Status baru 2

1127 Kata
Malam ini Alona benar-benar tidak dapat memejamkan matanya, tidurnya gelisah. Dia mencoba menutup seluruh dirinya dengan selimut berharap bisa segera tidur, tapi yang ada dia engap karena kekurangan asupan oksigen dibalik selimutnya yang tebal. "Huff! ... huff!!! ... iisshhh Kenapa jadi ga bisa tidur begini sih?!" Alona teriak, dia mengacak-acak rambutnya. Ucapan Bintang terus terngiang di telinganya, Alona beranjak dari kasurnya, dia pergi ke balkon dan duduk disana memandangi cicin yang melingkar pada jari manisnya, dia terus mengingat momment yang baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. ~Flashback on~ "Oh my God, Alona ... siapa yang lagi bercanda, aku serius, sayang!" Ucap Bintang lalu dia mengeluarkan kotak kecil lalu membukanya, disana ada sebuah cincin bermatakan satu buah berlian berkilau. Mata Alona membola melihat cincin itu bergantian melihat bintang. "Ini cincin siapa?" Tanya Alona, dia bingung mau ngomong apa, malah kata-kata itu yang keluar dari mulutnya. "Cincin tukang parkir restaurant yang tadi," jawab Bintang asal, membuat Alona tertawa lepas. "Hahaha kamu tuh gak bisa serius dikit gitu?" "Lahhh kamu yang aneh pertanyaannya begitu, jelas ini cincin keluar dari kantong aku berarti milik aku lah ... untuk kamu," "Seriusan?" Alona masih sangsi dengan Bintang "Aku mau serius sama kamu, menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman, aku mau kamu jadi pendamping hidup aku, kamu mau menikah sama aku?" Wajah Bintang sangat serius mengucapkan kata-kata itu pada Alona. "Ck! Orang mah dimana-mana pacaran dulu, tunangan, trus nikah ... ini mah langsung nembak nikah," Alona protes "Kan waktu SMP kita udah pacaran," "WHAATTT?!" Teriak Alona sampai Bintang menjauhkan kepalanya reflex menghindari suara dari gendang telinganya. "Volume suaranya tolong yah dikondisikan," "Hehehe ... sorry ... sorry ... akutuh kaget beneran Bintang," "Kita serius yah AL, sungguh ... aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu sejak kita SMP," ucap Bintang kembali memasang wajah serius mengucapkan isi hatinya, "Kenapa baru sekarang kamu bilang? kenapa ga dari SMP?" "Aku malu, aku takut kamu tolak, waktu kita lulus aku mau ngomong sama kamu tapi ketika orang tua aku bilang akan pindah ke Paris, aku urungkan niatku karena menurutku kalau aku ungkapkan isi hatiku, aku gak bisa tinggalin kamu di Indonesia, aku juga ga bisa tinggal sendiri di Indonesia. Kita juga masih sekolah waktu itu," Bintang berusaha meyakinkan Alona. Yang di ajak ngomong hanya menganggukan kepalanya tanda paham. "Jadi kamu mau menikah sama aku?" Sekali lagi Bintang melamar Alona, kepala Alona mengangguk tapi Bintang tidak puas melihatnya. "Apa?angguk-angguk doang!" Bintang mau Alona menjawab dengan kata-kata biar jelas status mereka. "Iya aku mau," jawab Alona "Mau apa?" Goda Bintang, membuat wajah Alona masam dia tau akan digoda sama pujaan hatinya. "mau menikah," "Menikah sama siapa?" "Sama tukang parkir restauran yang punya cincin ini," jawab Alona asal membuat Bintang tertawa lepas, dia terbahak-bahak mendengar kata-kata Alona, sampai terbatuk saking serunya ketawa. Lagi-lagi dia menepuk-nepuk dadanya dan Alona menepuk punggungnya, Alona memberikan sebotol air mineral untuk Bintang minum agar batuknya reda. "Eheem ..." Bintang berdehem menetralkan tenggorokannya. "Sudah?" Alona mengusap-usap punggung Bintang. "Iya sudah, makasih yah sayang," Bintang kembali menghadap melihat Alona, dia menarik tangan Alona yang tadi mengusap punggungnya, dan mencium tangan Alona. Lalu bintang memasangkan cincin itu dijari manis Alona. Mereka kembali berciuman bertukar saliva, Bintang menarik tengkuk Alona memperdalam ciuman mereka indra pengecap keduanya saling bertautan dan bermain didalam rongga mulut Alona. Tidak usah ditanya lagi bagaimana perasaannya saat