut jemari Alona dan menciumnya. Alona hanya membalas dengan senyuman.
***
Tiba di lokasi pemotretan, sebuah studio yang lengkap dengan alat-alat photografi dan sudah ramai dengan beberapa orang pria dan setengah pria.
Semua mata tertuju pada Bintang yang menggandeng pinggang Alona dengan mesra dan romantis, Bintang memperkenalkan Alona pada asistennya dan juga manajernya.
"Hai, bro akhirnya sampai juga yah, gue kira loe nyasar," ejek Reno, Bintang hanya melempar senyum receh
"Bintang?! nyasar di Paris?! sorry ajah! dengan menutup mata aja gue bisa sampai disini." jawab Bintang sombong
"Ini cewe cantik siapa? kenalin dong." tanya Ivan menunjuk Alona dengan dagunya.
"Oiaaa kenalin ini Aalona Fransiska Kencana Budiman, istri gue," jawabnya asal, Bintang memperkenalkan Alona kepada orang-orang disana sebagai istrinya, apa-apaan dia! mata Alona melotot lalu mencubit perut six pack Bintang.
"Akh! sakit sayang?" teriak Bintang, "hahaha, sorry ralat gais, calon istri tepatnya, ini tunangan gue," lanjutnya lagi mengklarifikasi ucapan yang sebelumnya. Alona bersalaman dengan Reno dan Ivan
"Alona,"
"Reno,"
"Ivan,"
Mereka menyebutkan nama masing-masing saat bersalaman.
"Udah jangan lama-lama salamannya," Bintang menarik tangan Alona agar tidak terlalu lama bersentuhan dengan kedua temannya.
"Ishh pelit banget loe," Ivan ngedumel.
Bintang menyuruh Alona duduk bersebelahan dengan Reno menunggu dirinya sampai selesai sesi pemotretan.
***
Bintang keluar dari ruang ganti hanya menggunakan handuk yang melilit dipinggangnya, badannya yang six pack seperti roti sobek membuat mata Alona tidak berkedip sedikitpun, sampai Bintang menghampiri dirinya dan mengulurkan tangannya mengelap pinggiran bibir Alona.
"Gak usah sampai ngiler gitu sayang ngeliatin body aku," goda Bintang, sontak Alona kaget karena sentuhan tangan Bintang mengelap ujung bibir Alona.
Muka Alona merona karena ketahuan terpesona dengan tubuh atletis Bintang. Reno yang duduk disebelahnya terkekeh melihat kedua sejoli itu.
"Badan kamu mengingatkan aku sama roti sobek, pengen aku comot terus aku makan," ucap Alona jujur dipikirkan dia beneran roti sobek karena dia lagi laper. Tawa Bintang pecah, dia menunduk dan mencium kepala Alona dengan gemas.
"Yuk ... Bintang siap-siap, sekarang giliran kamu," suara fotografer memanggil Bintang.
Bintang bersiap berdiri di depan, lampu-lampu menyorot dirinya dan team make-up sedikit merapihkan rambut Bintang dan mengolesi lotion ditubuh Bintang biar sedikit mengkilat, setelah itu dia membuka handuk yang melilit dipinggangnya, lalu berpose sesuai dengan arahan fotografer.
Beberapa foto diambil oleh fotografer untuk diseleksi diambil yang terbaru untuk dipajang di iklan-iklan, spanduk, billboard iklan.
"Done! awesome! you will be a super star super model." ucap sang fotografer, semua bertepuk tangan untuk Bintang saat sesi foto selesai.
"Ya, saya memang sudah jadi bintang sejak lahir," ucap Bintang sambil memakai kembali handuk di pinggangnya.
"Good job bro?" ucap Reno saat Bintang mendatangi Alona yang duduk bersebelahan dengan dirinya, dan memberi salam ala laki-laki.
"Aku keren gak tadi sayang?" tanya Bintang pada Alona, kedua jempol Alona terangkat.
"Keren, banget!" puji Alona.
Sesi pemotretannya ga begitu lama karena Bintang adalah model yang profesional dan gampang mengikuti arahan sang fotografer jadi mudah di ajak kerjasama.
Bintang kembali ke ruang ganti, dan dia kembali menggunakan pakaiannya dengan komplit, tidak lupa dia mencuci mukanya agar tidak ada make-up yang menempel di wajahnya saat dia keluar lokasi.
"Dari sini kita mau kemana sayang?" tanya Bintang pada Alona saat mereka sudah didalam mobil.
"Makan, aku laper sumpah," jawab Alona jujur
"Ga usah pake sumpah aku percaya kamu laper, aku dengar perut kamu bunyi dari tadi," goda Bintang membuat alona mendadak memegang perutnya.
***
Tiba di restaurant langganan Bintang, mereka duduk di sudut restaurant yang memang diperuntukan khusus hanya dua kursi saja, tidak banyak orang lalu lalang dan dari sana mereka mendapatkan pemandangan yang bagus. Bintang memanggil pelayan restauran dan memesan makanan untuk mereka berdua.
"Kamu pesan apa sayang?" tanya Bintang, satu tangannya meremas lembut jemari Alona, tangan satu lagi memegang buku menu dan menyerahkannya pada Alona.
" Soupe a l’oignon, Confit de Canard, Creme Brulee," menu pilihan Alona, bintang memilih restaurant dinning yang resmi, membuat mereka harus memilih makanan dari makanan pembuka, makanan utama dan makanan penutup yang manis.
" Soupe a l’oignon, Beef Burguignon, and for the dessert hmmm ..."
"Crepes?" sahut Alona saat Bintang bungung dengan dessertnya,
"Kamu masih inget kesukaan aku?!" Bintang senang ternyata Alona masih mengingat makanan kesukaan Bintang padahal itu sudah beberapa tahun yang lalu sejak SMP.
"Iya inget lah karena kamu kalau kemana-mana pasti jajannya crepes" jawab Alona mengingat masa SMP mereka.
"Kamu kenapa mengajak aku kesini sih? dinning restaurant itu agak ribet tau ga." Alona protes saat Bintang mengajaknya kesini, kalau boleh milih dan kalau saja di Paris ada warteg dia akan lebih memilih ke warteg, makan tinggal tunjuk, menunya banyak, duduk bisa angkat kaki, bisa nambah, harganya murah lagi.
"Terus kamu mau makan dimana?" tanya Bintang heran, selama ini semua wanita yang dia ajak kencan pasti memilihnya ke restauran seperti ini, yang berkelas dan mahal, tapi kenapa Alona malah protes pikirnya.
"Warteg!" jawab Alona asal
"Hahahaha, yang benar saja sayang, Masa aku ajak wanita secantik kamu makan diwarteg, lagian disini mana ada, ngaco kamu." Nintang tertawa geli mendengar Alona malah pengen makan di warteg.
"Kamu gak kangen masakan Indonesia?"
"Kangen sih, tapi tidak saat ini, aku lebih kangen sama kamu karena kita baru bertemu setelah beberapa tahun lost contact,"
"Gombal!"
Obrolan mereka terhenti saat pelayan restauran membawakan pesanan mereka.