itu, yang pasti dia senang luar biasa, seperti mimpi. ~flashback off~ Alona tersadar dari lamunannya saat ponselnya berdering, dia bingung siapa yang menghubunginya jam segini. my Bintang calling ... Wajah Alona berseri melihat ternyata pujaan hatinya yang menghubunginya, tapi kok jam segini. "Hallo sayang ..." sapa Bintang dari sana "Hai ... ada apa? kenapa telpon jam segini?" Tanya Alona "Aku ga bisa tidur," "Kenapa? Kamu kebanyakan minum kopi tadi" "Aku kangen sama kamu, kepikiran kamu terus makanya ga bisa tidur," "Gombal banget sih, baru berapa jam gak ketemu masa udah kangen," "Beneran ... eh tapi kamu juga belum tidur?koq jawab telp dari aku?" "Tadi habis ngerjain tugas kampus design busana, baru mau tidur," Alona membuat alasan padahal dia sama halnya dengan Bintang tidak bisa tidur. "Jangan terlalu diforsir sayang ... ya udah sekarang kamu tidur yah, selamat tidur cinta," pamit Bintang "Siapa cinta? Pacar kamu yah?" Goda Alona, entah sejak kapan Alona malah suka menggoda Bintang. "Alonaaaa ...." teriak Bintang gemas, kalau dekat pasti sudah dia cubit ujung hidung alona. "Hahaha ... bye Bintangku." lalu Alona memutuskan sambungan telponnya sepihak dari pada gak ada selesainya dan dia tidak tidur pikirnya. Alona meletakan ponselnya diatas nakas, lalu dia terlelap tidur. ___ Kriiinnggg! ... Alarm ponsel Alona berbunyi. Malas rasanya bangun saat dirinya baru tidur beberapa jam saja. Kalau tidak ingat cita-citanya menjadi designer terkenal Alona pasti akan kembali tidur. Tapi tepatnya sudah bulat, dalam kondisi apapun kuliahnya tetap nomer satu. Dia langsung bergegas siap-siap mau berangkat ke kampus. Sontak dia kaget saat membuka pintu dihadapannya bintang sudah berdiri tegak dengan senyum termanisnya dan membawa satu tangkai bunga mawar. "Pagi ... mau kekampus kan? aku antar kamu," ucap Bintang, lalu dia melemparkan satu ciuman pada pipi Alona. "Pagi juga ... kamu gak kerja hari ini? ga ada pemotretan?" Alona tau kalau bintang seorang model makanya dia bertanya soal jadwal pemotretan Bintang. Mereka melangkahkan kaki berjalan menuju lift. Saat didalam lift Bintang menarik pinggang dira merapat pada dirinya, "Pagi ini aku free, pemotretan nanti sore kalau kamu mau ikut aku jemput dikampus," ajak Bintang. "Aku sih pengen ikut, pengen tau bagaimana sebenarnya sesi pemotretan itu, tapi lihat kelas aku dulu yah, nanti siang aku kirim kamu pesan," Obrolan mereka terpotong karena list terbuka, mereka sudah sampai basement parkiran mobil apartemen, Bintang dan Alona memakai mobil Bintang melaju menuju kampus Alona. *** "Makasih yah, Bi. Kamu sudah nganter aku" ucap Alona saat mereka tiba dikampus alona. "Itu sudah jadi tugas sekarang, sayang." ucap Bintang membuat Alona meleleh. "Kiss dulu dong," pinta bintang sebelum Alona keluar dari mobilnya, Alona kembali duduk lalu mendekat dan mencium pipi Bintang, tidak puas hanya dengan pipi Bintang meraup bibir Alona dengan bibirnya dengan penuh nafsu, kalau saja mereka tidak ingat sedang berada dimana mungkin akan lain ceritanya bisa jadi mobil goyang. "Ahh! ... Bintang," desah Alona saat ciuman Bintang turun ke leher Alona. "Kenapa sayang?" Tanyanya setelah melepas hisapannya dari leher Alona. Dia langsung mengambil cermin melihat lehernya pasti ada tanda merah yang Bintang buat barusan. "AAAA! Bintang kamu ihhh ... aku mau kuliah, ini gimana? Ck!" Cium sih cium ga harus bikin tanda begini juga kali batin Alona protes dengan apa yang Bintang buat. "Sengaja biar ga ada pria lain yang mengganggu kamu, kamu milik aku" "Ck! posesive," decak Alona sambil melirik tajam "Aku gak mau kehilangan kamu lagi sayang, masa gitu aja ga ngerti," "Gombal!" Ucap Alona, dia langsung keluar mobil, dari luar Alona melihat Bintang sedang tertawa pasti menertawakan perkataan Alona yang terakhir.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN